Judul : Jokowi Si Tukang Kayu
Penulis : Gatotkoco Suroso
Penerbit : Ufuk Press
Tahun : 2012
Tebal : 256hal
ISBN : 978-602-9346-95-4
Sinopsis :
Review :
Buku ini saya beli dengan tujuan untuk lebih mengenal sosok Gubenur DKI Jakarta Joko Widodo yang dilantik belum lama ini. Yang saya tahu beliau dulu adalah walikota Solo yang telah membawa banyak kemajuan terhadap kota tersebut. Hanya itu batas pengetahuan saya tentang beliau. Terus terang, muncul rasa keingintahuan saya terhadap bapak Jokowi ini. Bagaimana sosok beliau sebelum menjadi walikota, apa yang membuat dia tertarik dengan dunia politik, dll.
Di buku ini pembaca diajak untuk menelusuri kehidupan Jokowi dari kecil hingga ia beranjak dewasa dan mulai jatuh cinta. Joko Widodo adalah nama aslinya. Namun masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Jokowi. Nama Jokowi ternyata memiliki kisah tersendiri. Jokowi sejak kecil adalah siswa berprestasi. Ia sadar ia tak lahir dalam keluarga yang serba berkecukupan. Bapaknya adalah seorang tukang kayu, ia memiliki tiga adik perempuan dan seorang ibu yang sangat ia kagumi. Oleh karena itu, Jokowi selalu belajar di sela-sela waktu senggangnya dan tak jarang sepulang sekolah ia langsung pergi membantu pekerjaan bapaknya.
"Namun, karena Bapak mengajarkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan senang hati, aku pun menjadikan hari liburku yang tak jauh daari kayu dan bambu jadi bermanfaat." pg19 Sekarang saya jadi tahu alasan Pak Jokowi tetap kerja di hari minggu walau sudah jadi Gubernur :)
Ketika ia mengutarakan keinginannya untuk menjadi seorang tukang kayu seperti Bapaknya, banyak yang menyayangkan dan memintanya untuk bercita-cita lebih tinggi, jangan seperti bapaknya yang hanya seorang tukang kayu. Setiap orangtua tentu ingin anak-anaknya bisa melampau mereka dan menjadi orang yang lebih baik secara jasmani dan rohani. Dari sana, Jokowi belajar bahwa ia bukan hanya ingin bekerja, tetapi ia juga ingin bisa menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Karena sejak kecil ia sudah dididik untuk selalu berbagi terhadap sesama.
"Sapa ubet, bakal ngliwet. Siapa mau bekerja, bakal mendapatkan hasil." pg29
Dalam menanggapi masalah, Jokowi sangat kritis dan mampu menerima kritik dan saran. Ia tak serta merta menerima apa saja yang dikatakan kepadanya. Ketika Jokowi berada dibangku perkuliahan, ia kembali memukau pembaca dengan selalu berpikiran ke depan dan mengutamakan kepentingan banyak orang. Saya paling suka kata-kata Jokowi yang kurang lebih maksudnya adalah hendaknya dalam menghadapi segala masalah, para mahasiswa-mahasiswi lebih mengandalkan otak daripada otot. Karena title kita adalah mahasiswa, bukan preman.
"Sebagai mahasiswa yang harusnya jadi panutan adik-adik yang masih SMP-SMA, tak perlu pakai gaya preman-premanan, to? Sudah cukup pada saat perploncoan saja. Toh, kita kuliah untuk jadi akademisi, untuk jadi lebih beradab, untuk jadi pemuda-pemudi yang akan membangun, bukan untuk jadi preman." pg168
Buku ini mengajarkan kita bahwa 'Walau kurang mampu, bukan berarti kita tak mampu berbagi.' Lebih baik buta fisik daripada buta hati. Jokowi dewasa ingin terjun ke dunia politik namun ditentang oleh anak dan istrinya. Ketidaksetujuan mereka didasari oleh politik di Indonesia yang kotor. Tapi Jokowi menanggapinya dengan kepala dingin dan pencalonan dirinya menjadi walikota Solo adalah karena ia ingin membawa perubahan pada kota tersebut. Ia sadar bahwa dengan hanya mengeluh takkan membawa perubahan apapun , maka dari itu, Joko Widodo ingin menjadi orang yang membawa perubahan, bukan hanya pada kota Solo, tetapi pada dunia.
"Di politik, banyak orang yang jahat aku nggak mau Bapak nanti terkena bujuk rayu orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan akhirnya seperti berita di TV", kata anak sulung Pak Jokowi.
"Aku juga nggak mau kalau Mas nanti hanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, politik itu kejam.", ucap istrinya.
"Nah, itu dia. Mas juga mau tahu sekejam apakah politik itu." "Menurutku, politik itu kalau mau kita buat kejam ya kejam; kalau mau kita buat enak, ya enak. Tergantung kita akan mengarahkan ke mana politik itu. Semua ada pada diri kita masing-masing."
Saya masih ingat ketika Pak Jokowi membantu Presiden Susilo Bambang Yudhiyono memindahkan gong. Padahal disana ada orang-orang yang memang ditugaskan untuk itu, tapi Pak Jokowi berinisiatif membantu. Orang-orang seperti Pak Joko Widodo ini lah yang masyarakat Indonesia butuhkan. Memiliki inisiatif dan segera bertindak.
Jokowi Si Tukang Kayu, highly recommended :)
Rating :
3.5/5
wa..Jokowi.. identik dengan perubahan bs menginspirasi banyak orang :)
ReplyDeleteSetuju, pemimpin yang down to earth sekali :)
Deletejarang baca biografi, lebih suka denger ceritanya aja atau membaca review seperti ini :)
ReplyDeletesama mba :)
DeleteIni bukunya seharusnya dibeli dan dibaca papaku, aku tinggal minjam hehe
tapi pengecualian buat Pak Jokowi karena selain low profil, beliau juga suka musik rock hihi jd lgsg penasaran XD