Showing posts with label own. Show all posts
Showing posts with label own. Show all posts

Sunday, November 25, 2018

Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Judul : Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books (Mizan Group)
Tebal dan Tahun Terbit : 332hal, tahun 2014
Sinopsis : Dilan
Review :
"Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya."
Milea menceritakan kembali kenangan manisnya di tahun 1990 ketika ia bersekolah di SMA Negeri di Bandung. Ada Dilan diantara kenangan manisnya itu. Dilan yang pada awalnya membuatnya takut tapi pada akhirnya menjadi sosok yang tak bisa lepas dari ingatannya. Milea pada saat itu berpacaran dengan Beni, anak Jakarta. Kehadiran Dilan membuatnya mempertanyakan hubungannya dengan Beni. Beni selama ini baik terhadap dirinya, tapi juga tak jarang emosian dan mengatakan hal - hal kasar pada Lia (panggilan Milea).

Dilan itu lucu dan unik. Mengendari motor kemana - mana termasuk ke sekolah. Tidak suka diatur, jiwanya bebas, diajak berantem tidak takut, dicap bandel oleh guru, tapi sehari - harinya menggunakan bahasa baku dan punya segudang buku di kamar rumahnya. Uniknya Dilan itu parah.  Seringnya mengucapkan hal - hal tidak terduga, tapi dia manis, tidak obral janji, dan apa adanya apalagi ketika berusaha mendekati Milea. 


"Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu."

"Enggak tahu kalau sore."


"Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu."

"Kenapa?"
"Nanti, besoknya, orang itu akan hilang."



"Kalau aku yang marah ke kamu gimana?"

"Baguslah."
"Bagus? Biar aku gak mau ketemu kamu?"
"Tantangan, bisa enggak membuat kamu jadi gak marah."
"Tugasku ya membuat kamu senang."
"Kalau tidak bisa membuat aku senang?"
"Berarti, aku gagal jadi orang yang menyenangkanmu."


Sebelum membaca buku ini, aku sudah terlebih dahulu menonton filmnya. Kurang lebih ceritanya sama, jadi membaca bukunya hanya seperti pengulangan bagiku. Aku suka Dilan dengan semua keunikannya. Tapi yang menggangguku disini adalah Milea. Nggak mau spoiler (walaupun kurasa hampir semua penikmat buku sudah membaca buku ini), tapi Milea bagiku egois dan hanya mementingkan keinginannya sendiri. Dan ada satu lagi sosok yang lebih menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Kang Adi :D :D

Milea dan Dilan


Rating : 3/5


Saturday, November 17, 2018

Jingga untuk Matahari - Esti Kinasih

Judul : Jingga untuk Matahari
Penulis : Esti Kinasih
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal dan Tahun terbit : 448hal ; 18 Desember 2016
Sinopsis : Jingga untuk Matahari
Review :
Setelah sekian lama menyimpan buku ini dengan manis di rak lemari bukuku, entah angin apa yang membisikkan padaku untuk segera membacanya. Halamannya jauh lebih tebal dari kedua buku sebelumnya, tapi itu tidak menjadi masalah karena bagi yang menyukai dan mengikuti kisah Ari dari awal, halaman buku yang tebal adalah berkat! :) Dannnnnn. . . . .  meskipun tebal halamannya adalah 448hal, ternyata ini bukan trilogy saudara - saudara. Kisah rumit Ari - Ata dan Tari masih akan terus berlanjut lagi di buku ke-4 yang berjudul Jingga untuk Sandyakala. Bahagiakah aku? Jelas! Tapi disaat yang bersamaan aku juga sedih karena masih ada yang belum berdamai dengan masa lalunya. Dan entah akan ada berapa cerita menyesakkan lagi di buku selanjutnya. It ain't easy to read and feel about the twins' feelings. Mereka berdua menghabiskan masa kecil yang tidak sederhana seperti anak kecil pada umumnya. Mereka bahagia. Itu dulu. Dulu sekali ketika ibu dan ayah mereka masih bersama. Ketika mereka memutuskan berpisah, banyak hal buruk terjadi dan tak terelakkan. Ata dibawa pergi oleh ibunya dan Ari diasuh oleh ayahnya.

Ata meskipun hidup bersama dengan ibunya, tapi hidup mereka tidak mudah. Hidup nomaden dengan berpindah dari satu atap ke atap yang lain, dari hidup yang berkecukupan bahkan bisa dibilang berlebih dari segi materi, namun dalam sekejap kehilangan segalanya ketika memutuskan untuk berpisah. Ari yang tetap tinggal dengan ayahnya, tidak pernah merasakan artinya kekurangan, namun hidupnya jauh dari kasih sayang. Ayahnya lebih memilih menyibukkan diri di kantor, meninggal Ari tinggal sendiri di rumah dan membiarkannya tumbuh menjadi anak yang bandel dan suka tawuran.

Memang dalam suatu perceraian, yang paling dirugikan itu adalah anak - anak. Mereka yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian penuh malah harus kehilangan poin penting tersebut dalam hidup mereka. Banyak orangtua sekarang yang memiliki peran ganda, menjadi ayah sekaligus ibu ataupun sebaliknya, bagi anak mereka. But is it enough? 

Well, mari kita biarkan waktu yang menjawab itu. Balik lagi ke Ari - Ata dan Tari. Sejujurnya aku sudah tidak ingat lagi isi cerita buku kedua, tapi untungnya di buku Jingga untuk Matahari ini, penulis menceritakan sedikit kisah sebelumnya jadi bagi kita yang sudah terlalu lama tidak membaca series ini masih bisa mengerti jalan ceritanya. Setelah pembahasan antar keluarga yang panjang, akhirnya Ata dan mamanya memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan Ata akan bersekolah di sekolahnya Ari. Ata dan mamanya bukannya tanpa perjuangan untuk bisa ke Jakarta. Kakeknya harus menjual salah satu sapi terbaiknya agar Ata dan mamanya memiliki sedikit kemudahan ketika berada di Jakarta nanti. 

Kabar bahwa Ata dan mamanya akan kembali ke Jakarta membuat Ari luar biasa bahagia. Akhirnya ia akan kembali berkumpul bersama dengan mama dan saudara kembarnya. Satu hal yang ada dipikiran Ari. Ia akan mempertemukan Ata dan mama dengan ayahnya kembali. Tapi rencananya jauh dari kata berhasil. Belum sempat memulai, Ari harus menerima kenyataan bahwa hal itu adalah mustahil untuk dilakukan. 

Selain Ari yang menjadi favoritku sejak awal cerita, di buku ketiga ini, aku juga sangat appreciate hubungan pertemanan Ari, Ridho dan Oji. Ari beruntung banget punya sahabat kayak mereka berdua. Mereka bertiga punya kesulitan di keluarga masing - masing. Mungkin itu pula yang menyatukan mereka. Membuat mereka saling mengerti dan membantu satu sama lain. Di saat Ari sedang berada dititik terendahnya, Ridho dan Oji tidak pernah sekalipun meninggalkannya. Meskipun berulangkali Ari meminta mereka untuk tidak mengikutinya dan membiarkannya sendiri, Ridho dan Oji bertindak seperti bayangan yang selalu ada didekat Ari. How lucky they got each other's backs.

