Pages

Saturday, October 22, 2011

Favorite Indonesian Book 2011 #1 Hairless

 
By Ranti Hannah



Read the synopsis here : Hairless By Ranti Hannah

My Review :

Hairless adalah sebuah true story yang ditulis oleh Ranti Hannah yang menceritakan tentang perjuangannya dalam melawan penyakit kanker payudara yang dideritanya. Suatu hari,saya melihat twitter dari @GagasMedia yang memberitahukan info buku baru, salah satunya adalah Hairless. Dengan hanya membaca judulnya saja, saya bertekad ingin membeli buku ini. (kemarin itu belum tahu kalau ternyata cerita ini based on true story), tapi setelah dicomot dan dibaca sinopsis ditoko buku Gramedia, saya langsung menyadari adanya kesamaan nama pengarang dan nama karakter didalam buku tsb. Benar dugaan saya, ketika membuka plastiknya, yang pertama kali saya lihat adalah foto-foto dibelakangnya dan biografi singkat mba Ranti. Foto-foto tsb langsung menciptakan rasa penasaran pada diri saya.

Ketika mulai membaca Bab1,saya langsung menyukai cara menulis mba Ranti. Walau buku ini inti keseluruhannya menceritakan tentang kanker yang diderita mba Ranti, tapi cerita itu selalu dibumbui dengan kata-kata yang mampu membuat saya tersenyum. (sebagian besar dari lontaran-lontaran kata "Ompan" aka om Pandu :D) Dari sana, saya langsung tahu bahwa mba Ranti adalah penulis yang berbakat.

Terlepas dari cara penulisannya, saya begitu larut dalam buku ini. Mba Ranti terkena kanker ketika dia sedang hamil. Kebayang kan betapa dropnya ketika harus mendengar bahwa kita didiagnosis mengidap kanker.

"Kanker itu bukan flu atau batuk yang bisa sembuh dengan sendirinya. Kanker itu penyakit yang bisa membuatmu berpikir "lebih baik saya mati daripada harus mengalami kesakitan fisik dan mental seperti ini."

Semua planning kedepan pun berguguran seiring dengan vonis tsb. Mulai dari tidak bisa full time menyusui Rania (bayi mungilnya), hingga harus menelan bulat-bulat kenyataan bahwa dia akan menjalani proses kemoterapi which means, rambut bakal rontok (bukan cuma rambut dikepala saja tapi juga disemua daerah tubuh), akan mengalami mual-mual, badan lemah dan tidak bertenaga.

Buku ini mengajarkan saya banyak hal. Kenapa? Karena saya wanita. Karena saya suatu saat nanti akan menikah, (kalau Tuhan mengizinkan)akan diberi momongan, dan mudah-mudahan jangan sampai terjadi (terkena kanker).

Ketika membaca part dimana ia harus kehilangan mahkotanya alias rambutnya, saya langsung teringat pada adik papa yang juga mengalami kanker, kondisinya adalah kanker paru-paru. Alm.baru mengetahui ia mengidap kanker setelah kanker itu sudah mencapai stadium 3. Segala macam upaya mulai dari bolak-balik ke rumah sakit Singapore pun sudah dilakukan. Sama seperti mba Ranti, alm menjalani kemoterapi. Kanker paru-paru menyebabkan dia lumpuh, yang berarti dia harus menggunakan kursi roda dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. (beruntung suaminya mirip ompan)

Rambutnya perlahan menipis hingga botak. Januari awal tahun 2011 saya mengunjungi beliau, (untuk pertama kalinya saya melihat dia botak), anehnya saya tidak merasa dia jelek. Saya justru merasa beliau sangat cantik, begitu polos dan kelihatan rapuh. Tapi dia tetap tersenyum. Beberapa bulan setelah kunjungan saya, saya dikabari bahwa beliau sudah tenang disana. Tidak lagi merasa sakit akibat kemo. Saya sedih, tapi dibalik semua itu hikmah yang bisa saya ambil adalah dia tidak merasakan sakit lagi. Dan saya bersyukur karenanya.

Banyak hal yang bisa dipelajari dalam buku ini. Bukan hanya seputar kanker, tapi juga persahabatan dan rasa kekeluargaan yang semakin erat seiring dengan adanya vonis ini. FYI, disini juga diceritain loh proses mba Ranti melahirkan, dan beberapa pengetahuan lainnya tentang kanker payudara yang sangat bermanfaat bagi semua wanita. "Nah terus laki-laki boleh baca buku ini gak ya?". Boleh banget, dengan membaca buku ini, saya harap akan banyak Pandu Pandu lainnya yang bisa tetap kuat dan tegar serta mencintai istrinya apa adanya. Kalau istri kalian gak kuat, siapa lagi yang harus menenangkannya dan membisikkan kata "you'll be fine" dan support2 lainnya kalau bukan suami dan keluarganya? :)

Terkadang kita cenderung untuk bersikap cuek dan masa bodoh terhadap diri kita sendiri dan kondisi lingkungan disekitar. Sampai akhirnya kita didiagnosis mengidap penyakit tertentu, barulah saat itu kita panik , takut dan menyesal kenapa gak dari dulu kita peduli.

Seperti kata-kata bahwa,"Dengan membaca sebuah buku, kita mempelajari banyak hal tanpa harus benar-benar mengalaminya.".
Dengan membaca Hairless, otomatis akan membuat kita terutama para wanita untuk lebih aware lagi terhadap kondisi tubuh kita. Last but not least, you gotta buy this book, read them and treat yourself better from now on. :)

Twitter mba Ranti : @rantihannah
Twitter suaminya, Ompan (Pandu) : PanduBudhiman





Read from September 04 to 05,2011.

My Review on Goodreads : http://www.goodreads.com/review/show/205072260

No comments:

Post a Comment