Saturday, November 3, 2012

The Not So Amazing Life of @aMrazing


Judul : The Not So Amazing Life of @aMrazing
Penulis : Alexander Thian
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
Tebal : 228hal
ISBN : 978-979-780-586-9
Sinopsis : via Goodreads
Review :

"Sometimes, the reality makes people don't want to wake up and smell the coffee, because they're afraid to feel the pain. They choose to live in the warm blanket of denial instead. pg204"

Pengalamanku dalam membaca cerpen (yang jujur tidaklah banyak), akan ada satu atau dua bab yang terkesan biasa saja atau malah membosankan. Tapi hal itu tidak saya temukan dalam buku ini. Terus terang, isi ceritanya cukup menggelitikku. Dan karna buku ini, saya kembali diingatkan pada kegemaraan saya membaca buku di mana dengan hanya membaca satu buku saja, kita bisa mempelajari banyak hal. Bayangkan jika kita membaca 10/100/1000/etc buku, betapa banyak pelajaran/pengetahuan yang bisa kita dapatkan.

Terima kasih Mas Alex. Buku ini membawaku balik ke masa SMP dimana saat itu memang lagi ngetrendnya minta abang-abang penjual handphone buat isiin lagu-lagu ke memory card hp. Bukan cuma lagu, tapi gambar-gambar, aplikasi game, dll. Jika dingat-ingat hal itu cukup menggelikan mengingat karna kecanggihan internet saat ini, semua hal itu bisa didapatkan sendiri - free alias gratis tanpa harus bayar cukup dengan hanya mengakses internet. Tapi jujur saya kangen masa-masa itu. I miss that moment, really. Meskipun harus bayar (tepatnya berapa saya lupa) tapi disitulah letak istimewanya. Dunia tak lagi asyik jika segala sesuatunya bisa didapatkan dengan mudah. :) :)

Salah satu bagian yang paling berkesan dalam buku ini adalah 'Dummy Seharga Dua Juta'. Orang baik tak selalu mendapatkan hal yang baik, tapi orang baik akan selalu menganggap kesialan sebagai cobaan yang akan berlalu.

Yang menurut kita "biasa saja dan bukan apa-apa", bagi orang lain bisa sangat berarti. pg57


Di bab4 (Dummy Seharga Dua Juta) cerita tentang Pak Soni dan anaknya Rama pasti akan menyentuh hati semua pembaca, tapi lucunya bab selanjutnya berbanding terbalik dengan cerita Pak Soni di bab4 ini. Di bab5, jika Tasya adalah sebuah kertas, mungkin sudah saya remas-remas, pijak-pijak terus saya buang ke tong sampah. Kenapa? Karena kelakuan Tasya sudah kelewatan batas pada ibunya dan orang disekitar. Mungkin Tasya memang masih SD pada saat itu, tapi apa pantas seorang anak merengek-rengek, berteriak, dan membuat malu ibunya dihadapan banyak orang hanya karena ingin dibelikan hp baru? Dari yang saya baca, HP Tasya saat itu masih tergolong canggih, tapi sepertinya Tasya terpengaruh oleh lingkungan disekolah dimana teman-temannya memiliki hape baru dan berteknologi canggih sehingga Tasya jadi ingin menjadi 'seperti mereka.'

Kesimpulan :
1. Manusia memang tak pernah/susah/jarang/tidak gampang puas.
2. Pada sebagian orang, mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
3. Keinginan untuk bisa menyamai orang lain memang bagus, tapi jika dibarengi dengan usaha yang positif. (jelas bukan dengan merengek-rengek pada orangtua)

Usaha yang positif misalnya : belajar lebih giat (jika perlu juara) jadi orangtua bisa melihat usahamu dan mungkin tanpa kita minta pun mereka akan membelikan kita hadiah.

"Kejujuran memang menyakitkan dan menghancurkan. Namun, setelah seseorang terbiasa dengan kejujuran dan kebenaran, dia akan tersenyum lagi sambil minum teh dan makan kue, sambil menertawakan kebodohannya saat masih hidup dalam cangkang penyangkalannya. Tapi itu nanti, di fase terakhir." pg206

  I've gone through this and it's true. Kejujuran memang menyakitkan. Tapi rasa sakitnya hanya sementara. Tidak seperti kebohongan yang ditutup-tutupi tapi akhirnya terkuak ke permukaan. Rasa sakitnya akan terasa berlipat-lipat sakitnya dan mungkin membekas. Forgive but not forget.

Overall, saya sangat suka dengan buku ini. Karena memang ngefollow @aMrazing di twitter dan suka tergelak dengan twit-twit ajaibnya maka saya nggak ragu buat beli bukunya :) Dan setelah baca buku ini saya baru tahu mas Alex ini dulunya punya konter hp. Lewat tulisannya, saya jadi lebih sadar kalau manusia itu bukan cuma satu jenis, bukan cuma tipe A atau B tapi mungkin sampai tipe Z pun ada. (semoga perumpamaan saya ini nggak gagal dicerna) I'll feel bad if i'm not saying this. So, terima kasih atas tulisannya, terima kasih uda sharing :)

Favorite Quotes :
Kumal bukan berarti miskin atau kampungan.
Sederhana bukan berarti tak canggih.
Ngondek bukan berarti cong.
Tampang jelek tidak berarti istrinya jelek juga.
Bertampang rada preman bukan berarti penjahat.
Dan pamungkasnya : 
Penampilan dan gaya yang di bawah 'standar', bukan berarti bodoh.

PS : Alasan saya menyukai novel ini adalah karena di buku ini, selain humornya dapat, isinya bermakna dan dapat memotivasi para pembaca :)

Rating : 5/5

6 comments:

  1. Thank you so much for the kind words. I am really flattered. :">

    ReplyDelete
  2. wuih, nilainya sempurna, cari pinjeman bukunya ah, hehehe

    ReplyDelete
  3. Hehe. Cerpen pertama yang aku kasih 5. Simply karna nggak ada ngerasa bosan sama skali bacanya, dan isi ceritanya semua bermakna ^^

    ReplyDelete
  4. Aku juga suka TNSALOA ini! Om Alex nyeritainnya 'moving', kalo lucu jadi lucu banget kalo menyentuh juga menyentuh banget :)

    ReplyDelete
  5. Setuju :) Penulis nggak berusaha ngelucu karna memang yang dia tulis udah lucu, dan isi ceritanya yang menyentuh juga bisa membuat pembaca tersenyum :)

    ReplyDelete