"Ridho sama Oji. . . dari dulu mereka begitu, bukan karena gue minta. Itu inisiatif mereka sendiri. Kapan mereka harus bohong dan kapan mereka harus jujur tentang kondisi gue. Kalo harus jujur, ke siapa aja kejujuran itu. Dan kalo harus bohong, berlaku untuk siapa aja kebohongan itu. Teman - teman terbaik yang pernah gue punya."

Dan Tari masihlah Tari. Walau sekarang berstatus pacaran dengan Ari, Tari belum terbiasa dengan tatapan teman - teman sekolahnya. Teman kelas sepuluhnya memandangnya bak putri kehormatan, bagi anak kelas duabelas, Tari seolah mangsa yang harus disingkirkan, terutama bagi Vero dan gengnya. Belum lagi dengan kemunculan Ata di sekolahnya, dan Angga yang hadir kembali dalam kehidupannya dan mengaku menyukainya. Akankah Tari bisa tetap setia dengan Ari? We'll see!

Rating : 4/5



Sunday, March 5, 2017

Tentang Kamu - Tere Liye

Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tebal & Tahun Terbit : 524hal, 30 Oktober 2016
Sinopsis : Tentang Kamu
Review :
Saya rasa saya sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pada indahnya cerita Sri Ningsih. Tidak, cerita Sri Ningsih tidak terus menerus bahagia, dia jatuh bangun menghadapi hidup yang keras, berhasil dengan inovasi yang diciptakan namun gagal karena ada saja yang pihak - pihak yang iri pada keberhasilannya. 

Yuk, berkenalan dulu dengan sosok Sri Ningsih. Dia gadis yang kuat, pribadi yang sangat positif. Dia juga mempunyai jiwa pantang menyerah dan tidak takut dengan yang namanya kegagalan. Mungkin karena kebiasaannya dari kecil tidak dimanja, dan gigih dalam mengerjakan sesuatu, hal itu terbawa hingga ia dewasa dan ia bisa maju. 

"Aku sepertinya harus selalu menemukan hal baru, melangkah maju. Kompetisi bisnis ini tidak akan pernah mudah. Seperti gerobak dorong, itu akan ditiru orang lain, tapi kali ini aku akan berlari cepat di depan yang lain."
Lalu sebenarnya ada apa dengan Sri? Mengapa semua orang membicarakannya? Sri Ningsih meninggal dunia. Bukannya wajar jika seseorang yang sudah renta usianya meninggal? Well, memang itu sebuah siklus kehidupan yang dijalani setiap orang, begitu juga dengan Sri. Tapi tentu tidak semua orang, dan bahkan bisa jadi hanya Sri satu - satunya orang yang meninggalkan harta warisan berbentuk kepemilikan saham senilai satu miliar pounsterling kepada ahli warisnya yang belum diketahui siapa dan berada dimana. Tidak ada nama yang disebutkan, hanya sebuah surat keterangan yang menyatakan jika Sri adalah pemilik sah 1% surat saham di perusahaan besar. 

Adalah tugas dari Zaman Zulkarnaen selaku pengacara di sebuah firma hukum bernama Thompson & Co yang ditunjuk secara resmi oleh Sri Ningsih untuk menyelesaikan masalah warisan ini. Menelusuri setiap tempat yang pernah menjadi tempat singgah oleh Sri membuat Zaman mempelajari sejarah. Berkenalan dengan orang - orang yang mengenal Sri, membaca diary dan surat - surat yang dikirimkan Sri kepada temannya, berbagi cerita dengan mereka yang pernah menjadi bagian penting dari hidup Sri. 

Bagi Zaman menjadi pengacara bukan hanya semata - mata untuk mendapatkan profit, menjadi pengacara berarti berusaha menyambungkan benang kusut, dan mencari informasi demi informasi demi suatu kebenaran. 
"Selain bagiku, janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan."
Saya pribadi sangat mengidolakan Sri Ningsih. Umur 25 tahun ia sudah memulai usaha bisnisnya dan cukup berhasil meraup keuntungan, Ia tidak menutup diri pada setiap kemungkinan dan terus maju meskipun kebanyakan wanita pada umumnya mungkin akan berdiam diri di rumah dan membiarkan suami mereka yang bekerja. Tapi tidak dengan Sri yang mentalnya sekeras baja. Dia sebatang kara, siapa lagi yang bisa diandalkan kalau bukan dirinya sendiri. She is such an inspiration!
"Memulainya lagi dari nol mungkin akan membuatku lebih memahami banyak hal, lebih pandai bersyukur."
Buku ini adalah salah satu bacaan terbaik di awal tahun 2017. I believe more to come, dan mudah - mudahan ada buku - buku lain yang seluarbiasa buku ini dari penulis Indonesia lainnya. Untuk rating, nggak perlu ditanya lagi, tentu big fat five stars. Dengan tebal 524 halaman, buku ini tergolong berat, cetakan tulisannya besar, dan setiap babnya mampu membiusku untuk terus mendalami kehidupan Sri Ningsih. 

Suatu kehormatan bisa mengenalmu, Sri Ningsih. Izinkan saya mengacungkan jempol setinggi - tingginya, mengangkat topi saya, dan sujud sembah kepada karyamu ini, Tere Liye. Saya belum membaca semua karyamu, tapi firasat saya berkata kalau ini adalah yang terbaik dari yang terbaik. Yang terus saya pikirkan selama membaca buku ini adalah semoga ada produser film yang tertarik untuk mengangkatnya ke layar lebar. Buku ini patut mendapatkan banyak penghargaan. 

Rating : 5/5

Sunday, February 26, 2017

Badminton Addict - Stephanie Zen


Judul : Badminton Addict
Penulis : Stephanie Zen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal & Tahun Terbit : 272 hal & 5 Mei 2016
Sinopsis : Badminton Addict
Review :
Jatuh cinta itu 'kata orang' berjuta rasanya. Apalagi jatuh cinta pada pandangan pertama. Tanpa tahu siapa dia, apa latar belakangnya, bagaimana bibit bebet bobotnya. You just fell in love. Claudia jatuh cinta pada orang yang sama sekali tidak dikenalnya, di tempat yang dikunjunginya mungkin hanya dalam setahun sekali, dan dalam perjalanannya ke toilet pula. Silly things, but it happened. 

Yang baca buku pertamanya Badminton Freak tentu tahu Fraya dan Edgar. Nah Badminton Addict ini bercerita tentang Claudia, adiknya Fraya. Claudia yang sedang kuliah di Singapore pun diajak kakaknya untuk menonton pertandingan badminton yang digelar di negeri Singa Putih tersebut. Karena punya calon kakak ipar yang adalah pemain bulu tangkis, Claudia punya free access ke stadium. 

Di sanalah Claudia bertemu dengan Max, salah satu pemain ganda putra terbaik yang dimiliki oleh pelatnas saat ini. Langsung deh Claudia kesengsem dengan Max, terlebih setelah melihat Max membantu menenangkan anak kecil yang sedang menangis. Tapi secara tidak terduga, Aya kakak Claudia malah menentang rasa sukanya pada Max. Masa lalu Max menjadi salah satu alasan Aya tidak menyukai Max. Rasa tidak sukanya itu pun didukung oleh Edgar pacarnya yang menyebut Max sebagai bad boy nya pelatnas. 
"Orang yang meragukanmu di saat kamu paling membutuhkannya untuk percaya bukanlah orang yang tepat untuk berada di sisimu."
Semua yang diucapkan oleh Aya dan Edgar berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan pada Max. Memang kalau sudah jatuh cinta, mata kita seolah tertutup dan telinga kita seakan tak bisa mendengar hal - hal buruk yang diceritakan kepada kita. Experience is the best teacher. Bukan dari kata - kata tapi pengalamanlah yang mampu mengajarkan kita untuk lebih dewasa. 

