Showing posts with label buntelan. Show all posts
Showing posts with label buntelan. Show all posts

Monday, March 7, 2016

Hair-quake - Mariskova


Judul : Hair-quake
Penulis : Mariskova
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal dan Tahun Terbit : 288hal, Juli 2014. Pertama kali diterbitkan Mei 2008
Sinopsis : Hair-quake
Review :

Andita punya motto,"Better hair brings better luck, better love, and better life...". Saya setuju sekali dengan motto tersebut. Seperti kata kebanyakan orang, rambut adalah mahkota wanita. Saya rasa semua wanita pasti pernah mengalami yang namanya bad hair day. Kebayang nggak jika kita mengalami bad hair day disaat kita harus menghadiri suatu acara? Pasti kita jadi bad mood seharian dan berharap tidak menghadiri acara tersebut. Well, in Andita's case, dia harus tampil cantik dan rapi setiap hari karena pekerjaannya. 

Andita adalah seorang guru bahasa inggris yang sangat mencintai pekerjaannya. Setelah 4 tahun mengajar, Andita dipromosikan oleh atasannya untuk naik jabatan. Tapi hal itu tidak instan, Andita diwajibkan untuk presentasi dihadapan penguji dan melewati tes itu tidaklah segampang membalik kan telapak tangan. Dengan bantuan sahabatnya Ferry, Andita perlahan mampu mengatasi rasa gugupnya akan kekhawatirannya tentang presentasi tersebut. Masalahnya tidak berhenti disitu, Dita masih harus dipusingkan dengan rambutnya yang sudah diatur.


"Kamu pasti tahu dong setiap pendekar itu punya kesaktian? Nah, kalau aku seorang pendekar, kesaktianku ada di rambutku. Kalau rambutku tidak beres, hilanglah kesaktianku."
Kali ini sekolah dihebohkan dengan berita di majalah ModernChic yang mengatakan bahwa model rambut Andita sudah ketinggalan zaman. Jika Andita punya kekuatan untuk menghilang dalam waktu sekejab, pasti sudah ia lakukan. Setelah susah payah menata rambutnya setiap hari, Dita malah harus menelan kenyataan bahwa bagi majalah tersebut rambutnya itu tidak masa kini, Padahal foto Andita diambil ketika rambutnya sedang dipotong disalon. Kesal setengah mati, Andita menuntut pertanggungjawaban salon tersebut dan akhirnya mendapat kebebasan dan hak penuh selama setahun untuk bebas ngapain aja disalon itu, creambath, gunting rambut, dll. Disalon itulah Andita bertemu dengan Prasta, laki-laki yang hobinya creambath sehabis pulang jam kantor.

Buku ini wajib punya! #maksa. Hair-quake adalah hadiah ulangtahun dari sabahat saya yang ngerti banget kalau saya ulangtahun itu maunya dikasi buku, bukan boneka, (tapi kalau cincin bolehlah :D #ngarep) Satu-satunya yang kurang kusukai dari ceritanya adalah seharusnya Lisa, teman kerja yang juga dipromosikan naik jabatan, bisa dibuat sedikit lebih 'menderita' di akhir cerita mengingat mulut berbisanya sering menyakiti hati Andita. 

Cerita di hair-quake adalah cerita yang nyata bagiku. Semua orang tanpa terkecuali akan mengalami kejadian yang Andita alami. Bad hair day, so pasti, suka dengan pacar orang, tak jarang itu terjadi, dipromosikan oleh atasan lalu digosipkan yang aneh-aneh, sering!! It happens all the time di kehidupan kita. So thumbs up buat penulis yang bisa dengan begitu natural menceritakan setiap bagian di buku ini. Tulisannya witty, cerdas, dan tidak monoton. Gaya penulisannya sedikit mengingatkanku pada Mia Arjsad, salah satu penulis favoritku. Well, Mariskova sukses membuatku menyukai tulisannya. Dan itu berarti setiap bukunya adalah wajib punya sekarang :)

"When you look good, you WILL feel good." - Amrazing


Rating : 4/5

Tuesday, March 1, 2016

Looking for Alaska - John Green


Judul : Looking For Alaska
Penulis : John Green
Versi : Terjemahan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit & Tebal : July 14th 2014, 288hal
Sinopsis : Looking For Alaska
Review :
Miles Halter bukanlah anak yang populer disekolahnya. Miles anak baik-baik dan cenderung membosankan. Hidupnya yang datar - datar saja membuatnya memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di asrama Culver Creek, tempat dimana ayahnya dulu bersekolah. Mungkin ada baiknya sesekali keluar dari zona nyaman dan pergi mencari 'Kemungkinan Besar'. 

Di Culver Creek, Miles bertemu beberapa teman yang menjadi bagian dari hidupnya disana. Chip Martin dan Alaska Young, tepatnya. Chip lebih suka dipanggil kolonel, dan Alaska hanyalah Alaska. Miles sendiri diberi panggilan Pudge oleh Kolonel. Dari mereka, Miles belajar banyak hal. Walau dari yang kubaca, Miles lebih banyak belajar hal - hal negatif daripada positif, setidaknya Miles menemukan arti dari kata persahabatan. 

Miles melewatkan masa remajanya dengan berbagai kenakalan yang tak bisa dihitung lagi dengan jari banyaknya. Terkadang ketika kita begitu dekat dengan seseorang, kita akan merasa kehilangan jika orang tersebut sedang atau tidak lagi berada disisi kita. Hal itu yang terjadi pada Miles. Ketika Miles baru mulai membuka hatinya, dia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa orang yang disukainya tidak akan pernah bisa bersatu dengannya. 

"Kenapa merokokmu cepat sekali?"
"Kalian semua merokok untuk menikmatinya. Aku merokok untuk mati."

Itu pernyataan yang dikatakan oleh Alaska. Yang kusukai darinya adalah koleksi bukunya, yang tidak kusukai darinya adalah kebiasaanya merusak dirinya sendiri, Alaska bahkan tidak memiliki kendali atas dirinya sendiri. 

"Apa kau benar - benar sudah membaca semua buku di kamarmu?"
"Ya, Tuhan, tidak. Aku mungkin membaca sepertiganya. Tapi aku akan membaca semuanya. Aku menyebutnya Perpusatakaan Hidupku."
"Pudge, yang harus kau mengerti tentang diriku adalah bahwa aku orang yang sangat tidak bahagia."

