Showing posts with label Gagas Media. Show all posts
Showing posts with label Gagas Media. Show all posts

Sunday, January 22, 2017

Angel in the Rain - Windry Ramadhina

Judul : Angel in the Rain
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : Gagas Media
Tebal & Tahun Terbit : 468 hal & Oktober 2016
Sinopsis : Angel in the Rain
Review :
London menjadi tempat pelarian yang dipilih oleh Ayu dan Gilang. Berasal dari kota yang sama namun keduanya tidak saling mengenal satu sama lain. Mereka pertama sekali bertemu di sebuah toko buku dekat penginapan mereka yang hanya berjarak ratusan meter. Dikenalkan oleh pemilik toko buku Mister Lowesley, mereka tidak pernah tahu kalau ini hanya awal dari pertemuan mereka.

Ayu seorang penulis novel yang punya segudang fans. Tapi apa artinya ketenaran itu ketika ia tidak bisa memiliki laki - laki yang ia cintai? Hal terburuk yang terjadi padanya adalah laki - laki ya ia cintai mencintai kakak kandungnya sendiri. Can it get any worse? Di sisi lain, Gilang mencintai perempuan yang hanya menganggapnya seorang sahabat. Perasaan - perasaan tak terbalas ini yang membuat Ayu dan Gilang putus asa dan kehilangan tujuan hidup. Minuman keras pun seolah menjadi teman sejati Gilang melewati hari dan mengucilkan diri dari yang lain menjadi pilihan yang dirasa tepat bagi Ayu sehingga ia tidak perlu terus berpura - pura bahagia dihadapan semua orang.
"Tapi apa kau sama sekali tidak percaya bahwa mungkin saja malaikat yang turun bersama hujan dan keajaiban cinta yang dia ciptakan benar - benar ada?"

Goldilocks - malaikat yang hadir ketika hujan turun. Goldilocks berperan juga sebagai narator yang menceritakan kisah Ayu dan Gilang, si pemuda lucu dan si gadis gila buku. Jujur saya tidak begitu mengerti makna dari Goldilocks dan kurang menyukai kata - kata "sayang" yang sering diumbarnya, terkesan agak lebay dan tidak tepat sasaran, imho.

Setiap kali Ayu dan Gilang bertemu, hujan pun turun membasahi mereka. Katanya kalau ketika hujan turun dan mereka melihat malaikat berpayung merah, itu berarti mereka berjodoh. Hal itu belum disadari oleh mereka karena banyaknya masalah dalam hidup mereka. Ketika Ayu sudah merelakan kekasih hatinya pada kakaknya, kakaknya malah berniat ingin berpisah. Dan pada saat Gilang sudah membuka hatinya untuk Ayu, sahabatnya Ning pulang dan hadir kembali dalam hidupnya.
"Gilang tidak pernah membayangkan dua gadis itu bertemu. Karena, dua gadis itu berasal dari dua waktu yang berbeda Masa lalu dan masa sekarang. Mereka cinta yang melukainya dan cinta yang kemudian menyembuhkanya. Dua gadis itu tidak seharusnya bertemu."
Not my favorite, tapi ini bukan bacaan yang berat. Kasihan juga melihat kisah percintaan Gilang yang nggak pernah mulus dan kelamaan menunggu. Buku ini menjadi pilihan untuk posbar review BBI Medan. Setelah membaca review teman - teman di Goodreads, seharusnya saya membaca buku London : Angel terlebih dahulu. Karena disana diceritakan awal Gilang mengejar Ning ke London. Ada yang mau meminjamkan? :D

Baca juga review dari BBI Medan lainnya :
1. Nova - Absurd Reader
2. Putri Utama - Perpetual Romanza
3.Ertalin - Fiction and Me
4. 

Rating : 3/5


Monday, February 9, 2015

Koala Kumal - Raditya Dika


Judul : Koala Kumal
Penulis : Raditya Dika
Sinopsis : Koala Kumal (Goodreads)
Tahun : 2015
Tebal : 260hal
Review :

Never judge a book by its cover. But sometimes you just can't help it. Can you?
Well, hal itu yang pertama kali aku lakukan ketika aku memutuskan untuk membeli buku ini. Umm. Koreksi, itu hal kedua. Hal pertamanya adalah karena yang menulis Koala Kumal adalah Raditya Dika. Sebagai orang yang mengoleksi buku-buku terbitannya, aku merasa wajib untuk membeli buku ini. You see, betapa pentingnya punya "nama" di industri ini. 

Dan tahukah kamu bahwa seiring dengan begitu banyaknya terbitan karya anak dalam negeri dan betapa pentingnya untuk menjaga agar isi kantong tetap sehat, aku jadi lebih selektif dalam hal membeli buku. 

Faktor yang menentukan apakah aku akan membeli buku tersebut adalah :
1. Yang menulis buku itu adalah penulis yang kukenal (baca : aku sudah sering membaca novelnya)
2. Covernya terlihat begitu menarik
3. Sinopsisnya tidak menye-menye, tidak aneh dan membuat orang penasaran. 