Konflik di buku ini khas remaja. Saling suka tapi tidak berani mengutarakan, punya perasaan menggebu - gebu, merasa selalu tahu dan benar, dll. Saya suka dengan cara penulis menyampaikan pesan moral di buku ini. Sedikit banyak, saya punya pengalaman yang mirip dengan Claudia. Didekati karena status 'anak kepala sekolah'. Ada yang taruhan jika si A bisa ngedeketin saya dan bahkan berpacaran, then he wins the bet. Saya yang polos dan pure percaya dengan A tanpa tahu ternyata ada udang dibalik bakwan, agrees to date him. Baru deh setelah berpacaran, si A ngaku kalau saya dijadikan bahan taruhan dengan temannya. But what he feels is real, gitu kata doi. ya intinya doi menyesal, mengaku, dan berharap diberi kesampatan kedua. 
"There are always three sides in every story. Mine, yours, and the truth."
Membaca buku ini jadi mengingatkanku pada kegemaranku terhadap bulu tangkis. Seperti halnya Fraya, saya dulu suka menonton bulu tangkis di tv, dan berharap bisa bermain di pelatnas juga. haha. . sewaktu duduk di bangku sekolah, saya pernah mengambil ekstrakulikuler bulu tangkis tapi setelah tamat, aktivitas tersebut pun tidak dilanjutkan. Banyak yang dimimpikan, tapi ketika beranjak dewasa semuanya seolah menguap entah kemana. (maaf ya jadi curhat) And now~~ thanks to this book, menonton pertandingan bulu tangkis secara live di istora Senayan menjadi wishlist saya di 2017. Semoga bisa kesampaian! :) 

Rating : 4/5

Monday, February 20, 2017

Everything, Everything - Nicola Yoon

Judul : Everything, Everything
Penulis : Nicola Yoon
Penerjemah : Airien Kusumawardani
Tebal & Tahun Terbit : 336hal ; 1 November 2016
Sinopsis : Everything, Everything
Review :

"Aku masih hidup, Tapi aku tidak mau hidup."

Karena penyakit yang dideritanya, Madeline Whittier belum pernah meninggalkan rumahnya selama tujuh belas tahun. Betapa irinya ia pada anak - anak yang bisa bermain dengan leluasa tanpa harus mengkhawatirkan kondisi kesehatan mereka. Sejak kecil Madeline divonis mengidap penyakit langka yaitu SCID atau yang dikenal dengan Severe Combined Immunodeficiency. Penyebabnya? Tak ada yang tahu pasti, yang jelas hal - hal kecil dapat membuatnya sakit, begitu tutur ibunya yang berperan sebagai dokter pribadinya.

Hampir seumur hidupnya, Madeline hanya mengenal Ibu dan perawatnya Carla. Kenangan masa kecilnya tidak banyak, ia bahkan tidak bisa mengingat dengan jelas kenangan yang ia miliki dengan ayah dan kakak laki - lakinya yang meninggal karena kecelakaan mobil. Maddy, begitu panggilannya, juga belajar ilmu pengetahuan dengan gurunya via video call. Tapi ibunya-lah sumber informasi baginya. Segala sesuatu telah diatur untuknya, jadwal hariannya, makanannya, dan bahkan pakaiannya. Maddy hampir tidak pernah membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

Segala sesuatunya berubah ketika ia kedatangan tetangga baru. Laki - laki yang membuatnya gelisah sekaligus penasaran hingga kerap bolak balik mengintip di balik tirai jendela. Bak remaja pada umumnya, Maddy begitu ingin berkenalan dengan laki - laki bernama Olly itu. Tapi Ibunya takkan pernah memberinya izin bertemu dengan orang lain tanpa terkecuali.
"Di dalam kepalaku aku tahu aku pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi rasanya tidak seperti ini. Jatuh cinta padamu jauh lebih dari yang pertama kali. Rasanya seolah ini yang pertama dan terakhir dan sekaligus satu - satunya."
Tapi selama kita punya keinginan kuat, bukankah semuanya bisa kita lakukan? Maddy mencoba berbagai cara untuk bisa berkenalan dengan Olly, dan begitu juga sebaliknya. Tapi bukankah itu percuma jika setelah berkenalan ia akan jatuh cinta kepada Olly dan karena penyakitnya ia dan Olly hanya akan terluka karena tidak bisa bersama? 
"Hanya karena kau tidak bisa mengalami semuanya, bukan berarti kau tidak bisa mengalami apa pun. Lagi pula, cinta yang ditakdirkan untuk tidak bersatu adalah bagian dari hidup."
Buku ini seperti teka teki yang sulit ditebak. Pembaca seakan disihir untuk percaya setiap kalimatnya. Tapi ternyata banyak kejutan - kejutan yang mencengangkan. Saya suka dengan pribadi Maddy yang tidak mudah menyerah pada nasib. You go, girl!  Saya juga bersyukur bahwa di masa - masa sulitnya, Madeline tidak sendirian. Dia punya ibu yang begitu menyayanginya dan Carla, perawat yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

Beberapa pesan Carla kepada Maddy yang saya suka :
1. "Luangkan sedikit waktu bersama ibumu. Pacar datang dan pergi, tapi ibu adalah milikmu untuk selamanya."
2. Bersikaplah baik kepada mamamu. Kau satu - satunya yang dia miliki."

Rating : 4/5

Wednesday, January 18, 2017

Alien itu Memilihku - Feby Indirani


Judul : Alien itu Memilihku
Penulis : Feby Indirani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal & Tahun Terbit : 308 hal & Juni 2014
Sinopsis : Alien itu Memilihku
Review :
Tepat saat aku merasa segalanya sudah dipersiapkan dengan baik, takdir ternyata menelikung rencanaku. Hidupku tidak lagi bisa disebut membosankan. Mengerikan, kini lebih tepatnya. 
Lagi - lagi kita diingatkan bahwa manusia boleh berencana, namun pada akhirnya Tuhan yang menentukan segalanya. Indah Melati Setiawan tak pernah menyangka dirinya akan menghabiskan waktu yang lama berada di rumah sakit. Bukan karena sakit biasa, melainkan kanker penyebabnya. Indah divonis menderita kanker tulang bernama Ewing Sarcoma. Sarcoma sendiri adalah tipe kanker langka yang terjadi pada struktur pendukung tubuh, seperti tulang, jaringan lunak, dan otot. Ewing Sarcoma adalah kanker yang paling sering timbul di bagian tengah tulang panjang kaki dan tangan tetapi juga bisa terjadi pada panggul dan tulang lainnya. Penyakit ini sendiri biasanya menyerang anak - anak, entah mengapa Indah diusia 30-an tahun malah diserang kanker langka ini. 

