Judul : Can't Let Go
Penulis : Esi Lahur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal & Tahun Terbit : 312 hal, Maret 2015
Sinopsis : Can't Let Go
Review :
Penulis : Esi Lahur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal & Tahun Terbit : 312 hal, Maret 2015
Sinopsis : Can't Let Go
Review :
Denisa adalah seorang wartawan di sebuah perusahaan tabloid. Karena pekerjaannya, Denisa harus terjun langsung ke lapangan untuk meliput berita. Berita yang diliput pun beraneka ragam, mulai dari berita kecelakaan, bencana alam, dan lainnya. Denisa sendiri memiliki seorang pacar bernama Nigo yang adalah seorang aktivis hak buruh yang tidak punya pekerjaan tetap. Tujuannya baik, untuk membantu menyuarakan hak - hak masyarakat kecil. Akan tetapi tak jarang karena aktivitas yang tidak kenal waktu dan tempat itu menjadi hal yang membuat mereka bertengkar.
Tak jarang pula Nigo meminjam uang kepada Denisa entah itu untuk keperluan pribadi maupun untuk aktivitas sosialnya. Denisa sadar betul bahwa penghasilannya jauh diatas Nigo. Mereka pun bukan pasangan baru, sudah lima tahun lamanya mereka berpacaran, tapi belum ada tanda - tanda Nigo ingin melamarnya. Boro - boro melamar, untuk makan saja terkadang susah.
"Nigo, aku mengumpulkan uang untuk beli rumah, mobil, dan kebutuhanku, atau untuk biaya menikah, bukan untuk membiayai buruh. Aku kekasihmu, bukan lembaga sosial." hahahaha GOOD JOB GIRL!
Dalam hubungannya dengan Nigo, banyak perbedaan yang membuat mereka sering kali berdebat. Beda pendapat itu wajar, justru terkadang malah asyik karena adanya perbedaan. Tentu akan sangat membosankan jika semua yang kamu ucapkan selalu mendapatkan jawaban yang sama yaitu, "ya, saya setuju.". Terkadang kita perlu berbeda pendapat agar kita bisa melihat suatu perbandingan. Belum tentu semua yang kita yakini itu benar dan belum tentu semua yang diucapkan lawan bicara kita itu salah.
Sebagai seorang wartawan, Denisa selalu berusaha bersikap profesional dengan memisahkan masalah pribadi dengan masalah kantor. Walau tidak suka menonton pertandingan sepak bola, Denisa tetap diminta meliput Massimo Rozzoni, atlit sepakbola blasteran Indonesia - Itali yang berparas tampan. Awalnya ia ogah - ogahan, tapi setelah bertatap muka dengan Massimo, rasanya meliput berita sepak bola bukanlah hal yang buruk. Hubungan yang tadinya hanya sebatas wartawan dengan atlit sepak bola pun perlahan menunjukkan kemajuan. Tapi apakah itu akan berhasil? Jarak antara mereka terlalu besar, Denisa yang hanya seorang wartawan tidak ingin hatinya hancur karena merasa hubungan mereka tak akan berhasil. Belum lagi hubungannya dengan Nigo belum selesai.
Banyak topik menarik yang diangkat dalam cerita ini, seperti kekerasan, penyuapan, hubungan rumit antara Denisa dengan Nigo yang lebih mementingkan pekerjaannya sebagai aktivis buruh, juga hubungan Denisa dengan Massimo yang tidak jelas kedepannya. It's definitely worth to read.
Buku ini pun adalah buku pertama Esi Luhur yang kubaca. Secara keseluruhan, ceritanya menarik. Wartawan salah satu tabloid terkenal yang disukai oleh pesebakbola ternama dan ganteng pula. Such a dream comes true ya. Konflik yang dipaparkan pun tidak rumit, sayangnya imho di bab - bab awal terkesan lambat, dan eksekusi di akhir cerita malah terlalu singkat dan terkesan terburu - buru.
Rating : 3/5
plis buat unsur intristiknya
ReplyDelete