Tuesday, April 16, 2013

Bidadari Bidadari Surga - Tere Liye

Judul : Bidadari Bidadari Surga
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun : 2008
Tebal : 365hal
ISBN :
Sinopsis :
Bidadari-Bidadari Surga bercerita tentang pengorbanan seorang kakak (Laisa) untuk adik-adiknya (Dalimunte, Ikanuri, Wibisana dan Yashinta) di Lembah Lahambay agar adik-adiknya dapat melanjutkan pendidikan mereka, meski ia harus bekerja di terik matahari setiap hari, mengolah gula aren setiap jam 4 pagi serta dimalam hari menganyam rotan, meski pada dasarnya keempat adik-adiknya tersebut berasal dari darah yang berbeda dengan dirinya. Satu sisi Laisa digambarkan sebagai kakak yang galak dan tegas, mengejar-ngejar adiknya yang bolos sekolah dengan rotan dan ranting kayu. Di sisi lain, kontradiktif dengan fisiknya yang gempal, gendut, berkulit hitam, wajah yang tidak proporsional ditambah dengan rambut gimbal serta ukuran tubuhnya yang tidak normal, lebih pendek, Laisa sesungguhnya tipe kakak yang mendukung adik-adiknya, rela mengorbankan diri untuk keselamatan ‘dua anak nakal’ Ikanuri dan Wibisana dari siluman Gunung Kendeng, serta mati-matian mencari obat bagi kesembuhan adiknya Yashinta yang diserang demam panas hingga kejang pada suatu malam.

Review : 
Terlahir berbeda dari keempat adiknya, Kak Laisa tahu benar bahwa dia bukan kakak kandung mereka. Tapi tak pernah sekalipun kak Laisa malu berada didekat adik-adiknya. Justru sebaliknya, Kak Laisa selalu menjaga mereka dan membimbing mereka layaknya seorang kakak pada umumnya. 

Bagi Kak Laisa, bertubuh gemuk dan pendek serta berambut gimbal tak jadi masalah, asal adik-adiknya tidak seperti dia. 
Bagi Kak Laisa, tidak menikah pun tak apa, asal keempat adiknya menikah dan berkeluarga.
Bagi Kak Laisa, hidup susah bukanlah akhir dari segalanya asal bekerja keras dan bertekad kuat, tak ada yang tak mungkin.

Maka dari itu Kak Laisa begitu keras pada adik-adiknya, Dalimunte,Ikanuri, Wibisana, & Yashinta. Dan tak jarang Kak Laisa akan memukul mereka terutama Ikanuri dan Wibisana yang terkenal sering bolos sekolah dan suka bermain. Bukan karena kejam, tapi semata-mata untuk mendidik mereka. Kak Laisa selalu berpesan pada adik-adiknya untuk baik-baik bersekolah karena setiap sen dari uang sekolah mereka adalah hasil upaya ibu mereka bekerja banting tulang di ladang setiap hari. 
"KAU ANAK LELAKI DALIMUNTE!" Anak lelaki harus sekolah! Akan jadi apa kau jika tidak ssekolah? Pencari kumbang di hutan sana seperti orang lain di kampung ini? Penyadap damar? Kau mau menghabiskan seluruh masa depanmu di kampung ini? Kau mau setiap tahun hanya makan ubi gadung setiap kali hama belalang menyerang ladang? Hah, mau jadi apa kau, Dalimunte?"
Hasil didikan kak Laisa selama ini tak sia-sia. Keempat adiknya telah sukses dalam bidangnya masing-masing. Namun ketika mereka selangkah demi selangkah menggapai mimpi mereka, Kak Laisa tetap berada di tempat yang sama. Dia bahkan tak pernah bermimpi karena terlalu sibuk memikirkan mimpi adik-adiknya.

"....., suatu saat nanti kalian akan melihat betapa hebatnya kehidupan ini.... Betapa indahnya kehidupan di luar sana. Kalian akan memiliki kesempatan ini, yakinlah.... Kakak berjanji akan melakukan apapun demi membuat semua itu terwujud..." - Kak Laisa
Beranjak Dewasa 
Disela kesibukan masing-masing, mereka mendapatkan sms yang berisikan hal yang paling tidak mereka inginkan untuk terjadi. Isi pesannya mengabarkan bahwa Kak Laisa mengidap kanker stadium IV. Ia bisa pergi kapan saja. Dan mereka diharapkan untuk pulang melihatnya.

Kak Laisa adalah seorang figur yang dapat menjadi panutan bagi siapa saja. Sifatnya yang keras namun tak egois dan amat menyayangi adik-adiknya patut diacungi jempol. Dalam hidupnya, Kak Laisa selalu mengalah pada adik-adiknya. Mengalah untuk berhenti sekolah demi Dalimunte, mengalah - menyerahkan diri sepenuhnya kepada harimau yang siap menerkam demi menolong kedua adiknya, dll.

Betapa indah dan mulia kasih yang dicurahkan Kak Laisa seumur hidupnya. Tak peduli paras dan bentuk tubuhnya yang dianggap kurang sempurna bagi kebanyakan orang, kak Laisa memiliki hati bak bidadari-bidadari surga. Buku yang ditulis dengan hati akan menyentuh hati semua masyarakat. Buku ini adalah salah satunya. Great book!

Rating : 4/5
PS : Terima kasih pinjaman bukunya, Putri :)

No comments:

Post a Comment