Kanker tulang dipicu oleh adanya benturan yang keras pada tulang. Indah pun pernah mengalami beberapa kecelakaan yang melibatkan kakinya cedera. Indah termasuk wanita yang cukup aktif dan rajin berolahraga. Tapi kanker itu tidak mengenal orang. Siapa saja dapat diserangnya. Tidak peduli apa pekerjaan kita, betapa seringnya kita berolahraga, atau betapa banyaknya uang kita. It just came out of nowhere and stay for whenever it likes. 
Kanker adalah sel - selmu sendiri yang tiba - tiba berkembang liar, ganas, dan siap memangsamu. Sel - sel itu bisa dianggap sebagai bagian tubuhmu yang membelot, mengkhianatimu dan menjelma jadi makhluk asing yang tak terkendali.
Indah adalah seorang kanker survivor yang berhasil selamat dari maut bernama Ewing Sarcoma. Perjalanannya tentu tidak mudah. Karena peralatan medis yang lebih memadai dan dokter yang lebih ahli di bidang kanker ini, Indah memutuskan untuk berobat di Singapore dalam pengawasan Dokter Suresh. Dalam perjalanan panjangnya melawan kanker itu, Ibu Indah menjadi salah satu penyemangat terbesar dalam hidupnya. Sama halnya dengan ibuku, Ibu Indah adalah seorang supermom yang walau sulit mengurusi dirinya sendiri karena kakinya yang sakit tapi ia akan selalu menjaga dan mengurusi anaknya, tidak peduli betapa pun renta usianya.

Walau menderita kanker, tapi Indah termasuk yang beruntung. Kenapa begitu? Karena ia tergolong berkecukupan, bahkan boleh dikatakan lebih dari mampu sehingga ia bisa berobat di Singapore, tempat yang kita tahu biaya pengobatannya sangat mahal. Indah bukannya tidak pernah ingin menyerah, kanker yang menyerang pahanya membuatnya merasa seakan ada alien yang hidup didalam tubuhnya. Pengobatannya pun tidak selalu berjalan mulus. Kanker ini telah banyak mengambil haknya. Kegembiraannya, kecantikannya, keceriannya, semuanya terenggut darinya. Tapi apa artinya itu semua jika ia bisa berhasil menang dari kanker itu? 

Saya pribadi cukup suka baca buku - buku seperti ini karena ini sebagai pengingat keras untuk kita bahwa banyak sekali hal yang patut disyukuri dalam hidup ini. Salah satunya adalah nafas kehidupan. Beberapa orang yang saya kenal secara tak terduga meninggal karena tidak bisa bangun dari tidurnya. Sungguh mengerikan bukan? Hal ini membuatku berpikir bahwa hidup ini hanyalah titipan dari Tuhan. Jagalah dengan baik titipanNya itu. Jangan terlalu bermalas - malasan dan tidak mengurusi diri sendiri dengan baik. Hargailah badan dan hidupmu karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan ingin mengambilnya kembali. 

Pastikan juga orang disekitarmu tahu betapa kamu menyayangi mereka semua. Jika kamu menyukai seseorang, ungkapkanlah isi hatimu. Kamu tentu tidak mau menyesal jika suatu saat nanti tiba - tiba dipanggil oleh Yang Kuasa dan tidak sempat menyatakan perasaanmu. Ini bukan hanya untuk pacar atau gebetan loh. Ini juga untuk orangtua kita yang menyayangi kita tanpa batas. Beritahulah betapa kita bersyukur memiliki mereka dalam hidup kita. 

Untuk Indah, ternyata kita satu kampung ya. HORAS!! terima kasih atas perjuanganmu, terima kasih karena tidak menyerah, dan terima kasih telah berbagi cerita dengan kami. Dan untuk Mbak Feby Indirani, terima kasih telah menulis cerita nyata ini dengan begitu baik. I am a big fan!

Rating : 4/5

Sunday, May 10, 2015

In a Blue Moon - Ilana Tan


Judul : In a Blue Moon
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2015
Tebal : 320hal
Sinopsis : In a Blue Moon
Review : 

"Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku." - Lucas Ford.

Dan akupun meleleh~~ Kalau aku jadi Sophie, mungkin aku akan langsung berkata," Nikahi adek bangggg~~ Adek siap jadi bini abanggg~~ but well, Sophie tentu tidak akan bersikap seperti itu :D

Cerita ini digambarkan dengan begitu baik oleh Ilana Tan. Aku tak pernah sekalipun ragu dengan penulis satu ini. Singkatnya Sophie punya masa lalu buruk karena Lucas Ford. Ketika dewasa, mereka kembali dipertemukan dan bahkan diisyaratkan untuk bertunangan. Sophie membencinya. Lucas yang sadar akan hal itu pun berusaha untuk memperbaiki kesalahannya di masa lalu dan berupaya untuk memenangkan hati Sophie. 

"Dengar, anak laki - laki yang dulu membuat hidupmu susah memang aku. Tapi orang yang tadi kau lihat di dalam sana itu juga aku. Manusia bisa berubah, Sophie." hal 79

Bukan hanya Sophie yang tersentak mendengar pernyataan itu, tapi aku juga. Ya, seiring dengan berjalannya waktu, setiap orang pasti berubah. Entah itu berubah dari positif menjadi negatif, atau berubah dari yang baik menjadi lebih baik lagi. Dari sudut pandang Sophie, Lucas digambarkan sebagai lelaki penakut yang lebih memilih untuk menyelamatkan diri sendiri dengan cara ikut membully orang - orang disekitarnya. Akan tetapi seiring dengan berlalunya waktu, Lucas berubah menjadi sosok yang independen, ramah, dan penyayang. 

Ia mungkin melakukan kesalahan di masa lalu, tapi dia hadir di masa kini untuk memperbaiki semuanya. Well, siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan? Ketika kau salah dan kau tahu kesalahanmu dan berniat memperbaiki semuanya, kau sudah satu langkah lebih baik dari dirimu yang sebelumnya. 

Ilana Tan sukses menciptakan tokoh Lucas. Bagiku pribadi, ia tipe pria idaman setiap wanita. Gimana nggak? Dia bisa masak, punya restoran sendiri, tampan dan menarik. Semua wanita pasti mendambakan sosok seperti itu. Hanya saja terkadang muncul keinginan kecil untuk menyentil telinga Lucas untuk menyadarkannya bahwa sebagai seorang laki - laki, ia harus lebih tegas.  

Salah satu yang aku suka dari hubungan benci namun cinta ini adalah romancenya yang pas dan tidak berlebihan . Hubungan ini terasa dewasa, matang, dan keduanya saling percaya. Aku rasa itu yang paling penting dalam suatu hubungan. Lucas tampan, tapi sifatnya yang membuatku lebih dari sekedar suka kepadaya. 

Untuk tema, alur dan setting, aku tidak terlalu ingin membahasnya. Bagiku semuanya tidak lagi menjadi soal jika penulis mampu menciptakan tokoh yang baik dan cerita yang menakjubkan. Aku tipe orang yang susah move on dari buku bagus. Walaupun sudah selesai membacanya, aku akan terus membicarakannya sepanjang waktu. Buku ini salah satunya. :)

Bintang : 
5 dari 5

Sunday, November 23, 2014

Limitless : Devotions for a Ridiculously Good Life - Nick Vujicic


Title : Limitless : Devotions for a Ridiculously Good Life
Author : Nick Vujicic
Published on : April 2nd 2013
Publisher : WaterbrookPress
Synopsis : Limitless
Stars : 5 out of 5
Review :

First of all, I'd like to say welcome back to myself. It's been a long time since the last time I blogged. I've been missing this moment like crazy and here I am, typing enthusiastically and ready to share everything here #nospoilerintended :)

So I went to Popular bookstore in Penang last two weeks and wandering around. Then I walked to the best seller shelf and saw Nick Vujicic’s book titled Limitless. The book itself isn’t thick so I thought I could carry it around inside my bag. When I returned to the hotel where I stayed, I began reading that book. And to my surprise, Nick’s words have moved and driven me. How can someone be so positive when he has so much to think the otherwise? That’s what I want to learn from him.

