Saturday, August 18, 2012

Des(c)ision - Almira Raharjani

Judul : Des(c)ision
Penulis : Almira Raharjani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Tebal : 224hal
ISBN : 978-979-22-8632-8
Sinopsis : Des(c)ision
Review :
Saat itu yang Desi pikirkan hanyalah bagaimana cara untuk mengutarakan keinginannya untuk putus pada De. Hubungan mereka sudah berjalan kurang lebih satu setengah tahun, tapi Desi merasa hubungan mereka sangat hambar dan atas saran sahabatnya Cindy, ia bertekad untuk meminta putus pada De.

Di sisi lain, De, lelaki yang kalau boleh dibilang down to earth banget, lebih suka berjalan kaki daripada berkendara. Tapi janganlah memandang De sebelah mata karena De bukanlah lelaki tak berada. Ia punya usaha sendiri yang sudah ia rintis sejak lama. Usahanya hanya bermodalkan uang kecil-kecilan namun berkembang. From nothing to something. Tapi Desi tak pernah tahu hal itu.

Setelah Desi berhasil menjalankan 'misi'nya, Desi meminta De untuk tidak lagi mengunjungi rumahnya, tidak usah berakrab-akraban lagi dengan orang tua dan adik-adiknya, singkatnya ia ingin memutuskan tali silahturahmi yang sudah mereka bangun selama satu setengah tahun ini.

Ketika mereka benar-benar putus, Desi kemudian merenung. Benarkan itu yang dia inginkan? Tapi mengapa ia merasa kehilangan? Belum lagi, setelah dia menjomblo, banyak lelaki yang menyatakan kesukaan mereka terhadap Desi. Dan to her surprise, sahabatnya Cindy keki berat dan mengatakan hal-hal yang tidak enak didengar pada Desi. Musibah-musibah perlahan mendekati Desi, mulai dari penulisan skripsi yang terhambat, Cindy yang sekarang berbalik badan dan memusuhinya, dan masalah hati dengan De yang tak kunjung selesai.
"Meminta maaf itu mudah. Tapi tidak semua orang sanggup meminta maaf. Bahkan kebanyakan orang biasanya lebih suka menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dilakukannya. Meminta maaf membutuhkan jiwa yang besar. Membutuhkan kepedulian yang besar."
Di awal cerita aku sempat lost in the jungle, penjabaran karakter sangat kurang dan tidak adanya pemberitahuan bahwa Desi adalah mahasiswa tingkat akhir sehingga saya sempat heran juga 'eh ternyata sudah main nulis skirpsi aja', dsb.

Jujur aku tidak dapat fun dalam membaca buku ini. Tapi aku selalu merasa tertantang untuk bisa menyelesaikan bacaanku entah itu bagus ataupun tidak, dan membuat review untuk buku tersebut. Karakter Desi tidak kuat. Ia mudah terpengaruh, tidak konsisten, dan cenderung berpikiran dangkal dan negatif. Justru disini aku merasa karakter yang paling kuat itu De. Aku kasihan dengan Desi yang memilih bersahabat dengan Cindy yang suka mengatur, suka mempengaruhi, dan suka menjelek-jelekkan adik Desi di depan Desi sendiri. Oh.. kalau aku punya 'sahabat' seperti Cindy mungkin dia sudah mencicipi sedapnya tempelenganku di pipinya :) *main fisik* Bukan karena sifatnya yang suka mengatur itu maka dia mendapat hadiah dariku, kalau itu aku tinggal memilih untuk menjauh darinya. Tapi kalau menpengaruhi dan menjelek-jelekkan adik atau siapa pun yang menjadi keluargaku, you messed up with the wrong person :) Makanya aku sedikit kesal dengan Desi yang okay aja ketika adiknya dijelek-jelekin oleh sahabatnya sendiri.

Sebagai catatan, penulis tidak konsisten dalam hal menulis panggilan nama yang digunakan Desi untuk adiknya Anggi. Di hal177 Desi memanggil namanya adiknya Anggi dengan sebutan, 'Ang' , tapi kemudian di hal 180 Desi memanggil nama Anggi dengan 'Nnggi'.

Aku juga tidak mengerti kenapa buku ini dikategorikan 'Amore'. Menurutku lebih cocok masuk ke teenlit. Meskipun setiap karakternya secara umur boleh dikatakan sudah dewasa, tapi dari segi sikap dan perbuatan masihlah sangat kekanak-kanakan. Selain itu, jika Amore, seharusnya lebih banyak romancenya, tapi yang saya baca justru sebaliknya.

3 comments:

  1. Ini buku baru ya?

    Amore yg aku suka cuma Stephanie Zeng... :P

    ReplyDelete
  2. iyah,Ky.

    Stephanie Zeng? yg mana itu?

    ReplyDelete
  3. Suka covernya... tapi ga pake bunga-bunga XD

    ReplyDelete