Oh ya, tulisan - tulisan kecil dan buku tebal juga membuatku berpikir berpuluh-puluh kali sebelum aku memutuskan untuk membeli atau tidak.
Apakah aku akan membacanya? Apakah aku sanggup membacanya? Apakah otakku cukup prima untuk membacanya? Dan yang paling crucial saat ini adalah apakah aku punya waktu untuk membacanya? 

But thank God. Aku tidak mengalami kesulitan apa pun ketika membaca Koala Kumal. Kalau boleh disimpulkan, buku ini lebih sering membahas tentang cinta. Cinta yang tak terbalas, cinta yang mengkhianati, cinta yang tak pernah ada. 

Salah satu bab kumcer yang menarik perhatianku adalah Perempuan Tanpa Nama. Well, perempuannya bukannya lahir tanpa nama, tapi perempuan tanpa nama adalah perempuan - perempuan yang pernah singgah di hati Dika tanpa ia ketahui namanya. Semua pertemuan akan dilanjutkan dengan pertemuan - pertemuan lainnya jika kita berani memulai pembicaraan. Akan tetapi sering kali gengsi mengalahkan semuanya. "Masa aku duluan yang menyapa", "Bagaimana kalau dia tidak menghiraukanku?", "Aku bingung harus mulai darimana" Semua yang ada dipikiran kita terkadang bisa mengacaukan semuanya. Bagaimana kalau kita berhenti berpikir dan mencoba menyapa dengan kata "Hai" dan biarkan semuanya mengalir saja? Mungkin itu akan lebih baik. Seperti kata orang bijak,"You will never know if you never try."

Oh, dan Bab Aku Ketemu Orang Lain itu somehow menyakitkan hati. LDR adalah mimpi buruk bagi setiap pasangan. Siapa sih yang mau pacaran trus tiba - tiba harus pisah bukan dalam artian break up tapi beda jarak. Aku disini dan kamu disana. Pacaran via skype, BBM, Line. Who wants that kind of relationship? Yang ada ujung-ujungnya berakhir dengan perselingkuhan karena posisi digantikan oleh orang lain. T_T Tapi balik lagi ke pribadi masing - masing. Harus ada komitmen yang kuat dan rasa percaya terhadap masing - masing agar hubungan bisa berjalan dengan baik. Tak sedikit pasangan yang kutahu berhasil sukses dengan hubungan ini. Aku berdoa semoga hubungan mereka akan terus bertahan dan kokoh selamanya. 

Koala Kumal bukan cerita yang akan membuatmu berpikir keras. Terkadang kamu akan merasa konyol dengan ceritanya, bahkan takjub dengan beberapa hal. Tidak sampai membuatku ketawa terpingkal-pingkal, but I've learned your lesson, Dika. 


Rate : 3 of out 3


Sunday, March 16, 2014

Bangkok - Moemoe Rizal




Judul : Bangkok
Penulis : Moemoe Rizal
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2013
Tebal : 436hal
Sinopsis : Bangkok - Moemoe Rizal
Review :

Edvan jarang bisa akur dengan ibunya. Oleh karena egonya yang tinggi, Edvan memutuskan untuk pergi dari rumah dan hilang tanpa kabar. Edvan setengah mati berusaha untuk sukses agar ibunya bisa melihat bahwa tanpa warisan ayahnya pun ia bisa hidup. Dia memang berhasil. Tapi apa artinya kesuksesan tanpa restu keluarga? 

Setelah satu dekade Edvan tidak berhubungan dengan ibu dan adiknya, tiba - tiba saja dia mendapat berita bahwa ibunya telah meninggal. Sekarang satu - satunya keluarga yang ia miliki hanyalah adik lelakinya Edvin. Edvin pun menyampaikan warisan ibu mereka kepada Edvan untuk mencari harta karun berupa jurnal - jurnal yang tersebar di beberapa tempat di Bangkok. 
"Aku melakukan ini untuk ibuku. Semustahil apa pun hasilnya, sekonyol apa pun nantinya. Ini hanya permintaan kecil Ibu yang ingin sekali kupenuhi."

Selain terkenal dengan tempat wisatanya, Bangkok juga terkenal sebagai negara yang mengakui keberadaan para transgender. Mereka lebih dikenal dengan panggilan ladyboy. Edvan adalah lelaki tulen yang paling benci dengan waria. Namun secara tak terduga, adiknya, Edvin malah sekarang berdandan dan berperilaku layaknya ladyboy. Hidup itu memang penuh dengan warna. Terkadang sebuah pilihan dapat mengubah jalan hidup seseorang secara keseluruhan. 

Berikut pernyataan seorang ibu yang punya anak transgender :


"Sebagai ibu, aku hanya bisa mendukungnya meraih cita - cita. Tidak apa kalau dia mengubah kelaminnya. Toh dunia tidak kiamat dengan dia menjadi waria. Kalau dia menjatuhkan bom nuklir, baru aku akan marah." Saya totally get it, dear super Mom :* Jika bisa memilih pastilah seorang ibu ingin anak laki - lakinya tetap menjadi seorang lelaki utuh. Tapi jika menjadi ladyboy adalah pilihan hidup anaknya, seorang ibu pasti akan mendukung keputusan anaknya. Yang penting, tidak membunuh dan tidak merugikan siapa - siapa. 


