Saturday, August 27, 2016

Perempuan Kedua - Dian Kristiani



Judul : Perempuan Kedua
Penulis : Dian Kristiani
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Hal & Tahun terbit : 340hal & 11 Agustus 2014
Sinopsis : Perempuan Kedua
Review :
Mengapa aku setakut ini pada Daisy? Takut jatuh cintakah aku padanya?                                                           Atau, aku sudah jatuh cinta?
Tak pernah terbayang oleh Pandega bahwa akan ada wanita lain yang menghiasi hidupnya selain istri tercintanya Rara. Tapi Daisy datang begitu saja ketika Pandega begitu merindukan kehangatan dan kemesraan yang seharusnya ia dapatkan dari istrinya. Rara terbaring koma setelah melahirkan anak kedua mereka. Tak ada tanda - tanda kepastian bahwa Rara akan sadar dari tidur panjangnya. 

Daisy adalah anak dari teman baik mertuanya. Parasnya yang cantik menawan menggoyahkan iman Pandega. Selain itu Daisy juga jago memainkan piano, alat musik yang digemari oleh anaknya Arumi. Tak pelak Daisy pun menjadi guru les piano untuk Arumi. Itu berarti rutinitas berkunjung ke rumah Pandega pun dimulai. Bisa ditebak apa selanjutnya yang akan terjadi?

Cinta memang dapat membutakan siapa saja tanpa terkecuali. Entah itu perempuan baik - baik, ataupun laki-laki yang sudah berumahtangga. Tapi apakah cinta itu berarti bahagia diatas penderitaan orang lain? Terkadang saya berpikir seberapa besar sih hati seseorang? Apakah begitu besar sehingga hatinya bisa muat lebih dari satu orang? atau begitu besarnya sehingga ia mampu menerima kenyataan pahit dengan lapang dada? 
Mungkin ini jalan Tuhan, aku dan dia tak boleh bertemu. 
Mungkin juga Tuhan tahu apa yang akan terjadi jika kami bertemu kembali.
Ini buku pertama Dian Kristiani yang saya baca. Gaya penulisannya cukup bagus dan tidak monoton. Tema yang diusung juga menarik. Begitu membaca judulnya, saya langsung tertarik untuk membaca buku ini. Perempuan Kedua ditulis dari dua sudut pandang yaitu Daisy dan Pandega. Dengan begitu kita dapat dengan mudah mengerti isi hati & pikiran mereka. Baca buku ini emosi naik turun, perasaan pun campur aduk. Tokoh yang paling tidak kusukai tentu adalah Pandega yang mengucap sumpah pernikahan untuk mencintai istrinya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun duka namun  dengan mudah melanggar sumpahnya. Semoga saya tidak bertemu dengan sosok sepertimu ya Pandega :D

Rekomen untuk dibaca bagi yang sudah maupun belum berumahtangga. 

Rating : 2 bintang 

No comments:

Post a Comment