Pages

Friday, June 1, 2012

Sunrise Serenade - Dian Syarief Pramoto & Sundea

Judul : Sunrise Serenade
Penulis : Dian Syarief Pramoto & Sundea
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2012
Tebal : 312hal
ISBN : 979-780-563-8
Sinopsis : 
Ini adalah kisah tentang matahari pagi dan harapan. Cerita ini bermula ketika langit masih gulita. Ketika dingin dan suara menjadi runcing menusuk kulit dan telinga. Ketika yang kita miliki hanya janji cahaya dan keteguhan untuk memercayainya. Saat itu kita menanam hidup pada sebuah kata sederhana : harapan.

Review :
Hidup itu misteri. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi ketika kita membuka mata dan memulai hari. Bahkan seorang peramal pun tak bisa meramalkan dengan pasti apa yang akan terjadi pada diri dan hidup kita. Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia yang Maha Tahu.


Ini kisah perjuangan para penderita lupus, atau yang sering mereka sebut dengan odapus  (orang dengan lupus). Tak banyak yang tahu pasti apa itu lupus, bagaimana lupus bisa menyerang manusia,dll. Pertama kali aku mendengar tentang lupus adalah ketika aku menonton American's Next Top Model dimana ada salah satu finalisnya yang menderita lupus dan mengharuskannya untuk meminum obat dalam jumlah banyak setiap harinya. 


Dian Syarief adalah seorang wanita karir yang memiliki hidup normal dan bahagia bersama suami dan keluarganya. Namun segalanya harus berubah ketika serangkaian penyakit menghampirinya. Awalnya ia berpikir itu hanya penyakit biasa, namun ketika ia tidak kunjung sembuh dan justru semakin sering mengalami pendarahan, ia dan suaminya, Mas Eko pun berkonsultasi ke dokter, dan ketahuanlah bahwa Dian menderita penyakit lupus. 


Aku sempat kesal juga melihat dokter yang menangani Dian tidak serius, cuek, dan tidak ada basa-basinya sama sekali. Dokter ybs malah menyuruh Dian mengonsumsi dua puluh butir tablet setiap harinya yang menimbulkan sejumlah efek samping dan yang paling parah, Dian kehilangan sebagian besar penglihatannya karena syarat matanya yang sudah pucat. 


Dian berada dalam titik terendah dalam hidupnya, kehidupan yang awalnya baik-baik saja sekarang berubah. Untungnya Dian selalu ditemani oleh keluarganya, Bi'ah, Pak Ade, dan Mas Eko yang senantiasa bersamanya berjuang melewati segalanya.
"Dian, ketika ada sesuatu yang hilang dari tubuh kita, akan ada sel lain yang menggantikan fungsinya. Kamu akan melihat dengan kulit, dengan pendengaran, dengan penciuman . . ."
"JIKA kita punya anak laki-laki, kita beri dia nama Ismail, ya, Dian, Ismail itu nabi yang sanggup menghadapi ujian seberat apa pun." 


 Sunrise Serenade mengingatkanku kepada Hairless yang ditulis Ranti Hannah,seorang cancer survivor. Kedua cerita ini begitu menyentuh hatiku, membuatku meneteskan airmata, dan secara tidak langsung menuntutku untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. 


"Aku belajar bahwa kesehatan jiwa jauh lebih penting dibandingkan kesehatan fisik. Sebab jiwa yang sakit akan menyeret fisik untuk ikut sakit bersamanya. Sebaliknya, jiwa yang kuat akan menguatkan fisik yang lemah untuk ikut kuat bersamanya."


Sunrise Serenade, perjuangan para wanita-wanita kuat, dimana dalam kesakitan yang mereka rasakan, mereka masih bisa memberi penghiburan kepada para penderita lupus lainnya. Aku terkejut ketika Dian memutuskan untuk mendirikan sebuah yayasan bernama SDF (Syamsi Dhuha Foundation) disela-sela perawatan penyakitnya. Dan aku percaya bahwa dengan banyak memberi, secara otomatis kita juga akan banyak menerima. Dan Puji Tuhan, Dian mendapat keluarga baru, sahabat, serta orang-orang yang dulu tidak dikenalnya, namun sekarang menjadi keluarga besarnya.


"Our creator designed beyond our mind. Ia tidak mengambil tanpa menggantikan dengan yang lebih baik."  


SDF dengan slogan 'Care for Lupus, your caring saves lives' memberi bantuan kepada para penderita lupus dan low vision. SDF memiliki dua divisi utama yaitu : Care for Lupus (CFL) dan Care for Low Vision (CFLV). SDF sendiri telah mengembangkan sayap hingga ke luar negeri dengan harapan bahwa semua manusia, tak memandang beda ras, agama, suku, dan budaya akan mengulurkan tangan mereka untuk membantu meringankan beban para penderita lupus.


"NAMUN, percayalah pada hal ini : harapan yang terus dikayuh jarang membuatmu kecewa. Kadang ia hadir seperti hadiah pada saat yang tak kita duga, dari orang yang tak kita sangka."


Terima kasih Dian Syarief yang sudah berbagi ceritanya, terima kasih Mas Eko yang tetap berada disamping mba Dian dalam keadaan apa pun itu. now I know that true love does exist, dan terima kasih Gagas Media telah kembali menerbitkan buku 'true story' seperti ini.




Website : http://www.syamsidhuhafoundation.org/
Care for Lupus, your caring saves lives.

5 comments:

  1. bagus yah mei bukunya??? awalnya ngeliat nama pengarangnya kok kayaknya nggak asing yah... ternyata memang nggak asing... sering liat ditivi sih tentang yayasannya...

    ReplyDelete
  2. oh jadi temanya mirip Hairless, bagus nih gagas tiap tahun nerbitin buku true story kayak gini

    ReplyDelete
  3. @Putri
    bagus puttt, cocok untuk ibu dokter hehehe. klo nama awalnya aku malah kepikiran sampe elsa syarief yg pengacara itu *geblek banget*

    @mba sulis
    iya,tema true story seperti hairless.
    smoga tahun depan bakal ada terbitan buku kayak gini lagi ^^

    ReplyDelete
  4. Nyi Pede@uda baca kah?
    kalo belum kudu dibaca :) :)
    *maksa* XD

    ReplyDelete