"Buatku, waria seperti anakku yang sering menghormati aku, jauh lebih baik dibanding laki - laki jantan yang berdosa terhadap ibunya sendiri. Harusnya manusia dinilai dari apa yang dia lakukan pada orang lain, bukan pada dirinya sendiri semata"

Di Bangkok, Edvan menelusuri setiap sudut daerah yang mungkin pernah didatangi ibunya saat ia masih muda. Karena clueless dengan tempat - tempat tersebut, Edvan pun menyewa jasa seorang guide bernama Charm. Edvan tahu bahwa petualangan ini pasti tidak akan mudah. Yang Edvan tidak tahu adalah Charm bisa sangat menarik dengan segala kesederhanaannya.

Lucunya, segala sesuatu yang dibenci oleh Charm malah dimiliki oleh Edvan, mulai dari tato, pekerjaan sebagai arsitek dan adik transgender. Mentang - mentang Edvan seorang arsitek, kalau mau gombal doi juga pakai kata - kata bangunan.  


"Karena kalau aku adalah sebuah gedung, kamu adalah fondasiku yang membuatku tetap berdiri. Kamu terus mensupport aku, memberi tahuku untuk tenang ketika ada gempa, memberitahuku untuk jangan panik saat banjir datang, kamu akan terus ada di sana menjagaku agar tetap berdiri tegak."

Overall, dua jempol untuk ide brilian penulis dengan cerita seorang anak yang mencari peta harta karun ibunya dalam bentuk sebuah jurnal yang tersebar di beberapa tempat di Thailand. Baca buku ini jadi buat saya yang sebelumnya hanya ingin kembali ke Bangkok untuk sekedar shopping ke mall menjadi jauh lebih tertarik untuk berpetualang ke tempat - tempat bersejarah yang diceritakan dalam buku ini. Buku ini juga menceritakan perjuangan Edvan dalam merebut hati Charm, juga bagaimana akhirnya Edvan bisa menerima keputusan yang diambil adiknya Edvin. 

Ada poin plusnya tentu ada poin minusnya juga. Minusnya penulis terkadang menulis hal - hal kurang penting dibagian bawah sebagai penjelasan. Menurutku hal tersebut seharusnya langsung saja disambung ke kalimat sebelumnya. Tidak perlu sampai harus dipisah. Contohnya : Tanpa kentara, Max berusaha memberikan kepalan "Yes!" , tapi sembunyi - sembunyi biar tidak aku tidak melihatnya | Kemudian disambung dipaling bawah : Sayang sekali aku melihatnya dengan jelas."

Akan lebih baik jika yang ditulis dibawah hanyalah kalimat - kalimat penting yang memang ditujukan untuk memperjelas maksud penulis. Misalnya tempat - tempat di Bangkok yang kurang kita kenal atau arti dari kata - kata Thailand yang sering digunakan oleh penulis, dsb.

"Menikah seperti menato punggungmu dan berspekulasi apakah itu keputusan tepat atau bukan." 

4bintang!
PS : buku ini saya pinjam dari Lilis. Baca dan follow blog bukunya di : Purple Bookish

Saturday, March 15, 2014

Kok, Putusin Gue? - Ninit Yunita


Judul : Kok, Putusin Gue?
Penulis : Ninit Yunita
Penerbit : GagasMedia
Sinopsis : Kok, Putusin Gue?
Tahun Terbit : 18 Desember 2013 (terbit pertama kali tahun 2004)
Tebal : 232hal
Review :

Pada suatu hari yang santai, lewat chatnya Putri (mamak kami) mengumumkan bahwa kita aka Read Addicted Book Club terpilih dalam pengundian Arisan Buku bulan Januari 2014 dari Gagas-Bukune dengan buntelan buku cover baru, Kok, Putusin Gue? dari Ninit Yunita. Saya bersama teman - teman BBI Medan pun memutuskan untuk bertemu dan berdiskusi di Pizza Hut Jl. Gajah Mada Medan yang pada saat itu cukup sepi pengunjung. Well, bukan hanya berdiskusi tentang buku ini saja namun pertemuan tersebut juga kami jadikan sebagai ajang untuk saling meminjam buku. Berikut foto - foto yang berhasil kami abadikan pada tanggal 22 Februari 2014. 

Buku yang saya pinjam dari Lilis dan Putri


Buku Ninit Yunita - Kok, Putusin Gue?


BBI Medan, dari kiri Lilis, Ertalin, Putri, dan saya.

Bukunya sendiri tidak terlalu tebal dan juga tidak mengangkat topik yang terlalu berat untuk dibaca. Topik yang dipilih penulis adalah bagaimana seorang wanita yang diputuskan secara sepihak mengatasi kegalauan hatinya mulai dari cara yang negatif lalu menuju positif. Ceritanya membuatku sedih bersama dengan Maya, galau bersamanya, namun juga bahagia akan keputusan yang ia pilih untuk hidupnya. 

