Pages

Tuesday, November 29, 2011

#128 M2L Men 2 Love


Title : M2L Men 2 Love
Author : Andrei Aksana ( find him on twitter : @AndreiAksana )
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 272 hal
Tahun terbit : 2008
Sinopsis : M2L - Men 2 Love
My review :
Sejak putus lima tahun yang lalu dengan pacarnya, Abel merasa kesepian. Abel bukanlah wanita yang jelek atau kampungan. Sebaliknya dia sangat modis dan cantik. Namun itu tak lantas membuatnya gampang berpacaran dengan orang lain. Hanya saja dia merasa dia terlalu perfect sehingga menginginkan pendamping yang sempurna pula.

Ketika bertemu dengan Recko, lelaki yang ingin dikenalkan padanya lewat sahabatnya Helen, Abel pun langsung menolak mentah-mentah. Bagaimana tidak, Recko berperawakan tinggi, tapi dia gemuk, bukan hanya itu, dia juga memakai kacamata super besar seolah dia baru saja berkenalan dengan seorang kutu buku. 


Recko kerap menelepon dan mengsms Abel tapi tak satu pun pesan dan telepon darinya mendapat balasan dari Abel. Abel malah sangat risih dengan sms-sms dan telp-telp yang tak berkesudahan dari Recko yang bagi Abel ia sangat mirip seorang psikopat yang ingin memiliki Abel dengan cara-cara ekstrim.


Well don't judge a book by its cover. Siapa yang menyangka ketika mereka bertemu untuk kedua kalinya, penampilan Recko malah berubah total. Dia bukan hanya tidak gemuk lagi tapi juga SIXPACKS! Abel yang terpana buru-buru menunjukkan minatnya terhadap Recko. Recko memakluminya dan bukannya menjauh dari Abel, *karena jelas-jelas Abel yang tadinya seolah menganggap Recko sebagai wabah yang harus dihindari sekarang menjadi begitu baik, perhatian dan malah terlalu perhatian! hmpfh

Mereka pun berpacaran dan Abel setiap harinya senantiasa berdandan pol-polan untuk terlihat sempurna ketika bertemu dengan Recko. Mungkin Abel harus membeli compact powder yang baru setiap minggunya karena kerjaannya setiap hari, setiap jam dan setiap waktu adalah mendempul wajahnya hingga terasa cantik baginya.

Recko bisa menemaninya kemana saja kecuali hari Jumat. Karena itu jadwalnya untuk memberikan gaji pada karyawan-karyawannya. Abel merengek-rengek meminta agar Recko mengganti kegiatannya hari jumat menjadi hari lain. Recko yang tidak egois pun memilih untuk tetap pada prinsipnya. Abel sebal, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Minggu-minggu pertama dia masih bisa menerima jika tidak ditemani Recko di hari jumat, tapi lama-lama dia tak tahan karena harus sendiri di malam jumat padahal seluruh karyawannya sangat menikmati hari tsb bersama para kekasih mereka.

Disaat itulah dia bertemu dengan Billian, lelaki yang bisa menemaninya di malam jumat. Tapi tak bisa menemaninya pada hari sabtu dan minggu karena harus kerja. Abel feels like hit a jackpot! Gimana enggak? Recko bisa menemaninya kemana saja yang ia mau kecuali pada hari jumat. Sementara Billian bisa menemaninya pada malam jumat kelabunya, menggantikan posisi Recko untuk sementara.

Awalnya Abel hanya ingin menghabiskan waktu dengan Billian pada malam jumat. Tapi lama kelamaan frekuensi pertemuan mereka pun bertambah dan Abel semakin bertambah banyak pula menciptakan kebohongan-kebohongan kepada kedua pria tsb.

Can she hide the lies forever? Who's gonna be her last man? and will she get her karma? 



Sejujurnya membaca buku ini sangat melibatkan emosi saya. Bagaimana tidak jika kita dihadapkan dengan Abel yang so Drama Queen, Abel yang cemburuan, Abel yang suka pamer, Abel suka berburuk sangka terhadap orang lain,dsb. Yang saya tangkap adalah, Abel adalah wanita kesepian yang haus akan kasih sayang dari orang lain tapi tak tahu bagaimana cara yang benar untuk mendapatkann kasih sayang tsb sehingga Abel menjadi kurang bisa menghargai hidupnya. Berkat keberuntungan dan kerja kerasnya dia menduduki jabatan penting di kantornya, memiliki rumah dan mobil sendiri, tapi dia tidak memiliki pendamping. Seolah Tuhan mendengar doanya, Recko pun hadir dalam kehidupannya. Tapi seakan tak cukup hanya memiliki satu, hatinya pun mendua.

Walau sangat enggak respek dengan sikap dan perbuatan Abel selaku tokoh utama, tapi saya tetap salut dengan tulisan Andrei Aksana yang mampu mengaduk-ngaduk emosi saya. Setiap kali membaca buku ini, mau tidak mau saya jadi reflek mengkritik setiap perbuatan Abel . Sangat burukkah perbuatan dia? Tergantung yang baca :) Tapi Tuhan Maha Adil, tentu saja dia tidak ingin melihat umatnya,Abel layaknya domba yang kehilangan arah, maka Dia pun membimbing dombanya kedalam kandang dan menjaganya agar dia tidak terpisah dari para kawanan domba lainnya lagi.

4 comments:

  1. Kamu sering baca buku Andrei Aksana? Kenapa kebanyakan karakter utamanya selalu cewek ya~

    ReplyDelete
  2. baru baca tiga bukunya termasuk ini. tapi punya beberapa yang belum dibaca juga. Bukannya biasa kalau novel indonesia karakter utamanya slalu cewek ya? hhe.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Kamu punya pdf M2L? aku cari di gramed gak ada online juga udah ga ada stocknya padahal mau bacaaaa :'(

    ReplyDelete