Pages

Friday, February 3, 2012

Hafalan Shalat Delisa - Tere Liye

Judul : Hafalan Shalat Delisa
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun : 2007
Tebal : 248hal
ISBN : 9793210605
Review :
Memiliki keluarga lengkap dan kehidupan yang berkecukupan adalah impian semua orang. Ummi sehari-hari menjahit dan membordir sementara Abi bekerja di tanker perusahaan minyak internasional. Hidup dengan empat anak perempuan yang soleha membuat Abi dan Ummi sangat mensyukuri hidup mereka. Kak Fatimah yang paling tua, berperan sebagai pengganti Abi dikala Abi sedang pergi bekerja. Kak Fatimah juga yang paling gemar membaca. Kak Aisyah dan Kak Zahra terlahir kembar. Walau kembar, tapi sifat mereka sangat bertolak belakang. Aisyah sangat jahil, sedangkan Zahra sangat pendiam. Si bungsu, Delisa berumur enam tahun dan berparas seperti anak keturunan, beda dengan kakak-kakaknya juga dari anak-anak Lhok Nga lainnya.

Sudah menjadi tradisi bagi Ummi untuk membelikan anak-anaknya sebuah kalung emas jika mereka bisa menuntaskan hafalan bacaan shalat masing-masing. Kak Fatimah,Kak Aisyah dan Kak Zahra sudah jauh-jauh hari menuntaskan hafalan bacaan shalat mereka, sekarang adalah giliran si bungsu Delisa untuk menyelesaikan hafalan shalatnya. Terpaut usia 6 tahun membuat Kak Aisyah suka menjahili si bungsu. Walau sering dikerjain, Delisa hanya cengar-cengir saja, membuat Kak Aisyah gemas padanya.

Disaat Aisyah seharusnya menjadi kakak yang baik kepada adiknya, Kak Aisyah malah cemburu pada adik bungsunya. Ya, cemburu itu tidak pandang bulu. Bisa merasuki siapa saja yang imannya mudah goyah. Kak Aisyah juga hanyalah seorang gadis kecil yang diberi tanggungjawab untuk menjaga adiknya. Untungnya Aisyah punya Ummi yang begitu sabar dan punya cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya.
"Ummi kan pernah bilang,Sayang... Jangan pernah lihat hadiah dari bentuknya... Lihat dari niatnya... Abi kan juga sering bilang - Kalau kamu lihat hadiah dari niatnya, Insya Allah hadiahnya terasa lebih indah... Ah iya, bukankah Ustadz Rahman juga pernah bilang : kita belajar shalat itu hadiahnya nggak sebanding dengan kalung... Hadiahnya sebanding dengan surga..." pg.33
Tak pernah terpikir bahwa hari-hari bahagia mereka akan segera digantikan dengan kesedihan yang begitu memilukan hati. 26Desember2004. Akhir tahun yang seharusnya ditutup dengan ceria, suasana natal yang seharusnya dirayakan dengan gembira, semua itu tinggal harapan, harapan kosong. Gempa dan tsunami dengan kekuatan besar menghantam Banda Aceh, Nias dan Lhok Nga. Tak ada yang tersisa. Peristiwa mengerikan yang sampai saat ini selalu menjadi bayang-bayang dalam hidup semua orang. Ribuan orang meninggal,membuat seluruh dunia menaruh perhatian. Peristiwa ini benar-benar telah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat =(

"Kau memiliki lebih banyak teman dibandingkan seluruh dunia dan seisinya,Sayang."pg.99 
Delisa masih hidup! Walau dengan kondisi yang sangat parah. Sewaktu dibawah ke rumah sakit, Delisa mendapat banyak sekali jahitan, belum lagi rambut Delisa dipotong habis, giginya hilang dua, dan yang paling parah kaki Delisa diamputasi T-T

Delisa adalah satu diantara seribu orang yang masih bisa tertawa lepas ketika tahu bahwa kakinya sudah diamputasi. Delisa adalah anak kecil yang masih gemar bermain bola walau jelas-jelas tau bahwa ia tidak akan bisa berlari dengan cepat lagi. Dan Delisa jugalah anak kecil yang masih bisa menyemangati orang lain yang tertimpa musibah walau ia sendiri sangat sedih dan kesepian.