Melihat banyaknya bintang 4-5 bertaburan di Goodreads bukanlah sebuah jaminan buku ini akan sesuai dengan seleramu. Well, untuk saya pribadi, this book isn't my cup of tea, but maybe it's yours :) Buku ini buntelan dari teman sebagai hadiah ulangtahun. Mengingat bahwa yang menulis buku ini adalah John Green, orang yang sama yang menerbitkan The Fault in Our Stars dan Paper Towns, tinggi harapan bahwa novel ini akan menjadi bacaan yang bagus. Akan tetapi, back to your own taste, kalau saya merasa buku ini rada membosankan, alurnya lambat, dan tokoh utamanya tidak terlalu berkesan.

Rating : 2/5


Saturday, March 15, 2014

Kok, Putusin Gue? - Ninit Yunita


Judul : Kok, Putusin Gue?
Penulis : Ninit Yunita
Penerbit : GagasMedia
Sinopsis : Kok, Putusin Gue?
Tahun Terbit : 18 Desember 2013 (terbit pertama kali tahun 2004)
Tebal : 232hal
Review :

Pada suatu hari yang santai, lewat chatnya Putri (mamak kami) mengumumkan bahwa kita aka Read Addicted Book Club terpilih dalam pengundian Arisan Buku bulan Januari 2014 dari Gagas-Bukune dengan buntelan buku cover baru, Kok, Putusin Gue? dari Ninit Yunita. Saya bersama teman - teman BBI Medan pun memutuskan untuk bertemu dan berdiskusi di Pizza Hut Jl. Gajah Mada Medan yang pada saat itu cukup sepi pengunjung. Well, bukan hanya berdiskusi tentang buku ini saja namun pertemuan tersebut juga kami jadikan sebagai ajang untuk saling meminjam buku. Berikut foto - foto yang berhasil kami abadikan pada tanggal 22 Februari 2014. 

Buku yang saya pinjam dari Lilis dan Putri


Buku Ninit Yunita - Kok, Putusin Gue?


BBI Medan, dari kiri Lilis, Ertalin, Putri, dan saya.

Bukunya sendiri tidak terlalu tebal dan juga tidak mengangkat topik yang terlalu berat untuk dibaca. Topik yang dipilih penulis adalah bagaimana seorang wanita yang diputuskan secara sepihak mengatasi kegalauan hatinya mulai dari cara yang negatif lalu menuju positif. Ceritanya membuatku sedih bersama dengan Maya, galau bersamanya, namun juga bahagia akan keputusan yang ia pilih untuk hidupnya. 

Di hari tepat setahun Maya jadian dengan Hari, mereka memutuskan untuk melewatkan malam bersama di Rooms Cafe. Betapa manisnya Hari karena sudah mereserve tempat yang manis untuk dilewatkan berdua. Hari bahkan memesan makanan kesukaan Maya. Bagaimana hati Maya nggak luluh dan semakin cinta pada lelaki itu coba? Namun disaat yang tak terduga - duga, secara mengejutkan Hari memutuskan secara sepihak untuk berpisah dengan alasan,"You are too good for me." 

Well, kalau ada lelaki diluar sana yang mau putus dengan alasan seperti itu, hanya 2% yang benar - benar merasa tidak layak bersama dengan pacarnya. Selebihnya 98% adalah omong kosong yang diciptakan untuk menutupi kebohongan bahwa dia sudah memiliki wanita lain. In this case, Hari tentu berada di antara 98% tersebut. 

 Setiap tindakan yang dilakukan, pastilah ada alasannya. Kenapa Hari memutuskan Maya? Mungkin karena selama ini yang Hari lihat hanyalah kulit luarnya saja. Kenapa Maya memutuskan untuk balas dendam pada Hari? Karena ketika kita terlalu cinta, terlalu sakit pula lah hati kita ketika harus berpisah dengan pasangan kita. Apalagi kalau alasan untuk berpisah karena Hari selingkuh dengan wanita lain. Hal ini seperti lingkaran setan yang hanya bisa diputuskan dengan pikiran yang jernih dan hati yang ikhlas.

Tentunya tidak ada yang benar diantara kedua belah pihak. Memutuskan Maya tepat disaat satu tahun mereka bersama itu merupakan hal yang kejam, namun terus menerus menguntit dan mengerjai Hari juga bukanlah perbuatan yang terpuji. Jadi sekali lagi, tidak ada yang paling benar dan tidak ada yang paling salah diantara mereka.

Masa lalu terkadang menjadi tolak ukur bagaimana kita melihat masa depan. Ada yang bisa dengan cepat move on dari masa lalunya, dan ada pula yang terjebak dalam masa lalunya. Dalam kasus ini, Maya termasuk yang kategori yang kedua. Aku pribadi tidak tergila – gila dengan keduanya. Tersakiti sudah pastilah terasa sakit. Namun bukan berarti kita harus menyakiti orang lain juga. 

Topik ini bukan yang pertama kali kubaca. Jika bisa memilih, aku akan menghindari topik ini karena hanya akan membawa kegalauan dan aura negatif yaitu balas dendam. Penulis sejak awal menggambarkan bagaimana pintarnya Maya dan betapa jagonya ia dalam bidang taekwando. Tak ada laki – laki yang takkan minder berada didekatnya, terutama yang menjadi pasangannya yaitu Hari. Jadi terdapat perkembangan karakter dimana Maya yang biasanya berpikir jernih menjadi wanita yang sibuk memikirkan bagaimana caranya menyembuhkan hati yang terluka,dsb.

Membaca buku ini mengingatkanku tentang betapa pentingnya punya sahabat seperti Rini yang selalu ada buat Maya. Sadar atau tidak sadar, sahabat yang baik adalah orang yang akan menuntunmu ke jalan yang benar, mengarahkanmu ketika kamu berada di jalan yang salah, dan tak segan - segan menegurmu jika kamu kehilangan akal sehatmu. 

