Pages

Wednesday, February 29, 2012

Marrying Aids - Lia Indra Andriana


Judul : Marrying Aids
Penulis : Lia Indra Andriana
Penerbit : Penerbit Andi
Tahun : 2009
Tebal : 316hal
ISBN : 978-979-29-0747-6
Sinopsis : Marrying Aids (Goodreads)
Review :
Berawal saat Ji Hwan seorang laki-laki Korea yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan giginya copot. Lalu dengan paniknya ia segera mengunjungi salah satu rumah sakit di Indonesia untuk mencari dokter. Anehnya dokter yang ia inginkan untuk mengoperasi giginya adalah dokter laki-laki. Jika dokter perempuan, Ji Hwan akan segera menolak. Kenapa? Karena Ji Hwan telah bersumpah bahwa siapa pun wanita yang menyentuhnya harus menjadi istrinya.

Dokter Eri saat itu baru selesai bertugas. Ia hanya ingin segera pulang menikmati sisa harinya. Tapi alam seakan tidak memihak padanya. Sosok laki-laki tegap bertampang Asia berteriak-teriak ditengah heningnya suasana rumah sakit tempat Eri praktek. Dengan sigap Eri pun langsung bergerak mendekati Ji Hwan. Tak disangka-sangka ia malah mendapatkan penolakan dari Ji Hwan.

"Ji Hwan bukan alergi wanita." "Dia akan menikahi orang yang menyentuhnya." 

Eri yang mengira itu hanya lelucon biasa dengan entengnya menyetujui kata-kata Ji Hwan. "Bilang padanya aku akan menikahinya." Tak pernah ia duga bahwa Ji Hwan benar-benar menanggapi kata-katanya. 

"Kalau jodoh itu tidak lari kemana."

 Sebuah pepatah yang agaknya cocok untuk Eri dan Ji Hwan. Mereka bertemu untuk kali kedua di Seoul, saat Eri bersama para dokter lainnya melakukan seminar di rumah sakit Seoul. Kali ini Ji Hwan semakin menegaskan keinginannya untuk menikahi Eri. Bukan ingin tapi harus. Karena Ji Hwan mengidap penyakit AIDS, begitulah katanya. Dan itu berarti Eri sekarang sudah tertular penyakit yang sama karena jari Eri terluka sewaktu melakukan operasi saat itu.

Satu kata. Hanya satu kata yang perlu diucapkan oleh seorang dokter dan itu akan merubah seluruh hidup si pasien. 
Menjadi seorang penderita HIV/AIDS adalah mimpi buruk bagi semua orang. Saat kita bangun tidur, seharusnya kita merasa bersyukur masih diberi nafas kehidupan, tapi bagaimana dengan para penderita HIV/AIDS yang bahkan waktu kematiannya pun sudah ditentukan??? Saat itulah dokter seakan berperan sebagai seorang malaikat pencabut nyawa.

          "Kamu akan mengetahui siapa sahabat sejatimu saat kamu berada di kondisi yang paling buruk."

Penderita HIV/AIDS bukanlah orang-orang yang harus dihindari, justru harus kita beri dukungan moral agar mereka tetap semangat dalam menjalani hidup. Virus HIV/AIDS tidak akan menular melalui sentuhan tangan ataupun ciuman. Itu hanya akan menular lewat darah dan hubungan seks. So don't run away, but hold their hands and help them to get through all of these matters.

Belum menikah tapi tinggal bersama, kumpul kebo kah? 

Entahlah, tapi toh mereka akan segera menikah. Ji Hwan membelikan cincin untuk Eri. Eri yang cantik, berwawasan luas, blak-blakan, ah.. tak lupa, Eri yang tidak pandai mengendarai mobil :DD
Aku suka karakter sampingan seperti Kwon woo, sahabat Ji Hwan sejak kecil menjadi penasehat yang baik untuk Eri, dan Dokter Fre yang selama ini mendampingi Eri praktek, si ganteng yang tak rela Eri lepaskan begitu saja. FYI, status Dokter Fre yang tak terduga-duga cukup membuatku tercengang.  

Dua orang yang menderita HIV/AIDS ingin menikah. Mungkinkah? It isn't life without conflicts. Seakan mengidap penyakit itu saja tidak cukup, banyak konflik yang membuat Eri bertanya-tanya,apakah ia benar-benar ingin menikahi Ji Hwan? Twist of fate nya menyedihkan, life is too cruel sometimes but true love does exist, though it's quite rare. 

"Aku tahu kau akan terus menolakku, tapi aku tidak akan menyerah." "Aku tidak akan melepaskan tanganmu. Aku tidak peduli kau mau menikah denganku atau tidak. Tapi aku akan selalu ada di sisimu. Siang dan malam. AKu akan menjagamu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu sendiri. Kau tidak bisa mengusirku kali ini,Eri." pg.293

PS : Postingan ini saya publish bersamaan dengan teman-teman BBI lainnya dengan tema 'romance'. Bisa dicek di blog BBI untuk postingan teman-teman BBI yang lain. Semenjak baca Oppa & I karangan mbak Lia & Orizuka, saya jadi tertarik untuk membaca karya mbak Lia yang lain. (kalau Orizuka sudah ngefans sejak jaman SMA), dimulai dengan saya membaca Bubble Love dan sangat suka ceritanya, lalu Seoulmate yang masi currently reading, dan Marrying Aids yang sungguh menyentuh hati siapa saja yang membacanya. I've become one of her fan for sure :D Recommended =)

7 comments:

  1. so sweet banget quotes2nyaaa :'> belum baca bukunya Lia yg inii, kaya-nya bagus yah :D

    ReplyDelete
  2. Endingnya sedih nda? *minta spoiler* hehehe.. Lg menghindari sad ending books :)

    ReplyDelete
  3. Stef@
    bagus niii, kudu baca :DD

    mba Nisa@
    aku pm di facebook ya spoi nya XD

    ReplyDelete
  4. Yay, ternyata reviewnya bagus!! Ga jadi aku gigit, kalo gitu, hehe.

    @Mba Annisa: Ssst endingnya rahasia dong :P

    ReplyDelete
  5. lol. Selamat deh pipi unnie XD
    mba Nisa uda unnie ku kasi kipas2 spoiler di pesbuk hihi

    ReplyDelete
  6. "Karena Ji Hwan mengidap penyakit AIDS, begitulah katanya. Dan itu berarti Eri sekarang sudah tertular penyakit yang sama karena jari Eri terluka sewaktu melakukan operasi saat itu."


    maaf, bukan bermaksud mengajari, tapi nggak semudah itu tertular... emangnya dokter Erinya nggak pakai sarung tangan??? dan bagi pasien-pasien yang memang pengidap HIV/AIDS, prosedur operasinya agak sedikit rumit dan banyak aturan yang harus dipatuhi serta pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yang cukup lengkap... psien penderita pun wajib memberitahu dokter kalo dia penderita HIV?AIDS...


    duh... postingan romance kok dibuat serius sama si Putri... Sorry Mei...

    ReplyDelete
  7. aduhh bu dokter tiba :p
    gini, pas dioperasi, Ji Hwan nggak ada bilang ke dokter Eri kalau dia terkena HIV/AIDS jd pas terluka pun Eri masih santai2 aja.

    nah tangan Eri terluka entah kenapa alasannya nggak dikasitau, ni putri blg aku baru nyadar hoho. kemana sarung tangannya ya :D

    tapi yasud, fiksi ini put fikssiiii hehehe *cubit pipi bakpaonya*

    ReplyDelete