"A-b-i... A-b-i... Kaki... Kaki Delisa dipotong,Bi!" Delisa menyeringai.
Abi mengeluh.
"Gigi... Gigi Delisa lepas dua,Bi!" Delisa membuka mulutnya, nyengir.
Abi mengeluh semakin dalam. 
"Siku... Siku Delisa dibungkus,Bi!" Delisa menunjukkan lengan kanannya.
Ya Allah, Pemandangan ini sungguh menyakitkan, teramat menusuk hatinya. Bagaimana mungkin, bungsunya yang cantik bagai putri dipenuhi barut luka, kaki terpotong... Dan yang lebih membuat hati Abi bagai diaduk-aduk, lihatlah, Delisa ringan saja menyampaikan semua berita itu. Melapor. Persis seperti dia melaporkan Kak Aisyah yang nakal sepanjang tiga bulan. Tidak berkeberatan sedikit pun dengan keputusanMu. pg.144-145

Tidak ada yang pernah tau kapan ajal akan menjemput. Bisa jadi hari ini, besok, minggu depan, atau kapan saja Dia berkehendak. Tak ada yang tahu pasti mengapa. Apakah mereka tidak cukup baik? Apakah selama ini yang mereka lakukan masih kurang di mata Yang Kuasa? Lalu seperti apa yang harus mereka lakukan untuk memuaskan hati Yang Di Atas?

Sungguh itu bukan sesuatu yang harus dicari jawabannya. Kita hanya perlu percaya dan pasrah kepadaNya. Dan segala sesuatu akan menjadi baik karenaNya. Dalam suatu adegan, orang baik cenderung lebih duluan pergi meninggalkan dunia ini. Dan orang jahat malah dibiarkan hidup dan tetap bernafas. Mengapa? Bukankah logikanya orang jahat harus duluan pergi? Itulah yang membedakan kita dengan Tuhan. Cara berpikir kita terlalu dangkal. Kita berpikir tak sepantasnya orang baik duluan meninggal daripada orang jahat. Namun tak terpikirkah kita bahwa Tuhan ingin memberi kesempatan kedua bagi si orang jahat tersebut untuk berubah? Untuk melupakan masa lalunya dan menjadi pribadi yang baru. Lalu bagaimana dengan orang-orang baik itu? Tak layakkah mereka mendapatkan kesempatan kedua?
Mereka sudah mendapatkan kepuasan dan ketenangan jiwa di rumahNya, seperti ummi Delisa, kak Fatimah, kak Aisyah, kak Zahra, dll.

"Delisa cinta Ummi karena Allah...." 
"Delisa cinta Abi karena Allah...."
Buku ini sukses membuatku banjir air mata. Sosok Delisa yang masih kecil namun sudah bersikap jauh lebih dewasa dari umurnya menyadarkanku akan banyak hal. Delisa yang polos dan ceria, Delisa yang pantang menyerah, Delisa yang menyayangi keluarganya, sungguh banyak hal yang bisa dipelajari dari Delisa. Cobalah mengenal Delisa, saya yakin Delisa bukan hanya terkenal di Lhok Nga saja, tapi dihati para pembaca juga =) 
Hafalan Shalat Delisa sudah memasuki cetakan ke XV pada Oktober,2011. See? Delisa memang terkenal!
Bahkan Hafalan Shalat Delisa sudah difilmkan dengan judul yang sama. Bisa dilihat movie trailernya dibawah ini :


Komentar para pembaca Hafalan Shalat Delisa bisa dibaca di : Hafalan Shalat Delisa (Goodreads)
Hafalan Shalat Delisa saya baca bareng teman BBI,Stefanie, bisa dilihat blognya di : http://thebookielooker.blogspot.com/

7 comments:

  1. bagus yah Mei bukunya... aku kemaren waktu terakhir kali ke Gramdeia udah megang ni buku... tapi karena mikirnya palingan ni buku biasa aja... nggak diambil...

    ReplyDelete
  2. baguss yahhh bukunya :D:D klo cocok sama ini pasti cocok sm Sunset Bersama Rosie deh ;)

    ReplyDelete
  3. @putri
    bagus put^^berarti next time ke gramed uda kudu comot buku ini yah hihi

    @stef
    lupa bilang, kmren w da beli Sunset Bersama Rossie,hehe
    mgkn bsk ato lusa baru baca :)

    ReplyDelete
  4. Ini jenis buku yg aku hindari karena bakalan banjir air mata. Baca reviewnya aja uda teary T.T

    Ada yg uda nonton filmnya?

    ReplyDelete
  5. aku udah pernah baca, cuma ini cerita Tere Liye yang pernah aku baca yang sukses bikin banjir aitr mata T_T

    ReplyDelete
  6. cups! :*
    pengen beli dvdnya, ntar deh kalo ada ke mall hoho

    ReplyDelete
  7. mba Vina@
    aku bacanya malam2, pas orang2 uda pada tidur baru nangis T-T

    ReplyDelete