       “Life goes on, May. Mungkin, Hari memang bukan orang yang tepat buat elu. Jadi, Tuhan nunjukkin itu ke elu dari sekarang.” 
\
     Sejak awal saya sudah tahu bahwa balas dendam itu takkan pernah membawa kita kearah mana pun yang benar. Di sakiti seseorang memang bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan. Kita cenderung terus menerus memikirkan alasan – alasan yang mungkin menjadi penyebabnya. Akan tetapi kita jadi melupakan beberapa hal seperti 1. Lelaki di dunia ini bukan hanya mantan kita saja. 2. Jika dia memutuskan kita karena wanita lain, kita seharusnya bersyukur bukannya bersedih. Itu tandanya Tuhan masih menyayangi kita. Karena akan lebih sakit jika sudah menjadi suami istri lalu harus bercerai.


     Cinta itu indah... Cinta itu tulus... Cinta itu jumlahnya sulit dihitung, seperti taburan bintang di langit. Cinta yang hadir di hati Amaya setinggi angkasa.Cinta itu indahnya seperti perpaduan bulan purnama dan kelipan seribu bintang.SSaat cinta itu pergi...dunia terasa gelap, hampa, dan kosong.

Saturday, February 1, 2014

Snow White and The Huntsman - Lily Blake + Secret Santa



Judul : Snow White and The Huntsman
Penulis : Lily Blake, Penerjemah : Dina Begum
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2012
Tebal : 247hal
Sinopsis : Snow White and The Huntsman via goodreads
Review :

Cerita ini tentang Snow White. Tak banyak yang diceritakan ketika ia masih kecil kecuali ayahnya yang menikah dengan seorang wanita muda bernama Ravenna yang ia temukan sebagai sandera dalam suatu peperangan. Ravenna begitu cantik dan terlihat sangat keibuan sehingga Raja meminangnya untuk menjadi istri sekaligus ibu bagi Snow White.

Namun di hari pernikahan mereka, Ravenna malah membunuh sang Raja dan mengambil ahli kerajaan. Alih - alih dibunuh, Ravena memenjarakan Snow White demi kepentingannya sendiri. Kalau dari segi pandanganku, sebenarnya lebih asyik menelusuri karakter Ravenna daripada Snow White. 

Sebenarnya kalau Ravenna tidak tamak, dia tentu sudah bisa bahagia bersama sang Raja. Toh Raja tulus mencintainya. Tapi ya pada dasarnya manusia, selalu merasa tidak cukup, dan tidak puas akan hal yang mereka miliki, maka Ravenna pun tak pernah merasa puas dengan kecantikannya. Ia tak mau menjadi tua, tak ingin merasakan yang namanya memiliki keriput dan rambut yang memutih. Kejahatan Ravenna tak berhenti meskipun ia telah menguasai kerajaan sang Raja. Untuk menjadi tetap cantik dan muda, ia harus menyerap jiwa muda para gadis di desa. Namun, dari setiap sihir yang digunakan akan selalu ada harga yang harus ia bayar. 

“Sihir menuntut imbalan besar.” “Dan imbalannya semakin besar saja.”

Cerita ini bukan hanya sekedar tentang Ratu Ravenna yang jahat dan Snow White yang malang. Ada beberapa peran pendukung seperti Finn, adik Ravenna, para kurcaci yang siap membela Snow White, juga Pemburu bernama Eric yang tidak bersemangat semenjak istrinya terbunuh, dan pangeran William, teman masa kecil Snow White. Cerita ini lebih  mengarah kepada petualangan Snow White dalam mengubah nasibnya beserta klannya. 

Secara keseluruhan ceritanya ringan dan mudah dimengerti. Akan tetapi ada beberapa hal yang bagiku pribadi terasa janggal. Misalnya ketika Snow White yang dikurung selama sepuluh tahun keluar dari penjara, kok perasaannya biasa - biasa saja ya? Biasanya ketika orang terkurung lama di penjara, setelah keluar tentu banyak hal yang berubah dan orang tersebut biasanya mencoba memahami perubahan - perubahan tersebut dan itu tidak terjadi pada cerita Snow White ini. Selain itu, ceritanya diakhiri tanpa banyak arti, ibarat masakan yang dimasak tanpa dibubui bumbu penyedap.

Well, setelah membaca dan menonton filmnya, seingat saya tidak ada banyak perubahan yang terjadi.  Kali ini, buku dan filmnya bisa dikatakan sama - sama menarik. Hanya saja masih terpikir olehku kenapa harus Kristen Stewart yang memerankan karakter Snow White ya? #abaikan

Untuk Secret Santa yang sudah menunggu beberapa hari ini untuk posting review saya, saya ucapkan beribu - ribu maaf karena harus membuatmu menunggu. Seharusnya saya membaca buku lebih awal dari hari yang sudah dijadwalkan. Karena secara tak terduga, tanggal 30 saya masih harus kerja full-time, pulangnya langsung merayakan 30meh bersama keluarga dan tanggal 31 pagi sudah harus ke gereja dan mengunjungi keluarga saudara - saudara yang ada di Medan setelahnya. Mohon maaf ya Santaku yang baik hati.

Sebelumnya Santaku lupa menyelipkan riddle pada paket buku yang ia kirim. Saya sempat heran sejenak, apa yang harus saya tebak ya? Selang beberapa waktu, lewat pm di twitter, mbak Mia menyampaikan riddle dari Santa yaitu : love me or lose me, all in or nothing. 

Untuk siapa Santaku yang sebenarnya, aku menebak beliau adalah Sandra Cattelya (blog : http://pagebypage-sc.blogspot.com/) Kenapa? Tidak ada alasan sebenarnya (dan masih belum nemu sampai saat ini), hanya pure menebak. Dan tak jarang tebakan saya selalu meleset. Benar - benar nggak keren saya ini -.- #kemudiankenaketoksanta

Santaku, siapa pun engkau, tunjukkanlah dirimu yang sebenarnya :) 

Thursday, January 31, 2013

Ibuk, - Iwan Setyawan

Judul : Ibuk,
Penulis : Iwan Setyawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Tebal : 291
Sinopsis :
"Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.” -Ibuk- Masih belia usia Tinah saat itu. Suatu pagi di pasar Batu telah mengubah hidupnya. Sim, seorang kenek angkot, seorang playboy pasar yang berambut selalu klimis dan bersandal jepit, hadir dalam hidup Tinah lewat sebuah tatapan mata. Keduanya menikah, mereka pun menjadi Ibuk dan Bapak. Lima anak terlahir sebagai buah cinta. Hidup yang semakin meriah juga semakin penuh perjuangan. Angkot yang sering rusak, rumah mungil yang bocor di kala hujan, biaya pendidikan anak-anak yang besar, dan pernak-pernik permasalahan kehidupan dihadapi Ibuk dengan tabah. Air matanya membuat garis-garis hidup semakin indah. ibuk, novel karya penulis national best seller Iwan Setyawan, berkisah tentang sebuah pesta kehidupan yang dipimpin oleh seorang perempuan sederhana yang perkasa. Tentang sosok perempuan bening dan hijau seperti pepohonan yang menutupi kegersangan, yang memberi nafas bagi kehidupan.