Di hari tepat setahun Maya jadian dengan Hari, mereka memutuskan untuk melewatkan malam bersama di Rooms Cafe. Betapa manisnya Hari karena sudah mereserve tempat yang manis untuk dilewatkan berdua. Hari bahkan memesan makanan kesukaan Maya. Bagaimana hati Maya nggak luluh dan semakin cinta pada lelaki itu coba? Namun disaat yang tak terduga - duga, secara mengejutkan Hari memutuskan secara sepihak untuk berpisah dengan alasan,"You are too good for me." 

Well, kalau ada lelaki diluar sana yang mau putus dengan alasan seperti itu, hanya 2% yang benar - benar merasa tidak layak bersama dengan pacarnya. Selebihnya 98% adalah omong kosong yang diciptakan untuk menutupi kebohongan bahwa dia sudah memiliki wanita lain. In this case, Hari tentu berada di antara 98% tersebut. 

 Setiap tindakan yang dilakukan, pastilah ada alasannya. Kenapa Hari memutuskan Maya? Mungkin karena selama ini yang Hari lihat hanyalah kulit luarnya saja. Kenapa Maya memutuskan untuk balas dendam pada Hari? Karena ketika kita terlalu cinta, terlalu sakit pula lah hati kita ketika harus berpisah dengan pasangan kita. Apalagi kalau alasan untuk berpisah karena Hari selingkuh dengan wanita lain. Hal ini seperti lingkaran setan yang hanya bisa diputuskan dengan pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.

Tentunya tidak ada yang benar diantara kedua belah pihak. Memutuskan Maya tepat disaat satu tahun mereka bersama itu merupakan hal yang kejam, namun terus menerus menguntit dan mengerjai Hari juga bukanlah perbuatan yang terpuji. Jadi sekali lagi, tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling salah diantara mereka.

Masa lalu terkadang menjadi tolak ukur bagaimana kita melihat masa depan. Ada yang bisa dengan cepat move on dari masa lalunya, dan ada pula yang terjebak dalam masa lalunya. Dalam kasus ini, Maya termasuk yang kategori yang kedua. Aku pribadi tidak tergila – gila dengan keduanya. Tersakiti sudah pastilah terasa sakit. Namun bukan berarti kita harus menyakiti orang lain juga. 

Topik ini bukan yang pertama kali kubaca. Jika bisa memilih, aku akan menghindari topik ini karena hanya akan membawa kegalauan dan aura negatif yaitu balas dendam. Penulis sejak awal menggambarkan bagaimana pintarnya Maya dan betapa jagonya ia dalam bidang taekwando. Tak ada laki – laki yang takkan minder berada didekatnya, terutama yang menjadi pasangannya yaitu Hari. Jadi terdapat perkembangan karakter dimana Maya yang biasanya berpikir jernih menjadi wanita yang sibuk memikirkan bagaimana caranya menyembuhkan hati yang terluka,dsb.

Membaca buku ini mengingatkanku tentang betapa pentingnya punya sahabat seperti Rini yang selalu ada buat Maya. Sadar atau tidak sadar, sahabat yang baik adalah orang yang akan menuntunmu ke jalan yang benar, mengarahkanmu ketika kamu berada di jalan yang salah, dan tak segan - segan menegurmu jika kamu kehilangan akal sehatmu. 

       “Life goes on, May. Mungkin, Hari memang bukan orang yang tepat buat elu. Jadi, Tuhan nunjukkin itu ke elu dari sekarang.” 
\
     Sejak awal saya sudah tahu bahwa balas dendam itu takkan pernah membawa kita kearah mana pun yang benar. Di sakiti seseorang memang bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Kita cenderung terus menerus memikirkan alasan – alasan yang mungkin menjadi penyebabnya. Akan tetapi kita jadi melupakan beberapa hal seperti 1. Lelaki di dunia ini bukan hanya mantan kita saja. 2. Jika dia memutuskan kita karena wanita lain, kita seharusnya bersyukur bukannya bersedih. Itu tandanya Tuhan masih menyayangi kita. Karena akan lebih sakit jika sudah menjadi suami istri lalu harus bercerai.


     Cinta itu indah... Cinta itu tulus... Cinta itu jumlahnya sulit dihitung, seperti taburan bintang di langit. Cinta yang hadir di hati Amaya setinggi angkasa.Cinta itu indahnya seperti perpaduan bulan purnama dan kelipan seribu bintang.SSaat cinta itu pergi...dunia terasa gelap, hampa, dan kosong.

Saturday, February 8, 2014

Andai Kau Tahu - Dahlian


Judul : Andai Kau Tahu
Penulis : Dahlia
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2013
Tebal : 366hal
Sinopsis : Andai Kau Tahu
Review :

Tania tipe wanita yang diperlakukan bak princess, pantang menerima penolakan dan manjanya minta ampun. Mamanya meninggal saat usianya masih remaja. Dan karena sibuk dengan pekerjaannya dirumah sakit ayahnya pun jarang berada dirumah menemaninya. Alhasil, Tania hidup bebas tanpa ada yang mengatur. Sudah lama hidup bebas, tiba - tiba ayah Tania mau menjodohkannya dengan anak sahabatnya. Tania yang tak suka langsung memilih kabur dari rumah. Di tengah kerisauan hatinya, ia pun terjebak diantara dua lelaki yang dicintainya Hendrik dan yang dibencinya Reza. 

