Monday, August 13, 2012

Impossible - Nina Ardianti

Judul : Impossible
Series : Glam Girl Series
Penulis : Nina Ardianti
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
Tebal : 294hal
ISBN : 978-979-780-457-2
Sinopsis : Impossible
Review :
Overall seri Glam Girls emang menarik untuk dibaca. Sekolah internasional yang dipenuhi para murid yang bossy, drama queen, dll. Ada fashion police, the best is gonna be on the top of the list and the worst is gonna be on the lowest part in the food chain of VIS's life. Care much?
"Karena - VIS terlalu banyak intrik - terlalu banyak orang yang berpura-pura dengan nggak menjadi diri mereka yang sebenarnya. Belum lagi setengah populasinya berpikiran dangkal. Shallow. They do judge people by their appearance. Manusia macam apa itu?" pg252
Kali ini ceritanya tentang Nasta, cewek yang punya hobi bermain sepak bola. Eitss. Jangan salah, meskipun dia suka bermain sepak bola, tapi dia nggak tomboy ataupun berkulit hitam. I wonder why. Nasta punya dua sahabat yang senantiasa bersama dengannya. Mereka adalah Tiara dan Farrah. Dalam lingkaran pertemanan mereka, Nasta selalu menjadi yang paling netral, dan paling pintar dalam hal pelajaran. Tapi rupanya pintar saja tak cukup buat papa dan mamanya. Mereka ingin Nasta lebih dari itu. Untuk itu, mereka menjadwalkan Nasta untuk menjalani beberapa les private yang sebenarnya tak perlu. Selain itu, mereka juga memutuskan untuk melarang Nasta bermain sepak bola lagi! Tak hanya dipusingkan oleh masalah di rumah, Nasta juga cemas terhadap surat kaleng yang berisi foto-fotonya bersama Kafka (asisten pelatih sepak bola di VIS yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri) di loker sekolahnya.

Walaupun Nasta cukup stress dengan kehidupannya belakangan ini, tapi ia cukup terhibur oleh keberadaan sahabat-sahabatnya. Bukan hanya itu, karena bisikan kakaknya, Nanza, Nasta untuk pertama kalinya memberanikan diri untuk naik metro mini! Dan akhirnya ia malah berkenalan dengan lelaki bernama Al.
"Nggak seharusnya aku begini, nggak seharusnya aku melarikan diri dari masalah. Ya oke, orangtuaku superduper mengesalkan, tapi bukan berarti aku bisa kabur seenaknya dari rumah. Seolah nggak ada penyelesaian lain saja." pg.232 
Akan ada saat dimana opini-opini kita bertentangan dengan orangtua kita. Hal yang menurut kita baik belum tentu terasa baik bagi mereka, dan sebaliknya. Bagiku itu sebuah proses. Yang kita perlukan adalah beradaptasi, dan saling mendengarkan. Sama dengan lingkungan, dengan orangtua dan keluarga pun kita juga harus beradaptasi. Menyesuaikan diri dengan keadaan, juga saling mendengarkan untuk mencapai satu kesinambungan.
"Jalan kamu masih panjang. Mama dan Papa berharap suatu saat kamu bisa berdiri di atas kaki sendiri, nggak tergantung pada Mama atau Papa lagi. Nggak tergantung dengan materi yang kita punya karena kamu tahu bahwa materi yang paling penting ada di dalam sini," ia menyetuh dahiku, "dan sini." Lalu menyentuh dadaku. pg.194
"The sky is the limit. Kalau saat ini Mama dan Papa hanya bisa mencapai langit-langit, ya kami berharap kamu dan Nanza bisa mencapai langit sungguhan." pg.195
Ada satu hal yang menjadi catatan untuk novel ini, yaitu adanya pengulangan kata yang seharusnya tidak perlu. Contoh di halaman 6 : 'Ia menunjuk Adrianna, yang mungkin striker terbaik yang dimiliki VIS dalam beberapa tahun terakhir.' Di halaman 7 : 'Adrianna adalah salah satu striker putri terbaik yang VIS miliki dalam tiga tahun belakangan ini.' Sebenarnya pengulangan ini tak mengapa jika saja halamannya tidak berdekatan.

You've got to believe that you're going to win, and I believe we'll win the World Cup until the final whistle blows and we're knocked out. - Peter Shilton

Rating : 4/5

3 comments:

  1. Makasih ya udah baca dan mereview ;))

    ReplyDelete
  2. ak g tau kalo glam girl ini ternyata berseri, bacanya nggak urut dan udah lupa sama cerita sebelumnya :)

    ReplyDelete
  3. mba Nina@sama2 mba.
    terus berkarya ya :)

    mba Sulis@aku juga bacanya ga berurut mba :D tapi tetep ngerti sih hehe.

    ReplyDelete