Review :

Buku ini mengisahkan perjuangan Ibuk dan Bapak dalam menghidupi keluarga mereka yang sangat sederhana. Bermula dari hidup berdua, Ibuk dan Bapak lalu diberi anugerah berupa seorang bayi dari Yang Kuasa. Dari yang hanya satu orang bayi, kemudian menjadi lima orang bayi yang manis. Ya, keluarga Ibuk menjadi begitu ramai. Novel ini menggambarkan sebuah keluarga yang walaupun memiliki kekurangan dalam hal finansial tapi begitu kaya akan kasih sayang terhadap satu sama lain. 

Sebenarnya tidak ada konflik yang berarti dalam buku ini. Tapi itu tidak lantas membuat novel ini menjadi membosankan. Justru sebaliknya, kita disuguhkan cerita menakjubkan yang datang dari Ibuk yang bertubuh mungil namun memiliki tekad sekuat baja.

Ibuk dulu hanyalah lulusan SD, suaminya Bapak lebih beruntung karena masih bisa lulus SMP. Namun itu tidak serta merta membuat kehidupan mereka berjalan dengan mudah. Ibuk sadar jelas bahwa ia begitu ingin sekolah tapi tidak mampu. Oleh karena itu, Ibuk bertekad bahwa kelak anak-anaknya tidak boleh seperti Ibuk yang hanya lulusan Sekolah Dasar. Ibuk ingin mereka menggapai mimpi-mimpi mereka, tidak seperti Ibuk yang hanya berjualan baju pada masa mudanya. Karena tekadnya yang kuat itu, Ibuk dengan tegas selalu membayar uang sekolah tepat waktu walaupun itu berarti dia harus berutang atau menjual emas/barang milik pribadinya. Ibuk mementingkan kepentingan anak-anaknya diatas segalanya meskipun itu berarti Ibuk harus mengobarkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mengurus mereka semua.

Perjalanan Ibuk dan Bapak mengasuh kelima anak mereka sungguh tidaklah mudah. Angkot tua Bapak sering rusak/mogok, jarak umur Isa - Nani - Beyek - Rani pun berdekatan yang berarti Ibuk dan Bapak harus menyediakan uang yang jumlahnya tidak sedikit untuk uang sekolah mereka, belum lagi keperluan-keperluan lainnya seperti sepatu, baju sekolah,dll.
"Meskipun banyak kebocoran di sana-sini, kita mesti bersyukur. Kita ada di rumah sendiri. Ada tempat untuk makan pisang goreng bersama-sama," kata Ibuk.
Awalnya aku sempat berpikir kenapa Ibuk mau melahirkan sampai lima anak? Apakah Ibuk nggak memikirkan bagaimana dengan biaya susu, makan, sekolah anak-anaknya nanti? Nggak sedikit loh Ibuk yang bunuh diri, atau terpaksa membunuh anak-anaknya karena tidak memiliki biaya yang cukup untuk hidup. Terus terang aku begitu penasaran bagaimana cara Ibuk dan Bapak akan melewati babak ini. Aku tidak ingin bilang ini sebuah cobaan karena Ibuk menjalani semua ini dengan suka cita, mungkin kata yang tepat adalah semua ini tantangan bagi Bapak dan Ibuk dalam mendidik serta membesarkan kelima anak mereka. Dan aku percaya bahwa dimana ada kemauan, disitu ada jalan.

Apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai.
Dalam hidupnya, Ibuk selalu melakukan hal-hal yang baik sehingga ketika ia tua, giliran anak-anaknya yang membalas kebaikannya. Walaupun sesekali mereka (terutama Beyek) sering merengek pada Ibuk, untungnya Ibuk memiliki anak-anak yang tahu diri dan rajin membantu ibunya. 

Terima kasih Ibuk, ceritamu begitu menginspirasi. 

Rating : 4/5

PS : Buku ini buntelan dari Secret Santa
Tebakanku Secret Santaku adalah : Selviana Rahayu
(semoga nggak salah ya >.<)
Alasannya : Ini tebakan last minute, benar-benar clueless sampai saat ini. Yang aku yakin bahwa SS berdomisili di Jakarta. That's all. Poor me =.= Kemudian aku cek Goodreads siapa yang udah baca Ibuk, maybe it can help, jadi kesimpulanku adalah Selviana Rahayu. (kalau second thoughtku mungkin mbak Ana)

Sunday, January 6, 2013

Di Antara Dua Hati - Emily Giffin


Judul : Di Antara Dua Hati
Penulis : Emily Giffin
Penerjemah : Isthi P.Rahayu
Penerbit : Esensi
Tahun : 2012
Tebal : 488hal
ISBN : 978970998667
Synopsis :
Apakah sebuah pengkhianatan terhadap sumpah cinta yang disakralkan pantas diampuni? Setiap orang yang menginginkan cinta, pastilah mendambakan kebahagiaan. Namun, bolehkah suatu sumpah sakral dikhianati karena salah satu pihak merasa tidak menemukan kebahagiaan? Lalu, bagaimana pula dengan seseorang yang mencari kebahagiaan cinta lewat pengkhianatan? Tessa Russo adalah seorang istri dan ibu yang berjuang keras untuk mengurus rumah tangganya. Suaminya, Nick Russo, adalah seorang pria yang tampan dan terkenal sebagai ahli bedah yang andal. Situasi rumah tangga mereka sedang terasa tidak nyaman, begitu pula situasi mereka terhadap satu sama lain. Nick merasa tuntutan pekerjaan dan kewajibannya di rumah saling bertentangan, sedangkan Tessa berharap Nick akan berperan lebih banyak di dalam rumah tangga mereka. Namun, pada suatu malam, sebuah kecelakaan membuat jalan hidup mereka bersimpangan dengan seorang wanita lain: Valerie Anderson. Ia adalah wanita kesepian dan orang tua tunggal bagi seorang anak yang tidak pernah mengenal ayahnya. Sejak itu, kehidupan ketiga orang itu tidak lagi sama. Ada cinta yang diuji, ada sumpah yang dilanggar, dan ada aturan yang diabaikan. Namun, apakah cinta akan mengatasi segalanya? Kita kembalikan pada hakikatnya.