When I was young, I often asked myself, what is my talent? My friends are good at singing, dancing, etc. but what am I good at? I’m average in everything. I often think that I’m not valuable enough because I have nothing to be proud of. But then I realize why do I look so low about myself? If I’m not cheering my own self, telling that I’m good, then who else will?

I realize that no one is perfect and so am I. I don’t have to be good at singing or math to be known. I just need to be myself. Be proud of every positive thing that I’ve done to other people and be happy each day. Carpe diem. Now I understand that the greatest happiness to me is seeing other people happy. So, if you are happy, then so am I.  

“It won’t matter how much money I’ve made or how many nice cars I’ve owned. What will matter is that I’ve reached out to someone and served a purpose greater than my own. “ pg 159

Nick’s story has taught me many things. It opens my mind and my heart to the next level of living my life to the fullest. I really love everything about him. He gives positive vibes to the readers based on his stories and his beliefs. And I really believe him when he said that what he was saying in his books is all true. It’s always easier said than done, of course. But Nick did not just say it, but he had gone through it. So there is no doubt at all. Not even a sec.

Honestly, I feel ashamed for what I can’t do but Nick can. He can swim, cook, and even surfing. Can you imagine how cool is that? He doesn’t spend a day without trying a new thing. When he tried and failed, he didn’t quit. Instead, he kept trying. That’s what I love about him, his super powerful courage.

We always get to choose. We just don’t always know about it. For every day that passed, when we woke up, we can choose what do we want to do, what do we want to wear, etc. Most importantly, we get to choose either we want to be happy for a new day that God gives to us, or be sad and worry about anything that hasn’t come yet.

I read his biography and know that his life at his young age was not easy. He ever attempted to suicide by drowning himself at the bathtub for several times because he felt that life wasn’t fair to him. He often prayed to God and wished that when he woke up in the morning, God would give him arms and legs. But that pray never come to him. He was also being picked on at school for being different than other kids his age. Who’s fault was that? There is no medical reason for Nick being born without arms and legs. So one day, Nick woke up and realized that even though he is born without limbs, it doesn’t mean he can’t be happy and enjoy his life. He began to accept himself, and by the love of his parents and family, he can overcome his fear and change his upset into gratitude. It's an amazing attitude. 

“If God can take someone like me, someone without arms and legs and use me as His hands and feet, he can use anybody.  It’s not about ability. The only thing God needs from you is a willing heart.”

I am really looking forward to any event that put him as the public speaker. I would like to see him by myself, listening to his speaking and hug him tightly for being such a great person for everyone.

Thank you Nick. You are the coolest person that I’ve known for my entire life. 



Saturday, March 15, 2014

Kok, Putusin Gue? - Ninit Yunita


Judul : Kok, Putusin Gue?
Penulis : Ninit Yunita
Penerbit : GagasMedia
Sinopsis : Kok, Putusin Gue?
Tahun Terbit : 18 Desember 2013 (terbit pertama kali tahun 2004)
Tebal : 232hal
Review :

Pada suatu hari yang santai, lewat chatnya Putri (mamak kami) mengumumkan bahwa kita aka Read Addicted Book Club terpilih dalam pengundian Arisan Buku bulan Januari 2014 dari Gagas-Bukune dengan buntelan buku cover baru, Kok, Putusin Gue? dari Ninit Yunita. Saya bersama teman - teman BBI Medan pun memutuskan untuk bertemu dan berdiskusi di Pizza Hut Jl. Gajah Mada Medan yang pada saat itu cukup sepi pengunjung. Well, bukan hanya berdiskusi tentang buku ini saja namun pertemuan tersebut juga kami jadikan sebagai ajang untuk saling meminjam buku. Berikut foto - foto yang berhasil kami abadikan pada tanggal 22 Februari 2014. 

Buku yang saya pinjam dari Lilis dan Putri


Buku Ninit Yunita - Kok, Putusin Gue?


BBI Medan, dari kiri Lilis, Ertalin, Putri, dan saya.

Bukunya sendiri tidak terlalu tebal dan juga tidak mengangkat topik yang terlalu berat untuk dibaca. Topik yang dipilih penulis adalah bagaimana seorang wanita yang diputuskan secara sepihak mengatasi kegalauan hatinya mulai dari cara yang negatif lalu menuju positif. Ceritanya membuatku sedih bersama dengan Maya, galau bersamanya, namun juga bahagia akan keputusan yang ia pilih untuk hidupnya. 

Di hari tepat setahun Maya jadian dengan Hari, mereka memutuskan untuk melewatkan malam bersama di Rooms Cafe. Betapa manisnya Hari karena sudah mereserve tempat yang manis untuk dilewatkan berdua. Hari bahkan memesan makanan kesukaan Maya. Bagaimana hati Maya nggak luluh dan semakin cinta pada lelaki itu coba? Namun disaat yang tak terduga - duga, secara mengejutkan Hari memutuskan secara sepihak untuk berpisah dengan alasan,"You are too good for me." 

Well, kalau ada lelaki diluar sana yang mau putus dengan alasan seperti itu, hanya 2% yang benar - benar merasa tidak layak bersama dengan pacarnya. Selebihnya 98% adalah omong kosong yang diciptakan untuk menutupi kebohongan bahwa dia sudah memiliki wanita lain. In this case, Hari tentu berada di antara 98% tersebut. 

 Setiap tindakan yang dilakukan, pastilah ada alasannya. Kenapa Hari memutuskan Maya? Mungkin karena selama ini yang Hari lihat hanyalah kulit luarnya saja. Kenapa Maya memutuskan untuk balas dendam pada Hari? Karena ketika kita terlalu cinta, terlalu sakit pula lah hati kita ketika harus berpisah dengan pasangan kita. Apalagi kalau alasan untuk berpisah karena Hari selingkuh dengan wanita lain. Hal ini seperti lingkaran setan yang hanya bisa diputuskan dengan pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.

Tentunya tidak ada yang benar diantara kedua belah pihak. Memutuskan Maya tepat disaat satu tahun mereka bersama itu merupakan hal yang kejam, namun terus menerus menguntit dan mengerjai Hari juga bukanlah perbuatan yang terpuji. Jadi sekali lagi, tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling salah diantara mereka.

Masa lalu terkadang menjadi tolak ukur bagaimana kita melihat masa depan. Ada yang bisa dengan cepat move on dari masa lalunya, dan ada pula yang terjebak dalam masa lalunya. Dalam kasus ini, Maya termasuk yang kategori yang kedua. Aku pribadi tidak tergila – gila dengan keduanya. Tersakiti sudah pastilah terasa sakit. Namun bukan berarti kita harus menyakiti orang lain juga. 

