Judul : Heart Quay
Penulis : Putu Felisia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2013
Tebal : 248hal
Sinopsis : Heart Quay
Review :
Bagiku semuanya terjadi terlalu cepat dan terkesan terburu - buru. Zoya baru sekali bertemu dengan Kenneth Yang di pesawat terbang dan saat bertemu kembali sudah langsung pedenya bersandar dipundak Kenneth? Are you serious?
Banyak hal - hal yang menurutku tidak masuk diakal. Misalnya, tidak ada angin tidak ada hujan Elang tiba - tiba curhat ke Kenneth. Tidak logika saja Elang yang jelas - jelas tidak suka dengan Kenneth bisa secara gamblangnya curhat ke dia soal masa lalunya bersama Zoya.
Kemudian, buku ini juga memiliki banyak kejadian "awkward". Misalnya :
Sahabat Zoya akan menikah dengan Elang yang pernah menjadi bagian dalam hidupnya, awkward
Zoya bertemu dengan orangtua Elang yang membencinya setengah mati, awkward.
Setelah sekian lama berpisah, akhirnya Zoya bertemu kembali dengan Elang yang kini berstatus calon suami sahabatnya, super awkward.
Secara keseluruhan, buku ini cukup ringan namun ribet. Penulis menghubungkan isi ceritanya dengan sastra lewat kutipan novel Wuthering Heights namun terkesan tidak tepat sasaran. Dan sosok Elang dan Tiara benar - benar menguras emosi saya. Pesanku untuk Zoya, berhati - hatilah dalam memilih sahabat. Tidak semua yang kelihatan tulus didepan sama tulusnya dibelakang. Bukalah matamu lebar - lebar dan lihatlah sekelilingmu. Mana yang ada selalu ada untukmu dan mana yang hanya sekedar numpang lewat.
Buat Tiara, belajarlah untuk tidak berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Termasuk mencintai seseorang. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dan, kamu yakin nggak bisa hidup tanpa Elang? Bukannya sebelumnya bertemu dengannya, kamu sudah hidup? Berhentilah bergantung pada orang lain. Grow up, please. Lalu, Elang bukan Tuhan, Tiara sayang. Tidak perlu sampai begitu memujanya. Buat Elang, terima kasih sudah menjadi pelajaran yang paling berharga buat Zoya.
"Kesalahan dia adalah menjadi gadis yang tidak sesuai dengan keluargamu. Tapi kesalahanmu adalah sama sekali tidak memiliki keberanian untuk memperjuangkannya, atau mempertahankannya disisimu. Yang kaulakukan hanya membiarkannya pergi."
Untuk karakter Zoya sendiri, dari awal diceritakan bahwa hidupnya sangat menderita, sepertinya kesialan datang bertubi - tubi dalam kehidupannya. Satu hal yang buat saya salut padanya yaitu Zoya termasuk wanita tangguh yang bisa menahan perasaannya. Banyak wanita yang secara gamblang menyatakan perasaannya seperti Tiara. Namun Zoya berhasil mengendalikannya dengan baik. Nice job, Zoya!
PS : Buku ini saya pinjam dari teman kantor saya, ci Pretty :)