Review :
Bagaimana rasanya jika kau seorang ibu rumah tangga memiliki dua orang anak menanti-nanti kepulangan suamimu yang berprofesi sebagai seorang dokter, namun selalu saja alasan yang diberikan padamu untuk berhenti menunggunya, seperti,"aku ada operasi mendadak, aku pulang agak telat, jangan tunggu aku." Mungkin itu wajar karena suamimu adalah seorang dokter yang jam kerjanya tidak biasa seperti pegawai negeri. Tapi bagaimana jika suaminya jarang konsen dalam percakapannya denganmu? Dia hadir dalam pertemuan keluarga, tapi kau merasa seolah hatinya berada ditempat lain?

Pertengkaran-pertengkaran kecil tak terelakkan, bagaimana anak-anak begitu nakal, bagaimana para ibu disekolah hanya tahu bergosip,dll. Lalu kau mulai berpikir apakah keterlambatannya dalam menghadiri acara keluarga, janji-janji yang tak ia tepati, ada hubungannya dengan yang namanya selingkuh?

"Kadang ada hal buruk yang terjadi begitu saja - bahkan pada orang-orang yang sangat baik."

Tak ada wanita baik-baik yang ingin merusak rumah tangga orang lain dengan mendekati suami orang. Tapi bisikan-bisikan itu terkadang muncul tanpa bisa kau kendalikan. Terutama terhadap Valerie Anderson. Ia membesarkan seorang anak laki-laki yang tak punya ayah. Jadi ketika ia mendapatkan bisikan seperti alangkah baiknya jika Charlie punya ayah, betapa senangnya Charlie ketika ia bersama-sama dengan Nick, dll, ia merasa walaupun salah, ia benar-benar ingin membahagiakan Charlie dan dirinya sendiri dengan kehadiran sosok Nick yang adalah dokter bedah Charlie, sekaligus suami dari Tessa.

Ketika kamu tahu apa yang kamu lakukan adalah sepenuhnya salah, tapi kamu tetap melakukannya. 

Lalu apakah ini semua salah Valerie? Apakah dia menggoda Nick? Tidak sepenuhnya. Karena ketahuilah bahwa tangan kiri takkan tertepuk jika tangan kanan tidak menepuk. Nick memberinya harapan. Val yang rindu dan mengharapkan sosok seorang suami dan ayah untuk Charlie tentu menyambutnya dengan perasaan damba.

Saat melihat Nick memberi Charlie barang miliknya sewaktu ia kecil, entah kenapa rasanya aku ingin menangis. Bukan, aku sama sekali tidak terharu. Aku ingin menangis karena Nick memiliki seorang anak laki-laki tapi ia memilih memberikan barang miliknya kepada anak orang lain.  

"Kau tahu aku suka saat kau menelepon... Aku benar-benar ingin mampir hari ini.. AKu merindukanmu. Aku merindukan kalian berdua." -Nick *Terus terang aku merasa jijik mendengar kata-kata tersebut.

"Ingatlah Val, dia menikah dengan seorang peselingkuh. Kau seharusnya merasa kasihan padanya, bukan mencemburuinya."


Well, Alangkah mulianya jika seorang dokter bergegas kerumah sakit karena ingin menyelamatkan nyawa seseorang, bukan karena ingin bertemu dengan seseorang yang sama sekali bukan istrinya. 

Terima kasih atas ketegaranmu,Tessa.
Percayalah, aku mengerti.

PS : Buku ini aku menangkan dari giveaway yang diselenggarakan oleh mbak Desty =)
cek blog bukunya di : http://destybacabuku.wordpress.com

Rating : 2/5

Tuesday, November 20, 2012

#kotbahtimeline

Judul : #kotbahtimeline
Penulis : @pergijauh (Abdul Gofar Hilman)
Penerbit : PlotPoint
Tahun : 2012
Tebal : 226hal
ISBN : 9786029481082
Kategori : Humor
Sinopsis :
Jangan ngaku pecinta humor kalau belum punya buku terbaru dari PlotPoint. Buku yang satu ini dijamin bikin kamu nggak garing di bus atau pas denger kotbah Jumat. Bosan sama isi kotbah Jumat yang monoton? Nyaris ketiduran di tengah kotbah? Silahkan baca buku kumpulan tweet #kotbahtimeline oleh Abdul Gofar Hilman yang biasa dikenal dengan nama twitter @pergijauh. Isi tweetnya bermacam-macam, dari sekadar bercanda soal maling sepatu hingga soal toleransi beragama dari mata anak muda. Gak cuma tweet lucu seperti: “Jika Tuhan memberimu ujian, hadapilah. Jangan lupa bawa pensil 2B yang asli.”

Review :

Buku ini adalah hasil kumpulan tweet dari akun @pergijauh - Abdul Gofar Hilman. Dengan hashtag #kotbahtimeline, penulis berusaha untuk mendidik pembaca dengan cara yang cukup menghibur. Saya paling geli dengan foto-foto Benar dan Salah yang ada di setiap akhir babnya. Foto-fotonya super kocak, mulai dari yang normal sampai yang nggak normal, seperti cleopatra, judge Bao, cheerleader,dll. Salut buat penulis yang niat banget dandan dan moke over habis-habisan. Two thumbs up!

Saya juga suka dengan cara penulis yang mengkritik kondisi disekitar dengan cara yang halus, beradab namun kena sasaran. Namun ada kalanya hal-hal yang kita baca tak harus kita ikuti semuanya. Ketika kita membaca, saringlah terlebih dahulu mana kata-kata yang menurutmu benar mana yang menurutmu salah, mana yang baik dan mana yang tidak. 