Topik ini bukan yang pertama kali kubaca. Jika bisa memilih, aku akan menghindari topik ini karena hanya akan membawa kegalauan dan aura negatif yaitu balas dendam. Penulis sejak awal menggambarkan bagaimana pintarnya Maya dan betapa jagonya ia dalam bidang taekwando. Tak ada laki – laki yang takkan minder berada didekatnya, terutama yang menjadi pasangannya yaitu Hari. Jadi terdapat perkembangan karakter dimana Maya yang biasanya berpikir jernih menjadi wanita yang sibuk memikirkan bagaimana caranya menyembuhkan hati yang terluka,dsb.

Membaca buku ini mengingatkanku tentang betapa pentingnya punya sahabat seperti Rini yang selalu ada buat Maya. Sadar atau tidak sadar, sahabat yang baik adalah orang yang akan menuntunmu ke jalan yang benar, mengarahkanmu ketika kamu berada di jalan yang salah, dan tak segan - segan menegurmu jika kamu kehilangan akal sehatmu. 

       “Life goes on, May. Mungkin, Hari memang bukan orang yang tepat buat elu. Jadi, Tuhan nunjukkin itu ke elu dari sekarang.” 
\
     Sejak awal saya sudah tahu bahwa balas dendam itu takkan pernah membawa kita kearah mana pun yang benar. Di sakiti seseorang memang bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Kita cenderung terus menerus memikirkan alasan – alasan yang mungkin menjadi penyebabnya. Akan tetapi kita jadi melupakan beberapa hal seperti 1. Lelaki di dunia ini bukan hanya mantan kita saja. 2. Jika dia memutuskan kita karena wanita lain, kita seharusnya bersyukur bukannya bersedih. Itu tandanya Tuhan masih menyayangi kita. Karena akan lebih sakit jika sudah menjadi suami istri lalu harus bercerai.


     Cinta itu indah... Cinta itu tulus... Cinta itu jumlahnya sulit dihitung, seperti taburan bintang di langit. Cinta yang hadir di hati Amaya setinggi angkasa.Cinta itu indahnya seperti perpaduan bulan purnama dan kelipan seribu bintang.SSaat cinta itu pergi...dunia terasa gelap, hampa, dan kosong.

Saturday, March 8, 2014

Needing Her (From Ashes #1.5) - Molly McAdams

Title : Needing Her
Series : From Ashes
Author : Molly McAdams
Synopsis : Needing Her
Review :

This is gonna be a very short review. I've ever read one of Molly's books Taking Chances and was left quite like the book. So I felt so much enthusiastic to read another book of hers. Then I found Needing Her. I should have known that this book is a novella and should've read From Ashes (book #1) first. Well, to be honest, I'm not a fan of Needing Her, not sure about From Ashes though. 

Maci Price finds herself so difficult to get into a real relationship while she lives among her four insanely protective brothers. Unfortunately, she might have fallen for her annoying yet charming neighbor Connor Green, who is known as a detective and her brothers' best friend as well. Problems are Maci's brothers would never allow her to date him and Connor is too afraid to love her because of his dark past. 

"We drive each other crazy." 
"I like our kind of crazy."
"We're always fighting."
"As long as it's you I'm fighting with."


The heroine cursed too much my ears hurt. I get that she was raised among protective brothers who cursed a lot but that doesn't necessarily means she should use the same language as they are. The storyline was okay. But the problem is I couldn't connect with any of the characters. None of them were catching my attention, neither the main characters nor the supporting characters. Good thing is I didn't do skimming, I actually read it. 



"If you wanna change, then change. But do it because it's what you want for you and your life, not because other people have made you feel like you need to."

Sunday, March 2, 2014

Buku Pilihanku - Maret


Selamat pagi, teman - teman blogger sekalian. Mulai Maret ini, saya berpikir untuk sharing buku - buku yang saya beli per bulannya di blog ini. Sebelum membahas buku - buku yang telah saya upload di atas ini, saya mau membahas tentang bagaimana ekstrimnya saya beli buku di waktu lalu. Dulu sebelum bekerja alias masih kuliah, saya sangat hobi keluar masuk gramedia dengan membawa bungkusan plastik yang berisi buku - buku. Dalam satu bulan, mungkin bisa bolak - balik kesana sebanyak 3-4 kali. Dan entah kenapa selalu saja ada buku yang tak habis dibeli. Padahal nih, buku dilemari masih banyak sekali yang belum dibaca. 

Nah, setelah saya mulai bekerja dan menghasilkan uang sendiri. Entah kenapa, pengeluaran bukannya berkurang malah semakin bertambah. Maka dari itu, terhitung sejak Januari 2014, saya mulai membatasi diri saya dengan hanya membeli 2 buku per bulannya, dengan harapan bisa meredam kebiasaan saya yang gila beli buku.

Saya membuat post diatas berjudul Buku Pilihanku - (bulan), dan akan sedikit membahas tentang buku tersebut dan alasan mengapa saya membelinya. Untuk bulan ini, buku pilihanku jatuh pada Bumi - Tere Liye dan Tell Your Father, I Am Moslem - Hengki Kumayandi. 

Tere Liye bukanlah penulis asing buatku. Beberapa dari bukunya sudah menjadi koleksiku dan semua rata - rata cukup seru untuk dibaca. Sebenarnya dari bulan lalu, saya sudah membaca sinopsisnya di toko buku Gramedia dan cukup tertarik. 

Sinopsis (dari Goodreads) : 

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.


Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.

Tere Liye memang selalu mengangkat topik yang berbeda - beda dan tidak pasaran. Beliau bukan penulis favorit saya tapi toh saya selalu tertarik untuk membeli bukunya karena ia selalu menyuguhkan nuansa yang berbeda dari para penulis lainnya. Bumi berceritakan tentang Raib, remaja yang menjalani hidup biasa tapi memiliki kekuatan ajaib yaitu bisa menghilang (raib = hilang). Kalau dijadikan sinetron pasti akan sangat lebay, alay, dsb. Namun, saya menghargai usaha Tere Liye untuk tetap eksis dengan karyanya yang original.

Nah, untuk Tell Your Father, I Am Moslem nya Hengki Kumayandi ini sebenarnya bukan whislistku. Saya bahkan baru melihatnya duduk manis dirak buku Gramedia semalam. Penulisnya pun belum saya kenal lewat karyanya. Akan tetapi satu hal yang begitu menarik perhatian saya, yaitu judul bukunya. Tell Your Father, I Am Moslem - ketika hati harus melawan logika. Sudahlah pasti ini cinta antara dua orang yang menganut keyakinan yang berbeda. Sejujurnya hal itu sangat menyedihkan. Suka atau tidak suka, banyak yang suka mengait - ngaitkan cinta dengan agama dan suku. Alangkah baiknya jika hal tersebut tidak menjadi sebuah halangan bagi kedua belah pihak. Saya penasaran bagaimana penulis akan mengupas cerita ini. Karena bagi saya pribadi, tidak masalah jika lain keyakinan, yang penting kedua belah pihak bisa saling menghargai satu sama lain dan tidak menghakimi. 