Membaca buku ini membuatku gemas sendiri terhadap Tania. Ingin rasanya mencubitnya keras - keras  biar dia sadar siapa yang benar - benar mencintainya dan siapa yang hanya memanfaatkan dirinya. Terkadang, cinta yang berlebihan terhadap seseorang membuat kita lupa bahwa kita masih punya harga diri yang harus dijaga. 

About Reza,,,

"Aku juga pengin ngajak kamu keluar malam ini."
"Kemana"
"Ada deh."
"Aku pengin membaca saja di rumah."

Ya Tuhan, cari dimana laki-laki seperti Reza ini, lebih suka membaca daripada keluar ke mall, koleksi buku dan punya rak yang dipenuhi buku - buku. Reza ini cukup imut sebenarnya. Jarang - jarang ada laki - laki yang nggak biasa ke klub malam dan malah bilang kalau klub malam itu membahayakan kesehatan. He is indeed one in a million. 

Sebenarnya Tania dan Reza itu bak ying dan yang. Gimana nggak coba? Tania termasuk wanita yang jorok, sedangkan Reza sangat gila kebersihan, Tania suka shopping segala baju, beda dengan Reza yang hanya punya baju hitam, putih dan biru, belum lagi Tania yang sangat suka ke klub malam, sementara Reza lebih memilih dirumah membaca buku. Tapi surprisingly, mereka cocok satu sama lain. Walau sering adu mulut, Reza dan Tania yang sama - sama keras kepala bisa saling mengalah. 

"Laki - laki menyebalkan ini, adalah laki - laki yang paling mencintaimu."

Secara keseluruhan buku ini cukup membawa angin segar buatku. Seperti biasa Dahlian pandai merangkai kata - kata, alur ceritanya memang mudah ditebak tapi tidak berbelit - belit. Satu - satunya alasan kenapa buku ini tidak mendapakan bintang 5, yang by the way bersifat subjektif yaitu saya merasa sedikit geli ketika Reza memanggil Tania dengan sebutan My Precious. Otak saya langsung otomatis tergambarkan wajah Gollum, dari The Ring series. Sebutan itu cukup sering juga disebutkan jadi mau tidak mau saya kepikiran Gollum terus selama membaca buku ini. It's weird but kinda fun though :) 

Tuesday, October 15, 2013

Marriageable - Riri Sardjono

Judul : Marriageable
Penulis : Riri Sardjono
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2013 (first published 2006)
Tebal : 368hal
Sinopsis : Marriageable
Review :
Harga diri yang tinggi dan perasaan takut tersakiti untuk kedua kalinya membuat Flory hidup dalam kecurigaan terhadap semua lelaki, kecuali Gerry. Don't even think about why, it's simply because he's gay. Bagaimana Flory harus menyikapi kehidupan percintaannya kalau di umur 32 tahun dia masih single? Bella Saphira saja sudah pecah telor, masa Flory seorang arsitek cantik nan modis belum memiliki tambatan hati? 

Setiap orangtua yang melihat anaknya masih single di umur 30-an pastilah akan gelisah. Begitu pula dengan mama Flory yang sekarang sibuk mencari lelaki pilihan untuk anaknya. Memang sekarang sudah bukan zamannya Siti Nurbaya lagi, akan tetapi masih banyak saja orangtua yang menerapkan sistim ini, terlebih ketika dalam waktu mendesak. 

Flory keki berat pastinya. Menemukan sendiri pria yang disukai saja belum tentu langsung jatuh cinta dan naik ke pelaminan, apalagi kalau dijodohin? Walaupun nggak suka dengan ide menikah dengan pria yang dijodohkan orangtua, tapi sepertinya Vadin, calon suaminya tidak terlihat begitu buruk. 

Menurutku pribadi Vadin termasuk tipe idaman wanita. Mapan dari segi usia dan karir, sayang dengan Flory, mau mengalah dari sifat dan moodnya yang lebih sering jelek daripada bagus, juga tipe lelaki yang nggak memikirkan dirinya sendiri. I just love this guy. 

Yang aku suka dari Riri Sardjono adalah cara menulisnya yang witty, jujur dan blak-blakan. Dari sinopsisnya aku langsung tertarik buat baca. Secara keseluruhan ceritanya juga sama bagusnya dengan sinopsisnya. Cuma mungkin yang kurang berkesan adalah karakter Flory yang kurang kusuka.

Di dalam hidupnya terlalu banyak kata "kenapa?"

"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara - gara gue belom kawin?!"
"Karena elo punya kantong rahim, Darling," jawab Dina kalem.
"Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."
"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."

"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?"
"Hormon, Darling! Kadang - kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak.
Mestinya horny, dia ngetik cinta!"

