Pages

Monday, December 12, 2016

For a Better Tomorrow - Rini Zabirudin



Judul : For a Better Tomorrow
Penulis : Rini Zabirudin
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal & Tahun Terbit : 256hal, 13 Mei 2015
Sinopsis : For a Better Tomorrow
Review :
Bima adalah seorang anggota marinir berprestasi. Awalnya hidupnya bahagia dan karirnya cemerlang. Tapi setelah ia mengetahui dan memiliki bukti atas kasus gelap yang melibatkan para petinggi marinir, Bima hidup dalam teror. Isteri tercintanya dibunuh dan Bima dituduh atas perbuatan yang tidak dilakukannya  itu. 

Berada dipenjara saja sudah cukup menyiksa Bima. Tapi penderitaannya tidak berhenti disitu, ia terus disiksa secara fisik dan mental oleh oknum - oknum tertentu. Penyiksaan itu didasari oleh rahasia yang masih disimpan erat olehnya. Rahasia yang dapat membuat para petinggi marirnir yang terlibat lengser dari jabatannya dan dimasukkan ke balik jeruji besi. 

Bima pun berusaha melarikan diri dan tersesat di hutan dengan kondisi kelaparan dan kelelahan. Beruntung ia menemukan rumah Elis, wanita yang dikenal sebagai seorang herbalis oleh para pasiennya. Elis hidup menyendiri di pedesaan setelah ditinggal mati oleh suaminya. Bima tidak ingin merepotkan Elis, terlebih dengan adanya kemungkinan bahwa orang yang mengincarnya akan menemukan rumah Elis. Namun disisi lain, Bima tidak memiliki tempat pelarian yang lain. Ia tidak mungkin kembali kepada keluarganya disaat kondisi masih sangat berbahaya seperti ini. Satu - satu nya jalan hanyalah menetap sementara ditempat Elis yang sama sekali tidak keberatan membantunya. 

Ini novel Rini Zabirudin pertamaku. Belum ada yang wow banget dari ceritanya. Yang saya suka dari ceritanya adalah adanya info - info tentang hutan, tanaman, dan usaha dari penulis untuk menunjukkan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam. 
"Di dalam hutan perawan, kita tidak boleh berjalan berbelok karena seklai kita berbelok maka kita akan berbelok lagi sehingga tanpa sadar kita akan tersesat dan berputar - putar di daerah yang sama."

Dari segi karakternya, saya suka dengan chemistry dari Bima dan Elis. Keduanya telah ditinggal pergi oleh pasangannya untuk selamanya. Rasa cinta terhadap pasangan masing - masing pun masih sangat kuat. Akan tetapi mereka berdua bisa saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Sebenarnya ceritanya cukup bagus, namun sayang ceritanya seolah dipaksa untuk cepat selesai. Seharusnya masih banyak yang bisa dikupas dari cerita ini. Seperti misalnya persidangan Bima dan usaha Raphael pengacara Bima dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan di meja persidangan. 

Seperti yang kita ketahui kalau negara kita banyak koruptor berkedok wakil rakyat. Nah kalau saja walaupun hanya didalam buku, para koruptor yang telah mengambil hak - hak rakyat dapat disidang dan diadili, bukankah kita akan mendapatkan ending yang lebih baik? Habis membaca kata - kata saya ini, mungkin penulisnya bakal bilang, 'kamu saja sana yang jadi penulis kalau bisa. Banyak sekali maunya!' Peace ya Mbak Rini :D

"Aku mencintaimu, Ellis. Tapi kalau kau butuh waktu untuk memikirkannya, aku tidak akan memaksa. Aku akan menunggumu menjawabnya.""Bagaimana jika aku menolak?" "Aku akan menghantuimu seumur hidup."

 Rating : 2/5


No comments:

Post a Comment