Berikut sinopsisnya,,, (dari Goodreads)

Ketika cinta telah menjatuhkan pilihannya, maka ia akan begitu tulus mencintai, tanpa syarat, tidak peduli berbeda suku, agama, ataupun status sosial. Namun, kenyataan sering berbicara lain. Ketulusan cinta hanya akan menjadi kenyataan getir, manakala takdir Ilahi berkehendak lain.
David
"Aku sangat bahagia ketika kau bersedia menjadi kekasihku, walau tak boleh sedikitpun aku menyentuhmu. Sayang, keyakinan yang kau miliki tak sama dengan keyakinanku, Maryam. Orangtuaku juga orangtuamu tak setuju jika kita bersatu.”
Maryam
“Aku belum pernah merasakan cinta sehebat dan sedahsyat ini. Kaulah cinta pertamaku, dan aku bahagia bisa mencintaimu. Tapi sayang, kebahagiaan ini begitu singkat. Kebahagiaan ini tidak lebih seperti kupu-kupu yang sangat singkat hidupnya menikmati keindahan bunga-bunga di taman.”







Sunday, February 23, 2014

The Chronicles of Audy : 4R - Orizuka

Judul : The Chronicles of Audy : 4R
Penulis : Orizuka
Penerbit : Penerbit Haru
Tahun : 2013
Tebal : 320hal
Sinopsis : The Chronicles of Audy : 4R
Review :  
Di saat Audy mengira hidupnya takkan lebih buruk lagi dari sekarang, ternyata ia salah. Setelah orangtuanya tertipu oleh teman SMA mereka, seolah tak jera dengan kemalangan yang mereka alami, orangtua Audy pun kembali tertipu dengan kasus yang hampir sama. Audy sudah menunggak uang kos selama 3 bulan, uang skripsinya pun belum dilunasi. Satu – satunya sumber aliran dana yang bisa ia harapkan sudah tidak ada. Audy sudah kepalang basah, selelah apapun ia, Audy tidak bisa menyerah karena ia sudah terlalu jauh dan hampir selesai. Satu – satunya cara adalah Audy harus mencari kerja.

Bekerja sebagai babysitter sepertinya bukanlah hal yang buruk. Bukannya Audy hanya perlu menjaga sang bayi, memandikannya dan memberinya makan? Peace of cake! Itulah yang ada dipikiran Audy. Namun ketika Audy pertama sekali bertemu dengan si balita, pikiran indah tersebut melayang pergi menjauh. Rafael memang imut tapi sifatnya sangat bertolakbelakang dengan wajah malaikatnya.

Rafael punya tiga kakak laki – laki. Regan yang berprofesi sebagai pengacara adalah kakak pertama, Romeo si pemalas, kakak kedua dan Rex, kakak ketiga yang gila kebersihan dan punya penyakit asma. Semenjak orangtua mereka meninggal hampir dua tahun yang lalu, rumah mereka sangat berantakan. Belum lagi tidak ada yang mengurusi Rafael. Bukannya tidak ada orang yang melamar menjadi babysitter seperti Audy saat ini. Banyak yang melamar, tapi tidak ada yang TAHAN!! Lalu bagaimana dengan Audy?

Secara keseluruhan, aku suka tampilan cover bukunya yang unik, suka dengan setiap sisi halaman luar yang bewarna merah dengan ada sedikit bling – bling. Whatever it names, itu jadi mengingatkan aku dengan bukunya Bram Stoker, Dracula versi terjemahan. Salut juga dengan kreativitas Orizuka untuk karyanya kali ini. Orizuka juga tidak lupa menghubungkan hobinya yang berbau Korea walau hanya lewat sepatah dua patah kata didalam percakapan Audy bersama ke 4R.

Cerita ini ringan, menyenangkan dan mengharukan. Ada saat – saat dimana kita akan tertawa dengan kekonyolan 4R dan Audy. Namun ada juga saat dimana kita akan terharu pada kondisi kehidupan mereka. Life isn’t fair for all of us, it will never be. So just accept it and get used to it. 

Lesson to learn : 
Sewaktu ingin menandatangani suatu kontrak, kontrak apa pun itu, ada baiknya kita baca dengan seksama terlebih dahulu. Jangan tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu, terutama pada hal yang menyangkut kehidupan pribadimu.
Rating : 4/5

Tuesday, October 15, 2013

Bared To You (Terbuka Untukmu) - Slyvia Day

Judul : Bared To You - Terbuka Untukmu
Penulis : Slyvia Day
Series : Crossfire #1
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (versi terjemahan)
Tahun : 2013
Tebal : 456 hal
Sinopsis : Terbuka Untukmu (via Goodreads)
Review :
"Aku tidak takut berusaha. Aku hanya takut kehilangan dirimu." hal.309-310
Banyak yang membandingkan Bared To You dengan Fifty Shades of Grey dari segi cerita dan karakter. Walaupun tidak menyangkal bahwa memang adanya kemiripan dari segi cerita dan karakter pria utama, namun bagiku Bared To You adalah versi yang lebih baik. Setidaknya tidak ada yang namanya BDSM, atau belum. Entahlah karena aku baru membaca buku pertama. 

Bukannya mau membanding - bandingkan walau memang itulah yang sedang kulakukan, tapi untuk segi karakter wanita, menurutku Eva jauh lebih kuat daripada Ana. Eva berani untuk menyuarakan hak dan pendapatnya. Well, disisi lain, Christian Grey tak terbantahkan dan Ana terlalu mencintainya untuk mengatakan tidak. Eva hobi makan. Berbeda dengan Ana yang harus dipaksa, terkadang bahkan diancam, supaya mau makan. 

Karena sudah setahun sejak pertama kali aku membaca Fifty Shades of Grey, banyak kemiripan dari kedua buku ini yang mungkin terlewatkan olehku. Tapi yasudahlah, mari kita berpusat pada cerita Gideon dan Eva. 
Keduanya sama - sama memiliki masa lalu yang ingin mereka kubur dalam - dalam. Eva bertemu dengan Gideon pertama sekali di lift kantor barunya.

Gideon Cross adalah pengusaha kaya raya. Ia sudah terbiasa memegang kendali atas semuanya. Jadi ketika Eva masuk kedalam hidupnya dan menolak menurut pada setiap aturannya, Gideon kebingungan. Eva sendiri adalah wanita mandiri yang benci diatur oleh siapa pun. Eva juga punya ibu yang terlalu sayang padanya sampai - sampai Eva merasa takut. Gideon dan ibunya memiliki kemiripan, yaitu sama - sama ingin tahu segala hal tentang Eva. Dan itu membuat Eva merasa jauh lebih tertekan. Namun Gideon bukanlah ibunya. Gideon adalah lelaki yang didambakannya. Walaupun terkadang sebal dengan sifatnya yang suka seenaknya, Eva menyukainya. Tepatnya adalah Eva mencintai Gideon Cross.

Aku suka dengan sifat Gideon yang selalu berusaha untuk mengenal Eva. Walau caranya memang agak ekstrim. Well, kalian tahulah bagaimana orang kaya mendapatkan informasi - informasi yang mereka inginkan. Kalau hal ini terjadi dalam praktek kehidupan sehari - hari, pastilah akan sangat menganggu dan menyeramkan. Tapi karena berhubung ini hanya cerita belaka, cobalah dimaklumi.

"Ayo kita pergi ke gym-mu besok."
"Gym-mu lebih bagus."
"Tentu saja. Tapi aku akan pergi ke tempat yang kausukai." hal 261

Overall sih cukup suka. Untungnya ceritanya tidak garing dan lumayan buat penasaran. Terlepas dari semua kemiripan antara buku ini dengan Fifty Shades of Grey, aku beri bintang 4 untuk cerita dan karakternya yang hidup.

