Pages

Wednesday, January 27, 2016

Melody & Mars - Mia Arsjad

Judul : Melody & Mars
Penulis : Mia Arsjad
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Kategori : Young Adult
Sinopsis : Melody & Mars
Review :
"Kalau kamu bisa maafin kesalahan orang dengan tulus, hidup kamu pasti lebih bahagia." - Ibu

Begitu mulai baca langsung disuguhi dengan cerita tentang sepatu. Mau nggak mau jadi teringat lagu Sepatu-nya Tulus. Dan kisah Mars dan Melody ini mirip dengan lirik lagunya Sepatu.

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa - apa
Terasa lengkap bila kita berbeda
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya


Melody hidup berpacu dengan waktu. Segala sesuatunya harus tepat waktu dan sudah diatur. Mel hanya hidup bertiga dengan ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya meninggal enam tahun lalu dan semenjak itu Ibu mereka menjadi tulang punggung keluarga. Mel sangat ingin membantu Ibunya dengan mencari kerja part time. Tapi selalu dilarang ibunya yang ingin dia fokus kuliah dulu. Maka dari itu Mel harus lulus tepat waktu. Itu tekadnya. 

Mel terbiasa hidup di jalur yang lurus. Sekali A ya tetap A. Begitu ketemu dengan Mars yang anaknya super easy going dan terlalu santai menyikapi hidup, Mel dibuat kelabakan olehnya. Banyak kekonyolan yang membuat kisah Melody & Mars lebih berwarna. Seperti misalnya Melody yang menarik paksa Marshall naik ke becak ketika Marshall sedang sibuk-sibuknya melayani permintaan antrian panjang tetangga barunya untuk foto bareng. Yang ada betis abang becaknya makin besar disuru gowes keliling kompleks dan Marshall yang kasian bolak balik kejeduk besi pinggiran di atas becak.

Bicara tentang percintaannya, saya sendiri lebih suka dengan cerita persahabatan Mel, Pipit dan Darla yang kayak kepompong, kepo dan rempong. Nggak ada rahasia diantara sahabat dan walau rempong, sahabat akan selalu ada buat kita disaat kita susah maupun senang. 

Dari cerita Melody & Mars ini, kesimpulan yang saya kutip : 
1. Berani bersuara, dalam hidup ini jika kita tidak berani menyuarakan pendapat kita, siapa lagi yang akan memperjuangkan hak kita? Jika kita selalu pasrah dengan segala kondisi disekitar kita maka kita tidak akan pernah merasa bebas menjadi diri kita seutuhnya. Semua - semua sudah yang atur, makan apa, sekolah dimana, ambil jurusan apa. Ingatlah bahwa yang ngejalanin hidup ini itu kita, bukan mereka. Your destiny lies in your hands. Jadi berani nggak kamu bersuara?

2. Sharing is PENTING. Kalau terjadi sesuatu, apapun itu, ceritalah ke sahabatmu, orangtuamu, atau siapa saja yang kamu percayai. Karena ketika kita sharing, otak kita terbuka oleh beberapa pendapat/kemungkinan yang tidak terpikirkan oleh kita. Jadi ketika hal buruk menimpamu, jangan lah menutup diri, apalagi pasrah menerima keadaan. Ingat point pertama, berani bersuara :)

Mia Arsjad termasuk salah satu penulis yang menulis dengan konsisten (konsisten bagusnya). Jadi ketika buku barunya terbit, saya nggak perlu pusing dan mikir berulang kali untuk beli bukunya atau tidak. Jawabannya sudah pasti wajib beli. Saya sudah menjadi fans sejatinya sejak zaman Miss Cupid, Rona Hidup Rona, dsb. Mia selalu punya senjata ampuh untuk menghibur pembacanya. Dari dulu cerita yang disuguhkan selalu sukses buat perut sakit karena candaannya yang kocak, kena sasaran walau nggak jarang agak garing dan lebay melambai :D

"Sabar. Saat kita dapat masalah, pasti kita terpikir kalau kita ini manusia paling menderita. Tapi itu nggak bener, Mars. Masih banyak yang hidupnya lebih susah dari kita. Waktu lagi sedih kita sering lupa bersyukur karena terlalu sibuk meratapi kesedihan. Daripada mikirin apa yang bikin kita sedih hari ini, mendingan kita cari apa yang bisa bikin kita bahagia hari ini."
Rating : 3.5/5


No comments:

Post a Comment