"Tak berpengaruh jika kau bertato ataupun tidak, karena sesungguhnya setiap orang mempunyai hak yang sama untuk bertemu Tuhan-Nya."

"Bahwasanya di dunia ini tak ada kata benar atau salah, yang ada hanyalah perbedaan sudut pandang."

Kekurangannya terletak pada adanya pengulangan-pengulangan kata yang tidak perlu. Contoh kata : sandal. Kata 'sandal' ini terus menerus diungkit penulis dalam konteks kata yang berbeda namun pengertiannya kurang lebih sama. Tidak mengapa jika pengulangan hanya terjadi sekali, dua kali, tapi karena kata tersebut cukup sering diulang sehingga mengakibatkan efek bosan. Karna saya yakin penulis adalah pribadi yang kreatif, maka pengulangan tersebut adalah hal yang mubazir. Hendaknya bisa diakali dengan kata-kata lain. Sukses selalu!

Rating : 3/5
PS : Buku ini buntelan dari PlotPoint dan mas HTanzil. Terima kasih :)

Friday, August 10, 2012

Thanks For The Memories - Cecilia Ahern


Judul : Thanks For The Memories
Penulis : Cecilia Ahern
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Tebal : 496hal
ISBN : 978-979-22-8044-9
Sinopsis : Thanks For The Memories
Review :
Justin Hitchcock takut akan jarum suntik. Tapi setelah mengetahui bahwa darah yang diambil dari tubuhnya bisa menyelamatkan nyawa seseorang, ia memutuskan untuk mendonorkan darahnya.
"Jangan lakukan kalau kau tidak mau, aku tak peduli. Tapi ingat, kalau kau melakukannya, jarum kecil itu tidak akan membunuhmu. Bahkan, yang sebaliknya mungkin terjadi, jarum itu mungkin akan menyelamatkan hidup seseorang, dan kau tidak akan pernah tahu." pg.36
Joyce Conway baru saja kehilangan bayinya. Ia juga kehilangan banyak darah sehingga dokter harus melakukan transfusi darah. Sejak saat itu, Joyce mengingat hal-hal aneh, ia tiba-tiba bisa berbicara bahasa Italia, bermimpi banyak hal yang terlihat nyata, dan ajaibnya ia tahu banyak hal yang bahkan tak ia sadari sebelumnya.
"Apa yang dapat membuat dua orang ingin saling mengikat janji untuk menghabiskan tiap hari selama sisa hidup mereka bersama? Ah, aku menemukannya. Ternyata hal kecil bernama cinta. Kata pendek yang sederhana." pg.71
Joyce dan Justin secara tidak sengaja bertemu beberapa kali. Mereka berdua sama-sama merasakan perasaan yang tak asing terhadap satu sama lain. Tapi tak ada yang bisa menjelaskan perasaan itu. Sama halnya dengan Joyce yang tiba-tiba mengusai berbagai bahasa, tahu tempat-tempat tertentu di Paris walau belum pernah menginjakkan kaki disana, dsb. Keanehan-keanehan yang terjadi tentu bukan tanpa sebab. Dan pada akhirnya mereka berdua saling mencari. Ini aneh, tapi nyata. Sesuatu yang tidak bisa dibuktikan dengan logika, tapi benar adanya.

Setelah melewati badai cobaan yang menyebabkan pernikahannya gagal dan harus kehilangan bayi yang sudah lama ia idam-idamkan, Joyce memutuskan untuk menjual rumah yang dulu ia tinggali bersama suaminya. Ia akhirnya tinggal dengan ayahnya yang sudah tua. Dad panggilannya, ia selalu salah memanggil Joyce dengan nama istrinya Gracie dan punya ketergantungan dengan rokok. Di umurnya yang sudah tua, Dad belum pernah menaiki pesawat. Jadi waktu beliau pertama kali menginjakkan kaki di bandara, he was super excited. Tapi Dad nggak tahu kalau naik pesawat itu nggak boleh bawa benda-benda tajam seperti gunting, pemantik,dll. Dad yang masih menyimpan pemantik dikantong celananya santai aja waktu ditanya petugas bandaranya. Tapi setelah sampai di border control, Dad langsung diamankan petugas hihi. Dad dan Joyce langsung panik, belum lagi waktu ditanya petugas, siapa nama anak Dad, Dad dengan polosnya menjawab 'Gracie'. I wanna hug him for that.
"Tidak ada orang yang bahagia setiap saat, Sayang." 
Cerita Dad dan Joyce menjadi salah satu bagian penting untuk dibaca. Jika dulu Dad-lah yang merawat Joyce, sekarang setelah Dad sudah tua, giliran Joyce yang merawat ayahnya. Terkadang Joyce sebal dengan Dad yang sering salah memanggil namanya, Dad yang ini dan itu. Tapi lucunya Joyce tak keberatan. Setelah kehilangan banyak hal dalam hidupnya, Joyce sadar bahwa hanya Dad-lah yang ia miliki.

Rating : 3.5/5
PS : Buku ini buntelan dari Gramedia karena menang Resensi Sunshine Becomes You. Much appreciated :)

Monday, August 6, 2012

Morning Sunshine - Irin Sintriana

Judul : Morning Sunshine
Penulis : Irin Sintriana
Penerbit : Media Pressindo
Tahun : 2012
Tebal : 192hal
ISBN : 978-979-911-144-9
Sinopsis : Morning Sunshine
Review :
Telepon berdering kencang ketika Erish sedang asyik membaca novel. Erish terkejut bukan main ketika tahu bahwa hari itu adalah hari penting bagi perusahaannya! Presiden Direktur yang baru akan segera tiba dan Erish. . . apa yang sedang Erish lakukan? Dia membaca novel!

Kemacetan di jalan membuat Erish semakin terlambat untuk menghadiri acara pengenalan direktur baru yang seharusnya ia pimpin. Perkenalan Erish dengan pemimpin barunya tergolong unik dan lucu. Keberuntungan belum berpihak kepada Erish ketika ia sampai dan mendapati dirinya tidak mengenakan pakaian kantor tetapi pakaian rumah yang santai. Dan celakanya orang yang menyadarkannya adalah si direktur tsb. Pak Frans namanya. Masih muda dan berkarisma.

