Judul : One Last Chance
Penulis : Stephanie Zen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2012
Tebal : 296hal
ISBN : 978-979-22-8255-9
Review :
Adrienne Hanjaya dan diarynya adalah satu jiwa. Segala keluh kesah yang tak terungkapkan pun dituangkannya dalam rangkaian tulisan di diary pribadinya. Tak jarang, Adrienne yang lebih dikenal dengan nama Adri menuliskan kisah percintaannya yang sayangnya tidak sebaik karirnya sekarang sebagai penulis novel best seller. Ya, Adri adalah seorang penulis drama romance modern berbakat yang sudah menetaskan karya-karya yang sangat laku di pasaran.
Adri sendiri punya prinsip,"Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti."
Kisah-kisah yang ditulis dalam novel terbitannya adalah berdasarkan pengalaman pribadinya. Dan dalam setiap bukunya, dengan berani ia selalu mencantumkan nama asli dari pria yang dulu pernah membuatnya patah hati dan kecewa. Mungkin karna berdasarkan pengalaman pribadi, maka kisahnya terasa begitu hidup dan nyata. Namun tak satupun dari para penggemarnya tahu bahwa isi dari setiap buku yang ditulis Adri pernah terjadi dalam kehidupannya.
Adri merasa setiap patah hati yang dirasakannya akan terbalas jika ia sudah menulis dan menerbitkan kisah dimana sang pria akan berakhir mengenaskan karena telah menyia-nyiakan cintanya. Dan dari beberapa pengalaman pahit tsb, Adri merasa begitu terhina dengan cemoohan Gerry(mantan pacarnya)terhadap dirinya. Oleh karena itu, Adri memutuskan untuk membalas Gerry dengan cara yang sama, dan lebih ekstrim pula.
"Balas dendam, no matter how sweet it is, nggak akan pernah membuatmu bahagia, Dri. Just forgive. Let go, and let God do the rest. You'll be much happier."
Beberapa kali patah hati tak menyebabkan Adri jadi anti terhadap pria. Ketika ia bertemu Danny untuk pertama kalinya, ia langsung jatuh cinta dan merasa tertarik padanya. Adri pun kemudian secara diam-diam menuliskan kisah cinta barunya ini kedalam sebuah file yang akan ia jadikan sebagai novel berikutnya.
I love Danny! Pribadinya cukup unik dan lucunya Danny ini jago gombal :)
"But currently, I found out... ciptaan Tuhan yang indah nggak cuma alam kok." | "Oh ya? Apa lagi memangnya?" | "Kamu."
Serasa nggak cukup, Danny terus menaburkan bubuk-bubuk gombal ke Adri,
"Lucu deh, mendadak aku jadi pengin nunjukin banyak tempat indah ke kamu," Dany menyambung.
"Masa? Kenapa?"
"Karena pengin bandingin aja, mana yang lebih indah."
Nggak usah Adri ya, aku yang baca aja langsung berasa kembang api yang siap meledak-ledak saking bahagianya ^^
Baca buku ini, berulang kali aku mendapati diriku geleng-geleng kepala melihat sikap Adrienne. At some point, menurutku dia nggak dewasa, kejebak dalam dendam dan masa lalu, dan akhirnya termakan karma. I actually pity her for what happened to her life. Menulis cerita tentang patah hati adalah satu hal, tapi menulis cerita tentang patah hati dan menulis nama asli mantan-mantan pacarnya serta menyelipkan ending yang buruk bagi sang pria adalah hal lain. Bagiku itu sama aja dengan merusak nama baik dan pembunuhan karakter.
Tapi sayangnya mata Adri terlalu gelap oleh keinginannya untuk balas dendam dan tidak memikirkan efek apa yang ditimbulkan dari perbuatannya. Who knows what life may bring us as time passes?
"The Best Thing of the Worst Point is... You Know that It Can't be Worse."
I love this book. Awalnya aku hanya ingin memberi bintang tiga. Tapi ketika aku menutup buku ini, aku tahu bahwa this book is worth than just three stars. So, I give four stars untuk ending yang menurutku semuanya terbayar lunas. Read and see :)
hebat juga berkali-kali patah hati tapi dia ga trauma :)
ReplyDeletega trauma karna setiap patah hatinya slalu menghasilkan royalti mba hehee
ReplyDeleteKaryanya kali ini agak sedikit boring tp tetap beli krn suka ama penulisannya...
ReplyDeletejadi penasaran gombalnya Adri :D
ReplyDeleteOoo
ReplyDelete@Nyi Pede
ReplyDeleteayo dibaca :)
Mamak@ga boring kok makkk :D