Bagiku Flory cukup membingungkan dan memusingkan. Di umur ke-32 tahun, seharusnya seorang wanita sudah bisa bersikap dewasa karena memang sudah tergolong matang dari segi usia. Namun dari yang kuamati, Flory seolah-olah baru menginjak masa remaja. Mudah cemburuan, kalau sudah cemburu nggak mau mengaku pula, juga sering menjadikan orang lain sebagai objek untuk mebuat Vadin cemburu. It's an old moves and never ends well. Aku ngerti Flo pernah dikecewakan oleh mantan pacarnya di masa lalu. Well who didn't by the way? Aku juga ngerti kalau sikap mama dan papanya yang suka perang mulut membuatnya takut untuk membina rumah tangganya sendiri. Tapi life must go on. Kita nggak akan pernah tahu apa yang akan menanti kita di depan. Either we take the chance to move forward to the next level or just stay at the same path forever. 

Omong - omong tentang sahabat, diantara sahabat - sahabat Flory yang super ajaib, aku paling suka sama Ara yang lebih sering ngasih saran yang masuk di akal dan positif. Salah satu kata - katanya yang membekas di pikiranku ;

"Kita semua punya masalah, Flo. Gue nggak perlu punya masalah yang sama kayak elo untuk bisa ngerti gimana rasanya sakit." - Ara


Rating : 3/5

Saturday, November 3, 2012

The Not So Amazing Life of @aMrazing


Judul : The Not So Amazing Life of @aMrazing
Penulis : Alexander Thian
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
Tebal : 228hal
ISBN : 978-979-780-586-9
Sinopsis : via Goodreads
Review :

"Sometimes, the reality makes people don't want to wake up and smell the coffee, because they're afraid to feel the pain. They choose to live in the warm blanket of denial instead. pg204"

Pengalamanku dalam membaca cerpen (yang jujur tidaklah banyak), akan ada satu atau dua bab yang terkesan biasa saja atau malah membosankan. Tapi hal itu tidak saya temukan dalam buku ini. Terus terang, isi ceritanya cukup menggelitikku. Dan karna buku ini, saya kembali diingatkan pada kegemaraan saya membaca buku di mana dengan hanya membaca satu buku saja, kita bisa mempelajari banyak hal. Bayangkan jika kita membaca 10/100/1000/etc buku, betapa banyak pelajaran/pengetahuan yang bisa kita dapatkan.

Terima kasih Mas Alex. Buku ini membawaku balik ke masa SMP dimana saat itu memang lagi ngetrendnya minta abang-abang penjual handphone buat isiin lagu-lagu ke memory card hp. Bukan cuma lagu, tapi gambar-gambar, aplikasi game, dll. Jika dingat-ingat hal itu cukup menggelikan mengingat karna kecanggihan internet saat ini, semua hal itu bisa didapatkan sendiri - free alias gratis tanpa harus bayar cukup dengan hanya mengakses internet. Tapi jujur saya kangen masa-masa itu. I miss that moment, really. Meskipun harus bayar (tepatnya berapa saya lupa) tapi disitulah letak istimewanya. Dunia tak lagi asyik jika segala sesuatunya bisa didapatkan dengan mudah. :) :)

Salah satu bagian yang paling berkesan dalam buku ini adalah 'Dummy Seharga Dua Juta'. Orang baik tak selalu mendapatkan hal yang baik, tapi orang baik akan selalu menganggap kesialan sebagai cobaan yang akan berlalu.

Yang menurut kita "biasa saja dan bukan apa-apa", bagi orang lain bisa sangat berarti. pg57


Di bab4 (Dummy Seharga Dua Juta) cerita tentang Pak Soni dan anaknya Rama pasti akan menyentuh hati semua pembaca, tapi lucunya bab selanjutnya berbanding terbalik dengan cerita Pak Soni di bab4 ini. Di bab5, jika Tasya adalah sebuah kertas, mungkin sudah saya remas-remas, pijak-pijak terus saya buang ke tong sampah. Kenapa? Karena kelakuan Tasya sudah kelewatan batas pada ibunya dan orang disekitar. Mungkin Tasya memang masih SD pada saat itu, tapi apa pantas seorang anak merengek-rengek, berteriak, dan membuat malu ibunya dihadapan banyak orang hanya karena ingin dibelikan hp baru? Dari yang saya baca, HP Tasya saat itu masih tergolong canggih, tapi sepertinya Tasya terpengaruh oleh lingkungan disekolah dimana teman-temannya memiliki hape baru dan berteknologi canggih sehingga Tasya jadi ingin menjadi 'seperti mereka.'

Kesimpulan :
1. Manusia memang tak pernah/susah/jarang/tidak gampang puas.
2. Pada sebagian orang, mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
3. Keinginan untuk bisa menyamai orang lain memang bagus, tapi jika dibarengi dengan usaha yang positif. (jelas bukan dengan merengek-rengek pada orangtua)

Usaha yang positif misalnya : belajar lebih giat (jika perlu juara) jadi orangtua bisa melihat usahamu dan mungkin tanpa kita minta pun mereka akan membelikan kita hadiah.