Karena keteledorannya, Erish harus menerima hukuman dari Pak Frans untuk menggantikan posisi sekertarisnya yang masih kosong untuk sementara waktu. Dan dalam waktu singkat itu, Erish dan Frans yang awalnya saling cuek dan bersikap acuh tak acuh berubah menjadi teman.

Erish memiliki seorang mantan kekasih bernama Demian. Walau sudah putus, tapi Demian kerap mencari Erish dan meminta untuk baikan. Erish jelas masih mencintai lelaki itu. Tapi rasa itu mulai pudar seiring dengan berjalannya waktu. Bukan karna tanpa alasan, Demian mengkhianatinya.

Sejujurnya aku kurang menyukai karakter Erish. Sejak diselingkuhi pacarnya Demian, ia sakit hati dan kecewa. Tapi ketika Demian meminta maaf dan memohon untuk balik padanya, ia dengan mudahnya bilang iya. Like seriously?? It pissed me off. Aku bukan hanya berada di posisi sebagai pembaca, tapi juga orang yang dulu pernah mengalami hal yang sama dengan yang Erish alami. Oh, tenang. Aku tidak lebih pintar dari Erish karena aku pun mengiyakan ajakan untuk balik. Dan mau tahu hasilnya? Si pria kembali selingkuh. Siapa yang bodoh? Ya saya. Jadi di buku ini siapa yang bodoh? Erish :)


Logikanya adalah sekali seseorang berselingkuh, sulit baginya untuk bisa berubah. Karena ada sekali, makanya ada dua dan tiga kali. Sebenarnya tidak semua lelaki begitu. Juga tidak semua yang selingkuh kemudian tidak bisa hidup setia lagi dengan pasangannya. Hal itu bisa saja terjadi, cuma itu dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat.Yang bisa kusarankan adalah jangan membuang-buang waktu bersama dengan orang yang salah :) Karena kita hidup cuma sekali maka waktu itu sangat berharga.

Pepatah yang berkata jika kita kehilangan satu hal, maka kita akan diberikan sesuatu yang jauh lebih baik daripada sebelumnya itu adalah benar. Karena ketika ia kehilangan Demian, ia dipertemukan dengan Frans. 
"Yang perlu kamu lakukan adalah merelakannya, menutup rapat pintu itu. Belajarlah berhenti menoleh ke belakang dan tataplah apa yang ada di depanmu. Sebab kamu tidak akan pernah bisa kembali ke masa lalu, dan kamu tidak tahu masa depan apa yang tengah menantimu."pg54
Awalnya aku ingin memberi dua bintang untuk buku ini yang menandakan,"It was okay". Alasannya karena Erish yang menye-menye dalam menyikapi hubungannya dengan Demian. Kurasa kalau tidak ada Frans yang membantunya, sampai saat ini dia masih terkurung dalam bayang-bayang Demian. (cubit-cubit diri sendiri bilang buku ini hanyalah fiksi belaka) Selain itu juga karena alasan papa Frans yang menolak anaknya berdekatan dengan Erish. Bagiku alasannya kurang jelas dan tidak mengena. Nah, kenapa pada akhirnya aku memberi tiga bintang ( I like it), karena pada akhirnya buku ini memiliki konflik yang 'sesungguhnya'.

Thursday, July 19, 2012

Art Geeks and Prom Queens - Alyson Noel


Title : Art Geeks and Prom Queens
Author : Alyson Noel
Publisher : St.Martin's Press
Publication Date : September 1st 2005
Format : Paperback, 240pages
Synopsis : click here
Review :
You Reap What You Sow

Rio Jones is a new kid from New York. She's got her mother's look and height. Basically, she is a gorgeous girl. But somehow she doesn't aware of  it. She starts to hang out with Jas and Mason and for some reasons, she got detention and her mother told her not to hang out with them anymore. Then she meets Kristi, a popular girl who seems to have lots of friends. Kristi told her that in order to be one of her friends, Rio needs to follow some rules, which most of it are ridiculous. It was a new thing for Rio. She used to have two best friends and they did not seem to have any rules to follow.

I enjoyed reading this, although at some points I found myself shaking my head in disbelief. Like seriously? *Rolling eyes* I am not fond of Rio. She is very easily influenced by anything and she acts like she's living in a fairy tale, which a bit annoying. I wish she finds the courage to say 'No' but no, she just goes with Kristi's plans and rules.

Lessons to be learned :
1. Just be yourself. Don't pretend smoking if you just want to look cool. Trust me, you will look ridiculous by then. Especially when you ended coughing,etc. Your friends won't tell you that you are such a cool person, but instead they will call you a liar for lying that you can smoke. So, just be yourself.
2. Don't think too much about how people will react towards you. Instead put yourself first.
3. Don't get overconfident. It will just do more harm than good.
4. Don't pretend to be someone else or like things that you actually hate just because you are desperately want to join the popular groups. Back to point no.1, just be yourself.
5. Don't befriend with someone who think that you eating your entire lunch is gross.
6. When someone you know give you a cocaine, tell yourself that (s)he isn't your friends and say 'No'.
7. Don't play with someone's heart because it's not a toy.

"Zane seems really nice?"
"Really? You think so?"
"Well, yeah."
"Well, that's nice. 'Cause we broke up.'


"I guess I kind of blew that, huh?"
"You didn't know."
"Well, Monique seemed really nice. Or did you break up, too?
"No, we didn't break up, we're still together." pg.64

When I was reading this, I was like,'Geez, what the hell is wrong with Rio?? Is she out of her mind?
That's not kind of a joke at all. I don't know why she said that in the first place. *sigh* She tries to be funny but it turned out so bitter and odd.

When she befriend with Kristi and her groups, she admits that everyone starts to know her and call her name. But is it really worth it? Like when you make over yourself thoroughly, do you really want it? I mean, yes, maybe people will start admire you but what about yourself? Do you like it? Do you make it for yourself or just to please people? For me, my opinion is more about important than others. Their opinions are important as well, but when you look at yourself in the mirror and you find it charming while your friends tell the opposite, don't change any of it. People have a different style and point of view. You can follow them, but it doesn't mean that you have to follow their words all the time. You know, you have to love yourself first before someone else can love you. 





