Judul : Clara's Medal
Penulis : Feby Indirani
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 484hal
Penerbit : Qanita
ISBN : 9786029225044
Review :
Selama ini Clara Wibisono hidup dengan impian untuk membawa pulang medali dalam Olimpiade Nasional dan Internasional Fisika. Disaat gadis seusianya menghabiskan waktu mereka untuk sekolah, berpacaran, ikut kegiatan OSIS & cheerleaders, Clara menggunakan waktunya untuk belajar fisika. Tak pernah ada yang memaksanya untuk melakukan itu. Tidak ayahnya yang adalah fisikawan terkenal, dan tidak juga ibunya yang seorang seniman tari.
Setelah melewati seleksi Olimpiade Nasional Fisika, Clara dipastikan menjadi salah satu dari 16 siswa yang terpilih dengan prestasi dan nilai tertinggi. Ke-16 siswa ini akan mengikuti pelatihan dan bimbingan selama kurang lebih 4,5bulan di asrama FUSI. FUSI sendiri adalah lembaga yang dibentuk demi kepentingan pelatihan dan pengajaran fisika untuk siswa di Indonesia. Menjadi siswa perempuan satu-satunya diantara ke-16 siswa tsb tak lantas membuatnya minder dan malu. Dengan sifatnya yang periang, Clara dengan cepat disukai oleh ke-15 peserta lainnya. Ada George, anak Papua yang tidak bermain sepak bola, ada Made yang fans berat dengan MU, Khrisna yang selalu punya lelucon-lelucon kreatif, Dimas, lelaki sensitif, dan ada pula Erik asal Medan yang irit berbicara,dll. Dari sekian banyak laki-laki yang ada di asrama tsb, yang sanggup membuatnya penasaran hanyalah Bagas, si misterius yang lebih suka menyendiri daripada bercengkerama dengan peserta lain.
Persoalan hati rasanya masih bisa menanti, sekarang tugas Clara yaitu fokus pada pelatihan ini. Karena diantara ke-16 peserta FUSI, hanya 12 peserta yang akan diberangkatkan ke Singapura untuk mengikuti Olimpiade Internasional Fisika. Bumbu-bumbu persaingan pun tercium ketika tekanan dari berbagai pihak mulai bermunculan. Kecurangan terjadi dan rasa saling curiga pun tak bisa dihindari. Bukan hanya itu yang menjadi persoalan, masalah yang lebih besar dan rumit pun terjadi ketika salah satu peserta,Bagas malah menjadi tahanan polisi dan keberangkatan mereka semua ke Singapura terancam batal!
"Yakinlah,seperti biji sawi yang ditanam di tanah. Dia tak pernah ragu, tak pernah bertanya apakah dia akan tumbuh atau tidak. Apakah dia berada di tanah yang benar? Tak pernah ada yang tahu. Dia hanya memegang teguh keyakinannya." pg.104
Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Tak pernah terpikir bahwa fisika bisa semenarik ini. Aku sebagai mantan penghuni kelas IPS sewaktu SMA, yang jelas-jelas sangat anti dengan yang namanya Fisika, terlarut dalam cerita ini seakan ada magnet yang menarikku untuk terus membacanya. Tidak sulit untuk jatuh cinta kepada buku ini karena bukan kita yang dibebani soal-soal fisika tapi Clara dan George cs :D Banyak hal yang membuatku tersadar dan berpikir bahwa,"Ternyata yang kuketahui masihlah sangat sedikit." Dan buku ini benar-benar membuka wawasanku akan banyak hal. Seperti misalnya ternyata kita bisa menusukkan sebuah tusuk sate ke tengah-tengah balon tanpa memecahkan balon tsb. Juga ada penjelasan tentang bungkus snacks yang kelihatan besar tapi isinya hanya setengah dari bungkusnya. Keren kan? :)
Buku ini tidak terpaku hanya pada persoalan fisika semata, tapi juga pada persahabatan ke-16 peserta, rasa kekeluargaan yang mereka rasakan, rasa percaya dan saling membantu, serta saling mendukung dan tak menyerah dalam menghadapi berbagai tekanan yang datang dari segala sisi. Di samping itu, banyak pula pesan moral yang ditulis mba Febi dengan apik dan tersampaikan dengan tepat. Salah satu favoritku :
"Dulu, kamu adalah guru untuk Papa,Ra. Kamu yang mengajari Papa, bahwa seberapa sering pun kamu jatuh bukan masalah. Yang terpenting adalah bahwa kamu selalu bangkit, melawan kembali. Jatuh itu bukan masalah besar, gagal itu bukan masalah besar, hampir tidak ada yang benar-benar persoalan besar di dunia ini, kecuali jika kamu sudah kehilangan keberanian untuk berharap." pg.444Terkadang kita ragu pada diri kita sendiri, mampukah kita melewati semua permasalahan yang kita hadapi? Sejak kecil kita sudah dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk berjalan sebagai ganti merangkak, minum dari gelas sebagai ganti kompeng. Lalu ketika kita remaja, kita memilih siapa yang kita sukai, baju apa yang cocok untuk kita pakai,dsb. Dan ketika kita dewasa, kita menghadapi masalah yang jauh lebih rumit. Tak jadi soal betapa rumitnya masalah tsb atau berapa kali kita jatuh dalam memerangi permasalahan tsb, yang terpenting adalah seperti yang mba Feby katakan, gagal itu bukan masalah yang besar, asal kita tidak kehilangan keberanian untuk berharap.
PS : Ini buku karangan mba Feby yang pertama buatku, dan setelah membaca buku ini, rasanya ingin sekali membaca buku-bukunya yang lain. Semoga dapat membacanya dalam waktu dekat ini :)
Nice review!! :D
ReplyDeleteIya, yang penting adalah keberanian utk bangkit dari kegagalan ya :D
Buku ini masih rapi ma plastiknya.Nggak sabar pengen baca juga. Tapi baru bisa baca setelah buku SS kelar.
ReplyDeleteokeyzz@makasi sayang ({})
ReplyDeletemba Asri@jadi buku SS sudah kelar kah?
posting bareng ya? 30/31Jan ni? :P
jadi tertarik baca, hmm...
ReplyDeleteayo baca sab. ini buku seriusan bagus :)
ReplyDelete