Judul : Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books (Mizan Group)
Tebal dan Tahun Terbit : 332hal, tahun 2014
Sinopsis : Dilan
Review :
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books (Mizan Group)
Tebal dan Tahun Terbit : 332hal, tahun 2014
Sinopsis : Dilan
Review :
"Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melainkan oleh sikap dan perbuatannya."
Milea menceritakan kembali kenangan manisnya di tahun 1990 ketika ia bersekolah di SMA Negeri di Bandung. Ada Dilan diantara kenangan manisnya itu. Dilan yang pada awalnya membuatnya takut tapi pada akhirnya menjadi sosok yang tak bisa lepas dari ingatannya. Milea pada saat itu berpacaran dengan Beni, anak Jakarta. Kehadiran Dilan membuatnya mempertanyakan hubungannya dengan Beni. Beni selama ini baik terhadap dirinya, tapi juga tak jarang emosian dan mengatakan hal - hal kasar pada Lia (panggilan Milea).
Dilan itu lucu dan unik. Mengendari motor kemana - mana termasuk ke sekolah. Tidak suka diatur, jiwanya bebas, diajak berantem tidak takut, dicap bandel oleh guru, tapi sehari - harinya menggunakan bahasa baku dan punya segudang buku di kamar rumahnya. Uniknya Dilan itu parah. Seringnya mengucapkan hal - hal tidak terduga, tapi dia manis, tidak obral janji, dan apa adanya apalagi ketika berusaha mendekati Milea.
"Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu."
"Enggak tahu kalau sore."
"Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu."
"Kenapa?"
"Nanti, besoknya, orang itu akan hilang."
"Kalau aku yang marah ke kamu gimana?"
"Baguslah."
"Bagus? Biar aku gak mau ketemu kamu?"
"Tantangan, bisa enggak membuat kamu jadi gak marah."
"Tugasku ya membuat kamu senang."
"Kalau tidak bisa membuat aku senang?"
"Berarti, aku gagal jadi orang yang menyenangkanmu."
Sebelum membaca buku ini, aku sudah terlebih dahulu menonton filmnya. Kurang lebih ceritanya sama, jadi membaca bukunya hanya seperti pengulangan bagiku. Aku suka Dilan dengan semua keunikannya. Tapi yang menggangguku disini adalah Milea. Nggak mau spoiler (walaupun kurasa hampir semua penikmat buku sudah membaca buku ini), tapi Milea bagiku egois dan hanya mementingkan keinginannya sendiri. Dan ada satu lagi sosok yang lebih menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Kang Adi :D :D
Milea dan Dilan |
Rating : 3/5