"Aku ingin terus merasakan apa yang kurasakan ketika berada bersamamu. Katakan padaku apa yang harus kulakukan. Dan berikan ruang bagiku untuk membuat kesalahan. Aku tidak pernah melakukan ini. Banyak yang harus kupelajari." hal 160

Rating : 4/5

Marriageable - Riri Sardjono

Judul : Marriageable
Penulis : Riri Sardjono
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2013 (first published 2006)
Tebal : 368hal
Sinopsis : Marriageable
Review :
Harga diri yang tinggi dan perasaan takut tersakiti untuk kedua kalinya membuat Flory hidup dalam kecurigaan terhadap semua lelaki, kecuali Gerry. Don't even think about why, it's simply because he's gay. Bagaimana Flory harus menyikapi kehidupan percintaannya kalau di umur 32 tahun dia masih single? Bella Saphira saja sudah pecah telor, masa Flory seorang arsitek cantik nan modis belum memiliki tambatan hati? 

Setiap orangtua yang melihat anaknya masih single di umur 30-an pastilah akan gelisah. Begitu pula dengan mama Flory yang sekarang sibuk mencari lelaki pilihan untuk anaknya. Memang sekarang sudah bukan zamannya Siti Nurbaya lagi, akan tetapi masih banyak saja orangtua yang menerapkan sistim ini, terlebih ketika dalam waktu mendesak. 

Flory keki berat pastinya. Menemukan sendiri pria yang disukai saja belum tentu langsung jatuh cinta dan naik ke pelaminan, apalagi kalau dijodohin? Walaupun nggak suka dengan ide menikah dengan pria yang dijodohkan orangtua, tapi sepertinya Vadin, calon suaminya tidak terlihat begitu buruk. 

Menurutku pribadi Vadin termasuk tipe idaman wanita. Mapan dari segi usia dan karir, sayang dengan Flory, mau mengalah dari sifat dan moodnya yang lebih sering jelek daripada bagus, juga tipe lelaki yang nggak memikirkan dirinya sendiri. I just love this guy. 

Yang aku suka dari Riri Sardjono adalah cara menulisnya yang witty, jujur dan blak-blakan. Dari sinopsisnya aku langsung tertarik buat baca. Secara keseluruhan ceritanya juga sama bagusnya dengan sinopsisnya. Cuma mungkin yang kurang berkesan adalah karakter Flory yang kurang kusuka.

Di dalam hidupnya terlalu banyak kata "kenapa?"

"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara - gara gue belom kawin?!"
"Karena elo punya kantong rahim, Darling," jawab Dina kalem.
"Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."
"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."

"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?"
"Hormon, Darling! Kadang - kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak.
Mestinya horny, dia ngetik cinta!"

Bagiku Flory cukup membingungkan dan memusingkan. Di umur ke-32 tahun, seharusnya seorang wanita sudah bisa bersikap dewasa karena memang sudah tergolong matang dari segi usia. Namun dari yang kuamati, Flory seolah-olah baru menginjak masa remaja. Mudah cemburuan, kalau sudah cemburu nggak mau mengaku pula, juga sering menjadikan orang lain sebagai objek untuk mebuat Vadin cemburu. It's an old moves and never ends well. Aku ngerti Flo pernah dikecewakan oleh mantan pacarnya di masa lalu. Well who didn't by the way? Aku juga ngerti kalau sikap mama dan papanya yang suka perang mulut membuatnya takut untuk membina rumah tangganya sendiri. Tapi life must go on. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan menanti kita di depan. Either we take the chance to move forward to the next level or just stay at the same path forever. 

Omong - omong tentang sahabat, diantara sahabat - sahabat Flory yang super ajaib, aku paling suka sama Ara yang lebih sering ngasih saran yang masuk di akal dan positif. Salah satu kata - katanya yang membekas di pikiranku ;

"Kita semua punya masalah, Flo. Gue nggak perlu punya masalah yang sama kayak elo untuk bisa ngerti gimana rasanya sakit." - Ara


Rating : 3/5

Saturday, September 28, 2013

Runaway Ran - Mia Arsjad

Judul : Runaway Ran
Penulis : Mia Arsjad
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Tebal : 368 hal
Sinopsis : Runaway Ran
Review : 
Katrina selama ini selalu hidup berkecukupan, bahkan boleh dikatakan berlebihan. Setelah lulus S1, Katrina yang masih belum mau melepas masa - masa senangnya bersantai ria tanpa bekerja memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2. Karena selalu mendapatkan suntikan dana dari orangtuanya, Katrina yang hobinya sehari - hari adalah berbelaja online tidak pernah menemukan kendala pada hobinya tersebut. Tidak sebelum ia mendapati bahwa ayahnya akan segera pensiun dini. 

Itu berarti Katrina sudah tidak bisa dengan bebasnya berbelanja online lagi. Tapi bagimana lagi? Jika orang lain tergila - gila dengan drugs atau free sex, Katrina tak bisa hidup tanpa online shopping. Satu - satunya cara untuk tetap bisa berbelanja adalah Katrina harus mencari kerja paruh waktu. 

Dengan bantuan temannya Alya, akhirnya Katrina mendapatkan pekerjaan menjadi asisten seorang komikus terkenal bernama J.F.Ran. Gajinya memang sangat memuaskan untuk ukuran part time job. Tapi belum genap sebulan Katrina bekerja, ia harus dipusingkan dengan watak bosnya yang jutek dan judes bukan main. Belum lagi setiap hari ia harus di hina-dina oleh pacarnya Ran, Viana yang posesifnya kelewat batas. Kira - kira Katrina tahan nggak yah bekerja dengan Ran?

Overall, enjoy banget baca buku ini. Well, kapan sih nggak enjoy baca bukunya Mia Arsjad? Dia salah satu penulis Indonesia yang aku suka cara nulisnya. Kalau diibaratkan sifat seseorang, mungkin cara menulis mbak Mia bisa dikategorikan easy going, sangat santai dan menghibur. Perihal ending yang dikatakan kurang pas, entah kenapa aku tidak setuju. Bagiku ending dan semua pelaksanaannya sudah bagus dan maksimal.

Moral lesson + kesimpulan : 
1. Balas dendam tidak akan membuat kita menjadi orang yang lebih baik dari mereka yang buruk sifatnya. Keinginan untuk melihat mereka menderita dan sengsara akibat dendam kita hanya akan menunjukkan bahwa kita bahkan lebih buruk dan rendah dari mereka. 

2. Cinta itu bukanlah busway. Kita nggak pernah tahu kapan jadwal kedatangannya, jadi kita nggak punya waktu untuk mempersiapkan hati kita. Cinta selalu datang dengan tiba - tiba. Kadang cinta itu datang dan menetap, kadang pula ia hanya singgah lalu pergi. 

3. Gaya pacaran yang sehat adalah yang tidak berlebihan. Malam minggu mainnya ke rumah, bukan ke hotel. Jalan - jalannya ke mall, bukan ke kamar hotel, mesra tapi dalam batas wajar dan tidak melanggar moral dan norma - norma yang berlaku. You can called it old fashioned or whatever it is, but I'm proud being a virgin :) 

"Semua yang berlebihan itu nggak baik. Suara yang terlalu keras bisa bikin kita nggak menikmati. Makan terlalu banyak bisa bikin perut sakit. Cinta yang terlalu dalam bisa bikin kita takut melihat kenyataan."

Rating : 5/5