"Kejujuran memang menyakitkan dan menghancurkan. Namun, setelah seseorang terbiasa dengan kejujuran dan kebenaran, dia akan tersenyum lagi sambil minum teh dan makan kue, sambil menertawakan kebodohannya saat masih hidup dalam cangkang penyangkalannya. Tapi itu nanti, di fase terakhir." pg206

  I've gone through this and it's true. Kejujuran memang menyakitkan. Tapi rasa sakitnya hanya sementara. Tidak seperti kebohongan yang ditutup-tutupi tapi akhirnya terkuak ke permukaan. Rasa sakitnya akan terasa berlipat-lipat sakitnya dan mungkin membekas. Forgive but not forget.

Overall, saya sangat suka dengan buku ini. Karena memang ngefollow @aMrazing di twitter dan suka tergelak dengan twit-twit ajaibnya maka saya nggak ragu buat beli bukunya :) Dan setelah baca buku ini saya baru tahu mas Alex ini dulunya punya konter hp. Lewat tulisannya, saya jadi lebih sadar kalau manusia itu bukan cuma satu jenis, bukan cuma tipe A atau B tapi mungkin sampai tipe Z pun ada. (semoga perumpamaan saya ini nggak gagal dicerna) I'll feel bad if i'm not saying this. So, terima kasih atas tulisannya, terima kasih uda sharing :)

Favorite Quotes :
Kumal bukan berarti miskin atau kampungan.
Sederhana bukan berarti tak canggih.
Ngondek bukan berarti cong.
Tampang jelek tidak berarti istrinya jelek juga.
Bertampang rada preman bukan berarti penjahat.
Dan pamungkasnya : 
Penampilan dan gaya yang di bawah 'standar', bukan berarti bodoh.

PS : Alasan saya menyukai novel ini adalah karena di buku ini, selain humornya dapat, isinya bermakna dan dapat memotivasi para pembaca :)

Rating : 5/5

Monday, August 13, 2012

Impossible - Nina Ardianti

Judul : Impossible
Series : Glam Girl Series
Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
Tebal : 294hal
ISBN : 978-979-780-457-2
Sinopsis : Impossible
Review :
Overall seri Glam Girls emang menarik untuk dibaca. Sekolah internasional yang dipenuhi para murid yang bossy, drama queen, dll. Ada fashion police, the best is gonna be on the top of the list and the worst is gonna be on the lowest part in the food chain of VIS's life. Care much?
"Karena - VIS terlalu banyak intrik - terlalu banyak orang yang berpura-pura dengan nggak menjadi diri mereka yang sebenarnya. Belum lagi setengah populasinya berpikiran dangkal. Shallow. They do judge people by their appearance. Manusia macam apa itu?" pg252
Kali ini ceritanya tentang Nasta, cewek yang punya hobi bermain sepak bola. Eitss. Jangan salah, meskipun dia suka bermain sepak bola, tapi dia nggak tomboy ataupun berkulit hitam. I wonder why. Nasta punya dua sahabat yang senantiasa bersama dengannya. Mereka adalah Tiara dan Farrah. Dalam lingkaran pertemanan mereka, Nasta selalu menjadi yang paling netral, dan paling pintar dalam hal pelajaran. Tapi rupanya pintar saja tak cukup buat papa dan mamanya. Mereka ingin Nasta lebih dari itu. Untuk itu, mereka menjadwalkan Nasta untuk menjalani beberapa les private yang sebenarnya tak perlu. Selain itu, mereka juga memutuskan untuk melarang Nasta bermain sepak bola lagi! Tak hanya dipusingkan oleh masalah di rumah, Nasta juga cemas terhadap surat kaleng yang berisi foto-fotonya bersama Kafka (asisten pelatih sepak bola di VIS yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri) di loker sekolahnya.

Walaupun Nasta cukup stress dengan kehidupannya belakangan ini, tapi ia cukup terhibur oleh keberadaan sahabat-sahabatnya. Bukan hanya itu, karena bisikan kakaknya, Nanza, Nasta untuk pertama kalinya memberanikan diri untuk naik metro mini! Dan akhirnya ia malah berkenalan dengan lelaki bernama Al.
"Nggak seharusnya aku begini, nggak seharusnya aku melarikan diri dari masalah. Ya oke, orangtuaku superduper mengesalkan, tapi bukan berarti aku bisa kabur seenaknya dari rumah. Seolah nggak ada penyelesaian lain saja." pg.232 
Akan ada saat dimana opini-opini kita bertentangan dengan orangtua kita. Hal yang menurut kita baik belum tentu terasa baik bagi mereka, dan sebaliknya. Bagiku itu sebuah proses. Yang kita perlukan adalah beradaptasi, dan saling mendengarkan. Sama dengan lingkungan, dengan orangtua dan keluarga pun kita juga harus beradaptasi. Menyesuaikan diri dengan keadaan, juga saling mendengarkan untuk mencapai satu kesinambungan.
"Jalan kamu masih panjang. Mama dan Papa berharap suatu saat kamu bisa berdiri di atas kaki sendiri, nggak tergantung pada Mama atau Papa lagi. Nggak tergantung dengan materi yang kita punya karena kamu tahu bahwa materi yang paling penting ada di dalam sini," ia menyetuh dahiku, "dan sini." Lalu menyentuh dadaku. pg.194
"The sky is the limit. Kalau saat ini Mama dan Papa hanya bisa mencapai langit-langit, ya kami berharap kamu dan Nanza bisa mencapai langit sungguhan." pg.195
Ada satu hal yang menjadi catatan untuk novel ini, yaitu adanya pengulangan kata yang seharusnya tidak perlu. Contoh di halaman 6 : 'Ia menunjuk Adrianna, yang mungkin striker terbaik yang dimiliki VIS dalam beberapa tahun terakhir.' Di halaman 7 : 'Adrianna adalah salah satu striker putri terbaik yang VIS miliki dalam tiga tahun belakangan ini.' Sebenarnya pengulangan ini tak mengapa jika saja halamannya tidak berdekatan.