When I finally get that this book involves bullying, I can't help but sigh. I'm quite aware that bullying happens a lot at school where jocks, popular crowds try to gain power and control over another students. When they ask you to join their groups but you resist, you will just be their new enemy. If you are not a tough person, they will see you as easy target and try to attack and humiliate you. If you can't defend yourself better, then you will just be a particular victim that get bullied repeatedly over time. I learned this from the book I read for my thesis, Nineteen Minutes.

The only way to prevent and stop it is to talk openly about it. Find someone you trust to share this thing. You can talk to your parents about it. Don't ever think that they don't care. Children are their pearls, they will listen and help you get through your problems.

Monday, January 23, 2012

Clara's Medal


Judul : Clara's Medal
Penulis : Feby Indirani
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 484hal
Penerbit : Qanita
ISBN : 9786029225044
Review :
Selama ini Clara Wibisono hidup dengan impian untuk membawa pulang medali dalam Olimpiade Nasional dan Internasional Fisika. Disaat gadis seusianya menghabiskan waktu mereka untuk sekolah, berpacaran, ikut kegiatan OSIS & cheerleaders, Clara menggunakan waktunya untuk belajar fisika. Tak pernah ada yang memaksanya untuk melakukan itu. Tidak ayahnya yang adalah fisikawan terkenal, dan tidak juga ibunya yang seorang seniman tari.

Setelah melewati seleksi Olimpiade Nasional Fisika, Clara dipastikan menjadi salah satu dari 16 siswa yang terpilih dengan prestasi dan nilai tertinggi. Ke-16 siswa ini akan mengikuti pelatihan dan bimbingan selama kurang lebih 4,5bulan di asrama FUSI. FUSI sendiri adalah lembaga yang dibentuk demi kepentingan pelatihan dan pengajaran fisika untuk siswa di Indonesia. Menjadi siswa perempuan satu-satunya diantara ke-16 siswa tsb tak lantas membuatnya minder dan malu. Dengan sifatnya yang periang, Clara dengan cepat disukai oleh ke-15 peserta lainnya. Ada George, anak Papua yang tidak bermain sepak bola, ada Made yang fans berat dengan MU, Khrisna yang selalu punya lelucon-lelucon kreatif, Dimas, lelaki sensitif, dan ada pula Erik asal Medan yang irit berbicara,dll. Dari sekian banyak laki-laki yang ada di asrama tsb, yang sanggup membuatnya penasaran hanyalah Bagas, si misterius yang lebih suka menyendiri daripada bercengkerama dengan peserta lain.

Persoalan hati rasanya masih bisa menanti, sekarang tugas Clara yaitu fokus pada pelatihan ini. Karena diantara ke-16 peserta FUSI, hanya 12 peserta yang akan diberangkatkan ke Singapura untuk mengikuti Olimpiade Internasional Fisika. Bumbu-bumbu persaingan pun tercium ketika tekanan dari berbagai pihak mulai bermunculan. Kecurangan terjadi dan rasa saling curiga pun tak bisa dihindari. Bukan hanya itu yang menjadi persoalan, masalah yang lebih besar dan rumit pun terjadi ketika salah satu peserta,Bagas malah menjadi tahanan polisi dan keberangkatan mereka semua ke Singapura terancam batal!

"Yakinlah,seperti biji sawi yang ditanam di tanah. Dia tak pernah ragu, tak pernah bertanya apakah dia akan tumbuh atau tidak. Apakah dia berada di tanah yang benar? Tak pernah ada yang tahu. Dia hanya memegang teguh keyakinannya." pg.104


Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Tak pernah terpikir bahwa fisika bisa semenarik ini. Aku sebagai mantan penghuni kelas IPS sewaktu SMA, yang jelas-jelas sangat anti dengan yang namanya Fisika, terlarut dalam cerita ini seakan ada magnet yang menarikku untuk terus membacanya. Tidak sulit untuk jatuh cinta kepada buku ini karena bukan kita yang dibebani soal-soal fisika tapi Clara dan George cs :D Banyak hal yang membuatku tersadar dan berpikir bahwa,"Ternyata yang kuketahui masihlah sangat sedikit." Dan buku ini benar-benar membuka wawasanku akan banyak hal. Seperti misalnya ternyata kita bisa menusukkan sebuah tusuk sate ke tengah-tengah balon tanpa memecahkan balon tsb. Juga ada penjelasan tentang bungkus snacks yang kelihatan besar tapi isinya hanya setengah dari bungkusnya. Keren kan? :)

Buku ini tidak terpaku hanya pada persoalan fisika semata, tapi juga pada persahabatan ke-16 peserta, rasa kekeluargaan yang mereka rasakan, rasa percaya dan saling membantu, serta saling mendukung dan tak menyerah dalam menghadapi berbagai tekanan yang datang dari segala sisi. Di samping itu, banyak pula pesan moral yang ditulis mba Febi dengan apik dan tersampaikan dengan tepat. Salah satu favoritku :

"Dulu, kamu adalah guru untuk Papa,Ra. Kamu yang mengajari Papa, bahwa seberapa sering pun kamu jatuh bukan masalah. Yang terpenting adalah bahwa kamu selalu bangkit, melawan kembali. Jatuh itu bukan masalah besar, gagal itu bukan masalah besar, hampir tidak ada yang benar-benar persoalan besar di dunia ini, kecuali jika kamu sudah kehilangan keberanian untuk berharap." pg.444
Terkadang kita ragu pada diri kita sendiri, mampukah kita melewati semua permasalahan yang kita hadapi? Sejak kecil kita sudah dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk berjalan sebagai ganti merangkak, minum dari gelas sebagai ganti kompeng. Lalu ketika kita remaja, kita memilih siapa yang kita sukai, baju apa yang cocok untuk kita pakai,dsb. Dan ketika kita dewasa, kita menghadapi masalah yang jauh lebih rumit. Tak jadi soal betapa rumitnya masalah tsb atau berapa kali kita jatuh dalam memerangi permasalahan tsb, yang terpenting adalah seperti yang mba Feby katakan, gagal itu bukan masalah yang besar, asal kita tidak kehilangan keberanian untuk berharap. 


PS : Ini buku karangan mba Feby yang pertama buatku, dan setelah membaca buku ini, rasanya ingin sekali membaca buku-bukunya yang lain. Semoga dapat membacanya dalam waktu dekat ini :)