You've got to believe that you're going to win, and I believe we'll win the World Cup until the final whistle blows and we're knocked out. - Peter Shilton

Rating : 4/5

Outrageous - Moemoe Rizal


Judul : Outrageous
Series : Glam Girls
Penulis : Moemoe Rizal
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2010
Tebal : 242hal
ISBN : 9797804070
Sinopsis : Outrageous
Review :
Mindy, murid baru di VIS. Di hari pertamanya dia bertemu dengan sesama murid baru yang bernama Tara. Niatnya ingin berteman dengan Tara malah ditolak mentah-mentah oleh Tara yang menunjukkan sikap acuh tak acuh dan tak bersahabat. Akhirnya Mindy harus mengangkat kepala tinggi-tinggi dan mencari teman lain.

Tapi rupanya mencari teman di VIS tidaklah semudah yang ia harapkan. Terlebih ekspektasinya terlalu tinggi kepada orang-orang yang berminat berteman dengannya. Dan dia mempunyai motto untuk menjadi seorang leader, bukan follower. Namun agaknya itu susah terwujud ketika ia bertemu Rashi and the genk (baca seri GlamGirls sebelumnya) Mindy langsung merasa seperti gadis cupu yang desperate dibandingkan dengan Rashi yang fashionable.

Tapi akhirnya dia bertemu dengan Sundae dan Ning Ning, dua orang yang terpaksa ia jadikan teman. Sementara itu, dalam setiap kesempatan, ajaibnya Tara dan Mindy selalu punya hal yang sama untuk dipamerkan. Hal yang sama disini maksudnya dari berpakaian, cara ngomong, dll sampai hampir semua orang mengira mereka adalah saudara kembar yang terpisah ketika kecil. Well, dua orang kembar aja pasti punya perbedaan. Masa Mindy dan Tara selalu punya kesamaan dalam setiap hal? Pakai baju dengan gaya yang sama, diterima. Punya apartemen yang sama dan tinggal bersebelahan? Okay. Tapi kalau sampai beli mobil yang sama, it's a big thing. Sebenarnya rada capek juga baca never-ending-fight nya Tara dan Mindy. Kedua-duanya sama-sama childish, ego tinggi, dan badmouth banget.

Belum lagi ternyata mereka didekati oleh cowok yang sama, dan mereka berdua berlomba-lomba untuk membuat iri satu sama lain dengan mendekati cowok yang sebenarnya mereka tidak suka. Kasihan banget cowoknya.

I imagine Tara and Mindy as Blair and Selena


"Misalnya meskipun kaya dan ganteng, cowok kelas B cuma jadi tangan kanannya cowok kelas A. Kalo kelas C ya... di luar itu." | "Misalnya?" | "Misalnya, ngng.." "Nah itu contoh untuk kelas C!" | "Mereka kelas C?" sahutku tak terima. "Dari mana lo nyimpulin mereka kelas C, huh? Bisa jadi mereka kaya, famous, atau malah keduanya!" | "Dari mana lo tahu mereka itu anak basket?" sergah Sundae.pg.152 << Correct me if I am wrong, tapi dimana letak Mindy pernah bilang cowok-cowok itu (kelas C) anak basket ya? Aku sampai harus bolak-balik halaman mencari kata-kata Mindy bilang kelas C itu anak basket tapi ternyata memang nggak ada.


Sebenaranya banyak redundant words nya, kata-kata nggak penting dan nggak perlu. Dibeliin nyokap mobil, okay. Belum lancar bawa mobil, fine. Tapi kalau bahas mobil Kijang kapsul warna ijo yang bumper belakangnya penyok yang sama sekali nggak ada hubungan dengan cerita, itu nggak penting dan sia-siain space halaman doang. Selain itu juga terlalu banyak kata shittake, 'fudge', what the fudge, fudge again, again and again. Oh, not to mention ada muncul kata son of a bitch. Sempat shock juga, sepanjang sejarah baca novel Indonesia, seingatku baru kali ini terbaca kata ini.

Endingnya menyelamatkan isi ceritanya.

Rating : 2/5